
Rumor tentang "COVID-25" menyebar di media sosial, mencapai jutaan penayangan - Foto: GETTY IMAGES
Baru-baru ini beredar rumor di media sosial bahwa varian baru virus penyebab COVID-19 "sangat berbeda" dari varian sebelumnya. Banyak yang menyebutnya "COVID-25", dan mengklaim bahwa dokter telah memperingatkan gejala-gejala baru serta membagikan daftar "tanda-tanda" di media sosial.
Misalnya, seseorang yang menyebut dirinya "Dr. Tony" mengunggah video di TikTok yang mencantumkan "gejala-gejala" baru, termasuk kelelahan ekstrem, sakit tenggorokan yang tak kunjung sembuh, demam ringan, sakit kepala parah, dan gangguan pencernaan.
Video tersebut dengan cepat ditonton lebih dari 3,1 juta kali dan disukai lebih dari 114.000 kali. Meskipun klip tersebut tidak mengatakan apa-apa, keterangannya mengatakan bahwa "gejalanya tidak sama seperti sebelumnya." Orang tersebut juga mendorong penonton untuk mencari frasa "gejala COVID terbaru 2025".
Namun, menurut organisasi pemeriksa fakta Snopes, tidak ada "COVID-25" atau jenis virus baru pada musim gugur 2025, tetapi hanya ada dua varian baru Omicron yang beredar.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala-gejala di atas bukanlah hal baru tetapi semuanya ada dalam daftar manifestasi umum COVID-19 seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot, mual dan hilangnya rasa atau penciuman.
CDC menekankan bahwa gejala dapat bervariasi tingkat keparahannya, dan penyakit parah mungkin memerlukan rawat inap. Bandingkan daftar ini dengan "gejala yang baru dilaporkan", dan gejala-gejala tersebut tidaklah aneh.
Para ahli mengatakan bahwa tahun 2025 akan melihat dua sub-varian Omicron, Nimbus (NB.1.8.1) dan Stratus (XFG).
Nimbus biasanya menyebabkan "sakit tenggorokan seperti ditusuk pisau", disertai kelelahan, batuk ringan, hidung tersumbat, demam, dan nyeri otot. Varian Stratus, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih mampu menghindari sistem kekebalan tubuh, sering menyebabkan batuk kering yang terus-menerus, demam, kelelahan, terkadang disertai kesulitan bernapas, sesak dada, dan "kabut otak".
Oleh karena itu, tidak ada "COVID-25" yang ada, melainkan hanya varian baru Omicron dengan gejala yang sedikit berbeda, bukan strain virus yang benar-benar baru. Para ahli menyarankan agar masyarakat mengandalkan informasi dari sumber resmi seperti WHO atau CDC daripada memercayai unggahan viral di internet.
Sumber: https://tuoitre.vn/thuc-hu-thong-tin-covid-25-co-chung-virus-moi-voi-trieu-chung-la-20251112104522819.htm






Komentar (0)