
Festival Kuil Hung setiap tahunnya menarik jutaan pengunjung, yang berkontribusi untuk semakin memperkuat kesadaran akan akar budaya dalam kehidupan kontemporer. Foto: Ban QLDT
Warisan budaya Vietnam yang unik dari akar sejarah
Pemujaan Raja Hung di Phu Tho berkaitan erat dengan legenda berdirinya negara tersebut pada periode Van Lang, yang mengekspresikan semangat "mengenang sumber air" yang telah merasuki kehidupan masyarakat Vietnam selama ribuan tahun. Tak hanya sebagai ritual penghormatan kepada Raja Hung, warisan ini juga mengandung filosofi hidup terhadap leluhur dan solidaritas komunitas antar suku yang tinggal di Vietnam.
Pusat warisan budaya ini adalah kompleks peninggalan bersejarah di Gunung Nghia Linh, tempat Upacara Peringatan Raja Hung pada tanggal 10 bulan ke-3 kalender lunar diselenggarakan setiap tahun dalam skala nasional. Festival ini secara harmonis memadukan upacara khidmat (persembahan dupa, prosesi tandu, kurban tradisional) dan festival yang kaya akan nyanyian xoan, nyanyian rayuan, dan pertunjukan rakyat daerah tengah.
Profesor Madya Dr. Ngo Van Doanh (Institut Studi Budaya) berkomentar: “Pemujaan Raja Hung merupakan sistem nilai budaya dan sejarah yang langka, di mana sejarah berpadu dengan legenda, membentuk ruang sakral 'identitas Vietnam'.”
Antropolog Prancis Philippe Papin pernah menilai bahwa pemujaan Raja Hung “bukan sekadar adat istiadat, melainkan simbol memori kolektif, yang membantu masyarakat Vietnam mengokohkan persatuan spiritual melalui berbagai perubahan sejarah.”
Pengakuan internasional atas nilai-nilai kemanusiaan dan komunitas
Pada tanggal 6 Desember 2012, dalam pertemuan Komite Antarpemerintah Konvensi 2003 yang diselenggarakan di Paris, UNESCO secara resmi memasukkan "Pemujaan Raja Hung di Phu Tho" ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Keputusan ini disetujui dengan konsensus tinggi.
Dalam laporan penilaiannya, UNESCO menilai warisan ini sebagai warisan yang mencerminkan identitas khusus masyarakat Vietnam, memiliki vitalitas yang kuat dalam komunitas, dan telah diwariskan kepada banyak generasi tanpa terputus. Warisan ini juga sepenuhnya memenuhi kriteria keberlanjutan, kreativitas komunitas, dan adaptabilitas dalam kehidupan modern.
Dalam pidatonya tepat setelah upacara pengumuman, Duta Besar sekaligus Ketua Delegasi Vietnam untuk UNESCO saat itu, Bapak Duong Van Quang, menekankan bahwa acara tersebut merupakan sumber kebanggaan yang besar bagi masyarakat di seluruh negeri, dan menegaskan bahwa "masyarakat adalah kekuatan yang melestarikan dan mewariskan warisan budaya kepada banyak generasi".
Perwakilan UNESCO, Ibu Cécile Duvelle, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Sekretariat Konvensi 2003, menilai bahwa dokumen warisan Vietnam telah dipersiapkan dengan cermat dan meyakinkan; terutama, warisan tersebut menunjukkan "bagaimana masyarakat Vietnam memupuk semangat solidaritas melalui tradisi penghormatan leluhur".
Diakui oleh UNESCO tidak hanya merupakan pengakuan atas nilai-nilai budaya dan spiritual bangsa yang telah lama ada, tetapi juga merupakan langkah maju yang penting dalam membawa citra budaya Vietnam kepada teman-teman internasional melalui bahasa warisan.
Menyebarkan nilai-nilai warisan: dari tanah air ke masyarakat nasional dan internasional
Setelah terdaftar, Vietnam telah membangun banyak program konservasi, dengan fokus pada peran masyarakat—faktor inti yang membantu warisan budaya ini berkembang secara berkelanjutan. Festival tahunan Kuil Hung menarik jutaan pengunjung, sekaligus terus memperkuat kesadaran akan akar budaya dalam kehidupan kontemporer.
Penelitian, pengumpulan, dan restorasi ritual tradisional dilakukan secara bersamaan; nyanyian Xoan di Phu Tho—seni pertunjukan yang erat kaitannya dengan kepercayaan Raja Hung—juga telah diakui oleh UNESCO dan masuk dalam daftar warisan budaya representatif. Banyak sekolah di Phu Tho telah mengembangkan program pendidikan warisan budaya, menciptakan lingkungan yang membantu siswa memahami, mempraktikkan, dan melestarikan nilai-nilai tradisional.
Profesor Dr. Ngo Duc Thinh (mantan Direktur Institut Cerita Rakyat) pernah menegaskan: "Yang terpenting adalah masyarakat tetap memainkan peran utama. Warisan budaya ini ada bukan karena pemaksaan administratif, melainkan karena kepercayaan dan kasih sayang alami masyarakat terhadap Raja-Raja Hung."
Tak hanya di Phu Tho, pemujaan Raja Hung juga telah menyebar ke berbagai daerah di seluruh negeri melalui sistem kuil Hung King, upacara persembahan dupa, dan kegiatan peringatan. Dengan dukungan media, teknologi digital, dan pertukaran budaya internasional, warisan ini semakin diperkenalkan secara luas, menjadi simbol budaya Vietnam yang unik dalam arus budaya dunia.
Sumber: https://baovanhoa.vn/van-hoa/tin-nguong-tho-cung-hung-vuong-di-san-mang-dam-ban-sac-coi-nguon-dan-toc-viet-186134.html










Komentar (0)