![]() |
| Guru Mariia (kanan) berbicara dengan siswa Rusia kelas 12, Sekolah Menengah Atas Berbakat Thai Nguyen . |
Berbagi perasaannya saat pertama kali menginjakkan kaki di Thai Nguyen, guru Mariia Pronhina tersenyum: Saya sangat terkesan dengan hamparan perbukitan teh hijau, udara segar, dan keramahan penduduknya. Thai Nguyen modern sekaligus damai - seperti teman baik saya di Vietnam.
Selama bertahun-tahun mengajar di Sekolah Menengah Atas Berbakat Thai Nguyen, guru Mariia Pronhina tidak hanya memberikan ilmu tetapi juga mewariskan kecintaannya pada bahasa dan budaya Rusia kepada siswa-siswa Vietnam. Bagi guru Mariia Pronhina, citra Thai Nguyen yang paling berkesan adalah "ibu kota teh Tan Cuong" - tempat setiap cangkir teh mengandung cita rasa kemanusiaan. "Jika saya harus memilih simbol untuk diperkenalkan kepada teman-teman saya di Rusia, saya akan memilih perkebunan teh Tan Cuong. Seperti ladang gandum di Rusia, perkebunan ini merupakan simbol ketekunan, cinta tanah air, dan manusia yang selaras dengan alam," ungkap guru Mariia Pronhina.
Mewakili kelas khusus Rusia, Nguyen Tuan Kien berbagi kesan tak terlupakan selama perjalanannya ke perkemahan musim panas internasional Interdom di kota Ivanovo (Rusia) - sebuah perjalanan yang membuka pintu menuju pengetahuan dan persahabatan. "Bulan Mei itu, untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya melihat salju. Salju putih yang menutupi puncak bukit begitu indah hingga saya tak percaya," kenang Kien dengan mata berbinar-binar.
Di perkemahan musim panas, Kien dan teman-teman internasionalnya belajar menyanyi, menari, dan menikmati hidangan tradisional Rusia seperti pai dan blini. Ia juga berkesempatan mengunjungi gereja-gereja kuno, museum, dan berjalan-jalan di Lapangan Merah di Moskow—jantung Rusia. Kien berkata: "Hal yang paling luar biasa adalah saya memiliki lebih banyak teman Rusia. Kami berbicara bahasa Rusia bersama, tertawa bersama, dan berbagi cerita. Saya mengerti bahwa bahasa adalah pintu menuju hati manusia."
Perjalanan itu menjadi motivasi bagi Kien untuk belajar lebih giat, masuk tim nasional bahasa Rusia, dan memupuk mimpinya untuk menjadi diplomat - berkontribusi dalam memelihara dan mengembangkan persahabatan Vietnam - Rusia.
Tak hanya seorang guru yang berdedikasi, Ibu Mariia Pronhina juga selalu berusaha mendekatkan budaya Rusia kepada siswa-siswa Vietnam. Ibu Mariia Pronhina berkata, "Saya harap kalian selalu menjaga kecintaan kalian terhadap bahasa dan budaya—karena setiap bahasa adalah jembatan yang menghubungkan orang-orang. Saat belajar bahasa Rusia, kalian tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga membuka pintu untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia , dan bagi orang Rusia untuk lebih memahami Vietnam yang ramah dan bersahabat."
Obrolan diakhiri dengan tawa, alunan melodi Kachiusa yang lembut, dan jabat tangan yang hangat. Guru Mariia Pronhina yakin bahwa Thai Nguyen akan terus menjadi salah satu jembatan budaya dan intelektual antara Vietnam dan Federasi Rusia—tempat persahabatan dipupuk bukan hanya melalui bahasa, tetapi juga melalui hati.
Dari kisah-kisah sederhana ini, terlihat bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan yang menghubungkan hati, memupuk persahabatan, dan membuka perjalanan pengetahuan baru. Dan dalam perjalanan itu, Sekolah Menengah Atas untuk Anak Berbakat Thai Nguyen menjadi "titik terang" dalam menyebarkan kecintaan terhadap bahasa Rusia—berkontribusi dalam membina hubungan jangka panjang antara Vietnam dan Federasi Rusia.
Sumber: https://baothainguyen.vn/van-hoa/202511/tu-thai-nguyen-den-nuoc-nga-hanh-trinh-ket-noi-van-hoa-va-tri-thuc-4243475/







Komentar (0)