Di tengah-tengah pegunungan sunyi di Dong Van Karst Plateau Global Geopark - tempat bebatuan berlapis-lapis seperti halaman buku berusia seribu tahun, komunitas Dong Van (provinsi Tuyen Quang) berubah dengan cara yang sangat unik: menghadirkan teknologi digital ke dalam kehidupan pariwisata.
Kisahnya tidak dimulai dengan konstruksi besar tetapi dengan kode QR kecil yang ditempatkan di setiap objek wisata, setiap atap rumah singgah, dan setiap restoran yang terletak di kota tua.
Dari sana, Dong Van membuka perjalanan baru, di mana setiap pemindaian kode batang oleh wisatawan tidak hanya menjadi tonggak sejarah di peta penemuan tetapi juga aliran data langsung yang membantu dataran tinggi memasuki era pariwisata cerdas.
Pariwisata cerdas - sebuah dorongan baru
Dataran Tinggi Batu Dong Van dikenal dunia karena formasi karstnya yang berusia ratusan juta tahun, identitas budaya suku Mong, Lo Lo, Pu Peo... dan jalan batu berkelok yang mengelilingi pegunungan. Kini, selain keindahan alamnya yang murni, pengunjung juga dapat merasakan nuansa era digital dalam setiap pengalamannya.
Di sebuah jalan tua yang kecil, tempat rumah-rumah dari tanah padat berwarna kuning tua masih mempertahankan jejak-jejak perdagangan lama, Ibu Nguyen Kim Ngan, seorang turis dari Kota Ho Chi Minh, dengan gembira berbagi bahwa dia terkejut datang ke dataran tinggi tetapi mengalami metode check-in yang cerdas.
Pindai kodenya untuk mendapatkan saran tempat makan, tempat menginap, atau aktivitas yang sesuai dengan cuaca hari ini. Semuanya praktis namun tetap mempertahankan ciri khas Dong Van.
Hanya dengan satu pemindaian, pengunjung dapat merekam perjalanan mereka: Dari Kota Kuno Dong Van, Istana Keluarga Vuong, Desa Lo Lo Chai, hingga Tiang Bendera Lung Cu - tempat bendera merah dengan bintang kuning berkibar di langit perbatasan. Tak hanya praktis, sistem ini juga mendorong pengunjung untuk menjelajah lebih dalam dan lebih luas, agar tak melewatkan sudut-sudut indah tanah berbatu tersebut.

Bapak Pham Duc Nam, Ketua Komite Rakyat Komune Dong Van, mengatakan bahwa digitalisasi pariwisata tidak hanya memperbarui pengalaman tetapi yang lebih penting lagi menciptakan sumber data yang berharga.
Dari data tersebut, lokasi tersebut mengetahui di mana pengunjung paling lama tinggal, kelompok layanan mana yang dipilih, atau di mana investasi lebih lanjut dibutuhkan. Hal ini menjadi dasar untuk membangun strategi pariwisata berkelanjutan, sejalan dengan semangat konservasi dan pengembangan Geopark Global.
Menurut Bapak Pham Duc Nam, Dong Van sedang bergerak menuju model pariwisata berbasis data, di mana wisatawan, fasilitas layanan, dan destinasi terhubung ke dalam "ekosistem terbuka".
Setiap operasi check-in merupakan unit informasi yang membantu daerah-daerah mengoordinasikan layanan yang wajar, mengurangi beban di tempat-tempat yang ramai, dan melindungi lanskap warisan.
Komunitas bergandengan tangan
Jika pemerintah adalah unit pemandu, orang-orang yang secara langsung menerapkan sistem adalah orang-orang yang "menghidupkan" teknologi agar ramah dan mudah digunakan.
Bapak Ma Hoang Son, Wakil Ketua Asosiasi Pariwisata Komune Dong Van, yang secara langsung merancang dan mengoperasikan model ini, menyampaikan: "Tujuan terbesarnya bukanlah menciptakan sistem yang rumit, melainkan meminimalkan hambatan teknologi bagi wisatawan. Kami ingin siapa pun yang datang ke Dong Van dapat memulai perjalanan mereka hanya dengan satu sentuhan. Tidak perlu menginstal aplikasi, tidak perlu operasi yang rumit, cukup pindai kode dan sistem akan secara otomatis merekam langkah kaki, menyarankan destinasi, dan menciptakan pengalaman yang lancar."
Menurut Bapak Ma Hoang Son, sistem penilaian ini dirancang sebagai permainan kecil yang cukup menarik bagi wisatawan untuk mengeksplorasi lebih jauh. Bagi yang suka permainan mudah, pilih 5 poin, sementara yang suka tantangan, pilih 20 atau 30 poin.

Mengubah perjalanan menjadi sebuah permainan membuat perjalanan terasa seperti “perburuan harta karun”, di mana setiap titik check-in menciptakan motivasi eksplorasi baru.
Dari perspektif komunitas, model ini memberikan manfaat yang jelas. Ketika wisatawan menggunakan layanan akomodasi-makanan-pengalaman anggota, mereka mengumpulkan poin lebih cepat, sehingga memberi bisnis lokal lebih banyak peluang untuk meningkatkan pendapatan.
"Teknologi tidak menggantikan manusia. Teknologi membantu kita memahami wisatawan dengan lebih baik, melayani mereka dengan lebih baik, dan menghubungkan fasilitas layanan dengan lebih erat," tegas Bapak Ma Hoang Son.
Elemen terpenting dari sistem ini adalah data waktu nyata, yang memungkinkan Asosiasi Pariwisata dan pemerintah daerah memahami lalu lintas pengunjung per jam dan harian, memantau tren konsumsi, dan mengidentifikasi titik-titik yang berisiko kelebihan muatan.
Inilah landasan bagi Dong Van untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan, melestarikan bentang alam bebatuan yang unik, dan memastikan pengunjung memperoleh pengalaman yang nyaman, sejalan dengan filosofi Geopark Global Dataran Tinggi Karst Dong Van.
Membuka jalan
Di Dong Van, keindahan formasi karst berusia ratusan juta tahun masih menjadi jiwa perjalanan. Namun, dengan diperkenalkannya teknologi, pengunjung memiliki kesempatan untuk menyentuh warisan budaya dengan cara yang lebih mendalam – tanpa harus berdesak-desakan dengan orang banyak, tanpa mengikuti jalur yang sudah umum, melainkan mengikuti saran yang sesuai dengan minat masing-masing.

Sistem digital membantu mendistribusikan jumlah wisatawan, menghindari kepadatan di satu tempat. Wisatawan diarahkan ke tempat-tempat dengan kapasitas yang lebih memadai seperti Lembah Sang Tung, Desa Lo Lo Chai, atau jalan-jalan bunga di sekitar kota. Hal ini khususnya penting dalam konteks peringatan UNESCO tentang tekanan pariwisata terhadap warisan batu.
Di bawah cahaya senja kota tua, para turis terakhir hari itu masih dengan antusias mampir ke papan QR kecil. Hanya dengan pemindaian ringan, perjalanan mereka terselamatkan dan sebagian kisah Dong Van pun berlanjut.
Ibu Nguyen Kim Ngan menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, ia dan keluarganya akan kembali. Karena tempat ini memiliki nilai-nilai kuno sekaligus rasa dihargai dengan kemudahan teknologi.
Bapak Pham Duc Nam menegaskan bahwa komune ini ingin membangun Dong Van era baru—dinamis, modern, namun tetap mempertahankan identitasnya. Teknologi hanyalah alat. Yang terpenting tetaplah masyarakat, budaya, dan warisan negeri ini.
Dan di tengah medan berbatu kelabu, Dong Van masih tanpa lelah membuka jalan baru, jalan yang tidak hanya membawa pengunjung ke pemandangan megah tetapi juga membawa mereka kembali ke kedalaman budaya tanah di ujung Utara Tanah Air.
Tiap langkah di dataran tinggi berbatu itu ibarat menyentuh lapisan sedimen berusia seribu tahun, tempat suara seruling Mong bersiul tertiup angin, tempat rok Lo Lo berkilau diterpa sinar mentari pagi, tempat rumah-rumah dari tanah padat yang bersarang di lereng berbatu itu menceritakan kisah ketahanan dan keinginan hidup masyarakat di daerah perbatasan.
Dalam perjalanan itu, teknologi menjadi "teman senyap", yang membuat perjalanan menjadi lebih lengkap, sedangkan nilai sesungguhnya tetap terletak pada keindahan murni tanah berbatu yang suci di titik paling utara Tanah Air./.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/tuyen-quang-vung-dat-cao-nguyen-buoc-vao-ky-nguyen-du-lich-thong-minh-post1081501.vnp










Komentar (0)