Seluruh tim U-22 Malaysia telah memasuki hari ke-7 latihan untuk persiapan SEA Games ke-33. Namun, proses persiapan pelatih Nafuzi Zain dan timnya menghadapi tantangan besar karena kejuaraan nasional Malaysia masih berlangsung, sehingga sulit untuk menghadirkan kekuatan optimal.

U22 Malaysia hadapi kesulitan dari segi personel jelang laga melawan U22 Vietnam (Foto: FAM).
Pelatih Nafuzi mengonfirmasi sejumlah pemain penting tidak bisa diturunkan pada laga pembuka melawan Laos U22, terutama dari klub Sabah, Penang, dan Terengganu.
Sementara itu, sekelompok pemain Selangor baru saja dipanggil kembali ke klub untuk terbang ke Filipina guna mempersiapkan pertandingan Piala Asia Tenggara C1 melawan DH Cebu pada 3 Desember. Klub Selangor juga belum yakin apakah mereka akan melepas pemain mereka ke U22 Malaysia untuk berlaga di SEA Games ke-33 setelah pertandingan ini.
Menurut pers Malaysia, pelatih Nafuzi harus "meminta bantuan" ketika skuad U22 Malaysia saat ini sebagian besar terdiri dari pemain yang bermain di tim muda, tanpa banyak pengalaman internasional.
Pelatih U-22 Malaysia menyampaikan: "Hingga saat ini, kami belum menerima persetujuan untuk melepas pemain dari klub Sabah, Penang, dan Terengganu. Sementara itu, kami juga menunggu perkembangan terkini di Selangor."
Sebelumnya, dua pemain, Aliff Izwan dan Muhammad Abu Khalil, masih berada di Selangor. Pagi ini (2 Desember), klub memanggil kembali dua pemain untuk berpartisipasi di Piala C1 Asia Tenggara. Dengan demikian, total 7 pemain dari seluruh tim tidak hadir dalam sesi latihan hari ini.

Pelatih Nafuzi menghadapi kesulitan karena klub menolak melepas pemain saat kejuaraan nasional Malaysia berlangsung (Foto: FAM).
Pelatih Nafuzi juga mengatakan, dirinya akan memantau skuad Selangor usai pertandingan di Piala Asia Tenggara 1, untuk melihat berapa banyak pemain yang akan dilepas untuk berlaga di SEA Games ke-33.
U22 Malaysia akan membuka SEA Games ke-33 dengan pertandingan melawan U23 Laos pada 6 Desember, sebelum menghadapi U23 Vietnam 4 hari kemudian.
Sebelum turnamen, U-22 Malaysia menghadapi berbagai kesulitan. Mereka hampir ditinggalkan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Hal ini disebabkan karena FAM sedang sibuk mengajukan banding ke FIFA dan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) sehingga mereka tidak dapat memperhatikan U-22 Malaysia.
Oleh karena itu, tim asuhan Pelatih Nafuzi tidak menjalani pertandingan persahabatan sebelum SEA Games. Tak hanya itu, mereka juga berkumpul terlambat dan kondisi latihan yang kurang baik. Seluruh tim baru berkumpul pada 25 November dan dijadwalkan berangkat ke Thailand pada 5 Desember. Belum lagi situasi banjir di Thailand yang memaksa tim U-22 Malaysia untuk terus-menerus mengubah rencana.
Dalam situasi tersebut, pakar sepak bola Malaysia, Richard Scully, menegaskan bahwa U-22 Malaysia tidak seharusnya menyalahkan klub-klub di kejuaraan nasional karena tidak melepas pemain mereka. Ia menekankan: "SEA Games bukanlah turnamen di bawah sistem kompetisi FIFA. Oleh karena itu, klub-klub tidak memiliki kewajiban untuk melepas pemain mereka."
Tak hanya U22 Malaysia, tim-tim lain di kawasan ini juga menghadapi situasi serupa. Beberapa tim bisa merekrut pemain-pemain bagus karena mereka bisa bernegosiasi dengan klub-klub yang ada.

Sumber: https://dantri.com.vn/the-thao/u22-malaysia-keu-cuu-truoc-khi-gap-u22-viet-nam-o-sea-games-20251202115033955.htm







Komentar (0)