Sebuah terobosan dalam ilmu material dapat segera membuat komputer dan telepon yang kita gunakan menjadi usang.
Para peneliti di Universitas Northeastern (AS) telah menemukan cara untuk menggunakan cahaya guna mengendalikan jenis material kuantum, membuka jalan bagi prosesor hingga 1.000 kali lebih cepat daripada teknologi silikon saat ini.
Selama beberapa dekade, kecepatan perangkat elektronik telah ditentukan oleh transistor yang terbuat dari silikon. Namun, seiring teknologi ini mendekati batas fisiknya, para ilmuwan mencari paradigma baru. Dan mereka mungkin telah menemukan jawabannya dalam material yang disebut "1T-TaS₂".

Material kuantum 1T-TaS₂ dapat memungkinkan kecepatan perangkat hingga 1.000 kali lebih cepat.
Material ini memiliki kemampuan unik untuk beralih antara kondisi konduktif dan isolasi. Namun, sebelumnya material ini hanya dapat digunakan pada suhu yang sangat dingin, sehingga mustahil untuk diaplikasikan secara praktis.
Kini, tim telah berhasil "mengunci" kondisi bermanfaat ini pada suhu yang jauh lebih hangat (-63°C) dan mempertahankannya secara stabil selama berbulan-bulan, yang dianggap sebagai langkah maju yang besar.
"Prosesor saat ini beroperasi pada frekuensi gigahertz (GHz)," ujar asisten profesor Alberto de la Torre, penulis utama studi tersebut. "Laju perubahan yang dihasilkan metode ini akan memungkinkan Anda mencapai frekuensi terahertz (THz)" (1 THz = 1.000 GHz).
Rahasia mereka terletak pada penggunaan cahaya untuk mengendalikannya. "Tidak ada yang lebih cepat dari cahaya, dan kami menggunakan cahaya untuk mengendalikan sifat-sifat material pada kecepatan tercepat yang dimungkinkan secara fisik," jelas Profesor Gregory Fiete.

Asisten Profesor Alberto de La Torre bereksperimen dengan bahan kuantum di Universitas Northeastern - AS.
Pada dasarnya, mereka mengubah material menjadi sakelar supersensitif yang diaktifkan oleh cahaya, yang tidak hanya lebih cepat tetapi juga jauh lebih sederhana daripada struktur transistor rumit masa kini.
“Kami menghilangkan salah satu tantangan teknis dengan menggabungkan semuanya dalam satu material,” kata Bapak Fiete.
Penemuan ini dianggap sebagai "paradigma baru" bagi industri komputasi, bersama dengan komputasi kuantum.
Daripada mencoba menjejalkan lebih banyak transistor ke dalam chip yang semakin sempit, para insinyur sekarang dapat bertujuan membangun perangkat dari bahan yang lebih cerdas, lebih kuat, dan lebih efisien.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/vat-lieu-luong-tu-moi-thuc-day-may-tinh-va-dien-thoai-nhanh-hon-1000-lan-post2149044059.html










Komentar (0)