Kementerian Pendidikan dan Pelatihan baru saja mengirimkan dokumen kepada sejumlah Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk meminta masukan atas rancangan Surat Edaran yang mengubah dan melengkapi Surat Edaran 29/2024 yang mengatur kegiatan belajar mengajar tambahan. Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, isi Surat Edaran 29 yang diubah dan dilengkapi tersebut bertujuan untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan praktis dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar tambahan.
Penjelasan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan adalah bahwa menurut Surat Edaran 29, terdapat tiga mata pelajaran yang diperbolehkan untuk diajarkan dan dipelajari secara tambahan di sekolah tanpa memungut biaya pendidikan dari siswa dan hanya diperuntukkan bagi siswa yang mendaftar kelas tambahan per mata pelajaran, yaitu: Siswa yang hasil belajarnya pada mata pelajaran terakhir semester yang berdekatan tidak mencapai standar; siswa yang dipilih oleh sekolah untuk membina siswa berprestasi; siswa tingkat akhir yang mendaftar secara sukarela untuk ujian ujian masuk dan ujian kelulusan sesuai dengan rencana pendidikan sekolah. Dengan durasi yang ditentukan, setiap mata pelajaran diperbolehkan untuk diajarkan kelas tambahan tidak lebih dari 2 jam pelajaran/minggu.
Namun dalam pelaksanaannya, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan berencana melakukan penyesuaian dan amandemen terhadap ketentuan tersebut di atas, dengan tujuan: Memberikan keleluasaan yang lebih besar dalam hal lamanya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah, dengan memberikan kewenangan kepada Direktur Jenderal Pendidikan dan Pelatihan untuk mengambil keputusan atas permintaan Kepala Sekolah.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, amandemen dan penambahan regulasi tentang pengajaran dan pembelajaran tambahan dalam Surat Edaran 29 membantu siswa menghilangkan kecenderungan untuk terlalu menekankan mata pelajaran tertentu, dengan tujuan untuk menghilangkan penyakit prestasi dalam pendidikan.
Secara khusus, kepala sekolah, berdasarkan kondisi praktis sekolah (dalam hal fasilitas, staf pengajar, waktu untuk mengatur sesi kedua pengajaran sesuai dengan rencana pendidikan sekolah, anggaran yang dialokasikan...) untuk mempertimbangkan perlunya dan kesesuaian untuk menambah lebih banyak waktu mengajar dan belajar bagi beberapa siswa sekolah untuk mengusulkan kepada Direktur Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk mempertimbangkan dan memutuskan demi kepentingan siswa. Amandemen dan suplemen ini masih memastikan prinsip inti dari Surat Edaran No. 29 tentang pengelolaan pengajaran dan pembelajaran tambahan di sekolah: tidak memungut biaya dari siswa, tidak meningkatkan tekanan belajar, tidak membatasi hak siswa untuk belajar; meningkatkan dan memperbaiki kualitas jam sekolah reguler, mendedikasikan waktu dan ruang bagi siswa untuk mengalami, berlatih, dan berlatih melalui kegiatan pendidikan sesuai dengan kebutuhan individu mereka untuk pengembangan yang komprehensif.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan juga menyatakan bahwa peraturan yang diusulkan akan dilengkapi dan diamandemen untuk memberikan peraturan yang lebih ketat terkait pelaporan guru yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, peraturan tentang pembaruan berkala pada portal informasi elektronik atau pemasangan pengumuman di lokasi fasilitas kegiatan ekstrakurikuler saat mempublikasikan informasi tentang kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah akan ditambahkan untuk meningkatkan efektivitas supervisi tepat waktu oleh masyarakat.
Guru yang mengajar di sekolah saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah wajib melapor secara berkala. Oleh karena itu, guru wajib melapor sebelum memulai dan memperbarui laporan jika ada perubahan pada salah satu isi laporan. Peraturan ini bertujuan untuk memperkuat tanggung jawab manajemen kepala sekolah.
Kota Ho Chi Minh: Diharapkan banyak peraturan baru tentang pengajaran dan pembelajaran tambahan setelah penggabunganSecara khusus, draf surat edaran ini mengubah dan melengkapi tanggung jawab Komite Rakyat di tingkat kecamatan (mengalihkan tanggung jawab Komite Rakyat di tingkat kabupaten/kota kepada Komite Rakyat di tingkat kecamatan) dan di tingkat provinsi agar konsisten dengan pelaksanaan pemerintahan daerah dua tingkat. Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, perubahan dan penambahan surat edaran ini bertujuan untuk kepentingan siswa, sesuai dengan Undang-Undang Guru No. 73/2025 yang secara tegas melarang guru untuk "Memaksa siswa mengikuti jam pelajaran tambahan dalam bentuk apa pun", dan menjaga citra serta martabat guru sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pendidikan 2019 tentang Perbuatan Terlarang di Lembaga Pendidikan.
Perubahan dan penambahan Surat Edaran No. 29 turut berperan dalam menjamin kepentingan yang sah dan adil di kalangan guru yang mengajar berbagai mata pelajaran di sekolah; membantu siswa menghilangkan kecenderungan memberi penekanan pada mata pelajaran tertentu, dengan tujuan menghilangkan penyakit prestasi dalam pendidikan.
Sumber: https://nld.com.vn/bo-gd-dt-sua-doi-bo-sung-quy-dinh-day-them-hoc-them-de-loai-bo-benh-thanh-tich-196251209081628607.htm










Komentar (0)