Keputusan ini diambil setelah Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang menyetujui usulan kota tersebut pada 3 Oktober. Pajak baru ini diperkirakan akan berlaku tahun depan, menandai kenaikan pertama sejak pajak tersebut diberlakukan pada tahun 2018.

Dengan peraturan baru ini, Kyoto memperkirakan pendapatan dari pajak akomodasi akan meningkat dari 5,2 miliar yen (hampir 800 miliar VND) menjadi 12,6 miliar yen (lebih dari 1,9 triliun VND). Pejabat kota mengatakan pendapatan ini akan digunakan untuk "meningkatkan daya tarik" dan mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
Saat ini, pengunjung Kyoto hanya perlu membayar pajak maksimum 1.000 yen (sekitar 150.000 VND) per malam.
Pajak baru dihitung berdasarkan tarif kamar per malam, yang diterapkan secara bertahap.

Kenaikan pajak ini terjadi seiring dengan maraknya pariwisata Jepang pascapandemi. Tahun lalu, negara ini menyambut rekor 36,9 juta wisatawan mancanegara, naik 15,6% dari tahun 2019. Lonjakan wisatawan ini membawa manfaat ekonomi , tetapi juga menimbulkan masalah, terutama overtourism.
Di Gunung Fuji, "kemacetan lalu lintas" di lereng telah menimbulkan kekhawatiran tentang polusi dan keselamatan. Banyak pemerintah daerah terpaksa merencanakan penguatan infrastruktur dan perluasan transportasi umum untuk memenuhi permintaan.
Para ahli mengatakan pajak Kyoto tidak dimaksudkan untuk menghalangi wisatawan. Sebaliknya, pajak ini merupakan cara untuk memastikan bahwa wisatawan "menanggung biaya langkah-langkah untuk mengatasi overtourism".
"Setelah bertahun-tahun mencatat rekor permintaan, destinasi wisata kini berupaya mengurangi tekanan pada infrastruktur dan komunitas lokal," ujar Nicholas Smith, Direktur Digital Liburan di perusahaan perjalanan daring Thomas Cook.
Pajak-pajak ini, katanya, dirancang untuk diinvestasikan kembali pada hal-hal yang membuat kota menarik, seperti pelestarian budaya, transportasi umum, sanitasi, dan pengelolaan pengunjung yang lebih baik.
Bapak Smith yakin sistem pajak berjenjang Kyoto akan "berdampak negatif yang dapat diabaikan jika dipadukan dengan penciptaan nilai". "Wisatawan yang memilih akomodasi mewah seringkali tertarik pada kualitas dan keunikan. Ketika mereka melihat bahwa kontribusi mereka mendukung keberlanjutan lokal dan meningkatkan destinasi, hal itu justru meningkatkan, bukan mengurangi, pengalaman mereka," tambahnya.
Sumber: https://baohatinh.vn/ap-thue-luu-tru-dat-nhat-lich-su-o-co-do-kyoto-post297090.html
Komentar (0)