Dave Calhoun meninggalkan jabatannya sebagai CEO Boeing karena pembuat pesawat itu masih terguncang akibat krisis keselamatan 737 Max.
Boeing mengumumkan serangkaian perubahan personel senior pada 25 Maret. Oleh karena itu, CEO Dave Calhoun akan mengundurkan diri pada akhir tahun ini.
Calhoun berada di bawah tekanan akibat kegagalan Boeing baru-baru ini. Pada 5 Januari, sebuah pesawat 737 MAX 9 milik Alaska Airlines melakukan pendaratan darurat setelah segel pintunya terlepas di ketinggian 16.000 kaki. Tiga hari kemudian, United Airlines menemukan sekrup yang longgar pada beberapa pesawat 737 MAX 9 selama inspeksi awal.
Insiden ini telah membuat Boeing menjadi sasaran regulator AS dan membuat maskapai penerbangan berang. Pekan lalu, sekelompok CEO maskapai penerbangan AS bertemu dengan dewan direksi Boeing untuk menyampaikan kekhawatiran mereka tentang insiden Alaska Airlines.
CEO Boeing Dave Calhoun di Washington pada Januari 2023. Foto: Reuters
Ketua Boeing, Larry Kellner, juga akan meninggalkan dewan direksi. Mantan CEO Qualcomm, Steve Mollenkopf, telah ditunjuk untuk menggantikannya.
Stan Deal, CEO Boeing Commercial Airplanes, juga mengundurkan diri. Stephanie Pope, COO Boeing sejak Januari, akan mengambil alih posisi tersebut.
Boeing kini terpaksa membatasi produksi sambil berupaya memperbaiki masalah kualitas, yang akan menghabiskan biaya lebih besar dari perkiraan. Direktur Keuangan Boeing, Brian West, mengatakan dalam konferensi Bank of America pada 20 Maret bahwa Boeing berpotensi kehilangan $4 miliar hingga $4,5 miliar dalam bentuk tunai pada kuartal pertama. Saham Boeing telah turun hampir 25% sejak awal tahun.
Masalah Boeing telah menyebabkan lonjakan pesanan untuk Airbus, pesaing utamanya. Pekan lalu, perusahaan menerima pesanan 65 pesawat dari dua pelanggan tetap Boeing di Asia, Japan Airlines (JAL) dan Korean Air.
Ha Thu (menurut Reuters, CNN)
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)