Menurut Oddity Central, merek mewah Prancis ST Dupont menciptakan pemantik cerutu Louis XIII Fleur de Parme atas permintaan khusus dari Bapak Steven Hung, seorang miliarder di Daerah Administratif Khusus Hong Kong (Tiongkok). Miliarder tersebut sangat antusias dengan sejarah Prancis. Persyaratan ketat sang miliarder membuat merek ST Dupont menyadari bahwa proyek ini hanya dapat dikerjakan oleh seorang desainer yang memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya dan sejarah Prancis.
Itulah sebabnya merek tersebut memilih Putri Tania de Bourbon Parme, keturunan langsung Raja Louis XIII dan seorang desainer ternama, untuk menyelesaikan mahakarya tersebut. Oleh karena itu, Putri Parme menghabiskan 6 bulan bekerja sama dengan tim yang terdiri dari 80 pengrajin untuk menciptakan sebuah karya seni yang layak menyandang gelar "pemantik cerutu termahal di dunia ".
Foto: Oddity Central
Terinspirasi oleh gaya Barok pada masa pemerintahan Raja Louis XIII, pemantik Louis XIII Fleur de Parme dirancang sebagai mahkota emas kerajaan yang diletakkan di atas alas dekoratif. Pemantik "unik" ini terbuat dari 400 gram emas murni, dan dihiasi dengan 152 batu safir dengan berat total 41 karat.
Diluncurkan pada tahun 2013, Louis XIII Fleur de Parme diakui oleh Guinness Book of Records sebagai pemantik cerutu termahal di dunia dengan harga $500.000. Hingga kini, lebih dari 10 tahun kemudian, pemantik cerutu ini masih memegang gelar bergengsi tersebut.
Untuk memuaskan hobi koleksi mewah orang kaya, ST Dupont juga menciptakan setidaknya 31 replika Louis XIII Fleur de Parme yang lebih kecil, dan menjualnya seharga $15.900 masing-masing.
Merek ST Dupont juga memiliki mahakarya lain, yaitu pemantik rokok termahal di dunia, Ligne 2 Champagne. Pemantik ini menarik perhatian media pada tahun 2009 karena harganya yang mengejutkan, lebih dari 79.000 dolar AS. Ligne 2 Champagne terbuat dari emas putih 18 karat dan dihiasi 468 berlian.
[iklan_2]
Sumber: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/chiec-bat-lua-co-gia-dat-hon-ca-sieu-xe-ferrari-172240814201257848.htm
Komentar (0)