Meskipun sebagian besar telah dicetak ulang berkali-kali, isi yang tersampaikan di setiap halaman karya para penulis dan tokoh sejarah tetap berharga hingga saat ini. Dan saya beruntung memiliki salah satu dari 25 buku dalam seri khusus ini. Buku itu adalah memoar "Jalan Mengikuti Paman Ho" karya Kamerad Hoang Quoc Viet, yang juga dikenal sebagai Ha Ba Cang (1905-1992). Beliau adalah seorang pendahulu revolusioner Partai, putra bangsa Vietnam yang luar biasa, dan salah satu murid berprestasi Presiden Ho Chi Minh .
Sampul memoar "Mengikuti Jejak Paman Ho" karya kawan Hoang Quoc Viet. Foto: TUAN TU |
Kamerad Hoang Quoc Viet bergabung dengan revolusi pada tahun 1925, mantan anggota Komite Sentral Partai Komunis Indochina, mantan anggota Politbiro Partai Buruh Vietnam (sekarang Partai Komunis Vietnam ), seorang aktivis revolusioner yang teguh dan berani. Memoar "Jalan Mengikuti Paman Ho" disunting dan diterbitkan oleh Penerbit Tentara Rakyat, setebal 600 halaman, dicetak di atas kertas berukuran 14 x 22,5 cm, terbagi menjadi 2 bagian utama dengan judul "Jalan Panas" dan "Jalan Mengikuti Paman Ho".
Dengan gaya bercerita yang sederhana dan jujur, Kamerad Hoang Quoc Viet menuturkan kembali kegiatan-kegiatan revolusionernya yang berhubungan dengan Paman Ho, sejak hari-hari pertama bergabung dengan revolusi, memelihara perasaan dan keyakinannya kepada pemimpin Nguyen Ai Quoc - Ho Chi Minh hingga saat-saat ia bertemu dan bekerja langsung dengannya di Bach Sac (Tiongkok) serta saat ia kembali ke pangkalan Viet Bac atau ATK Tan Trao...
Paman Ho mengunjungi keluarga kawan Hoang Quoc Viet ketika putrinya baru berusia satu bulan dan menamainya Ha Chi Nhan, di Thai Nguyen , Februari 1949. Arsip foto |
Setiap halaman buku ini membawa pembaca kembali ke hari-hari bersejarah hampir satu abad yang lalu, ketika keyakinan dan cita-cita yang diterangi oleh perjalanan mengikuti Paman Ho menjadi api keyakinan yang membawa kaum komunis dengan kokoh di jalan revolusioner.
Pembaca tak kuasa menahan diri untuk tak tersentuh ketika membayangkan sosok pekerja Hoang Quoc Viet yang "pulang ke rumah kosnya di malam hari, terbaring di antara para pekerja dengan pakaian compang-camping, tak bisa tidur", mengenang pemberontakan tukang kayu yang membuat para bos ketakutan dan merindukan seseorang untuk diajak bicara. Atau perjalanan ke Selatan untuk melaksanakan instruksi Paman Ho, lalu bertempur sengit dengan rakyat Saigon di masa-masa awal perlawanan Selatan.
Menampilkan seri buku pada hari peluncuran di Rumah Penerbitan Tentara Rakyat. Foto: TUAN TU |
Secara khusus, sebagian besar buku ini mengisahkan tahun-tahun perjuangan berdampingan dengannya dalam perang perlawanan melawan penjajah Prancis, dengan banyak kenangan indah dan sedih. Tak hanya mengisahkan peristiwa sejarah, penulis juga mencurahkan banyak halaman untuk merekam kesan mendalam tentang gaya hidup, ideologi, dan kepedulian Presiden Ho Chi Minh terhadap rekan-rekan dan kompatriotnya. Melalui itu, citra Paman Ho tampak sederhana, dekat, namun bersinar dengan kecerdasan dan kewibawaan seorang pemimpin yang luar biasa.
"Kita telah banyak menulis tentang Paman Ho, tetapi masih merasa ada kekurangan. Kekurangan itu karena karier Paman Ho sangat hebat, sementara kita belum sepenuhnya merefleksikannya. Kekurangan itu karena ideologi Paman Ho hebat, tetapi level kita masih rendah, kita belum sepenuhnya menganalisisnya. Namun, saya pikir kita tidak hanya berbicara tentang Paman Ho, tetapi yang penting adalah apa yang telah kita lakukan sesuai dengan ajaran Paman Ho. Kemenangan perang perlawanan melawan AS untuk menyelamatkan negara merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan bahwa kita telah menerapkan ajaran Paman Ho dengan sangat baik: "Tidak ada yang lebih berharga daripada kemerdekaan dan kebebasan". Ketika seluruh negeri mulai membangun sosialisme, kita melewati banyak cobaan, penjelajahan, kegagalan, dan keberhasilan yang saling terkait, semuanya bertujuan untuk mencapai tujuan bangsa yang kaya dan negara yang kuat," tegas Kamerad Hoang Quoc Viet...
"Jalan Mengikuti Paman Ho" bukan hanya kisah pribadi Kamerad Hoang Quoc Viet, tetapi juga sebuah reka ulang yang gamblang dari sebuah periode sejarah negara, sebuah generasi yang mengikuti jejak Ho Chi Minh. Di halaman-halaman terakhir buku ini, ketika membaca kutipan: "Saya ingin berhenti di sini dengan memoar saya tentang Paman Ho. Nanti, jika saya berkesempatan, saya akan melanjutkan menulis tentang kenangan saya tentang Paman Ho selama masa-masa membangun sosialisme dan berjuang melawan AS untuk menyelamatkan negara", pembaca masih merasakan "kerinduan" dan diam-diam berharap Paman Ho ada di sana pada hari kemenangan besar itu!
NGUYEN THI QUYNH, Sekolah Perwira Angkatan Darat 1
Sumber: https://www.qdnd.vn/van-hoa/sach/con-duong-theo-bac-ngon-lua-niem-tin-846779
Komentar (0)