Perdana Menteri India Narendra Modi kemungkinan akan memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut pada tahun pemilihan 2024, berkat dua strategi utama yang menarik dukungan dari sejumlah besar pemilih: pembangunan ekonomi dan pemuliaan agama Hindu.
Perdana Menteri India Narendra Modi saat unjuk rasa di Rampath, Ayodhya, Uttar Pradesh, pada 30 Desember 2023. (Sumber: Hindustan Times) |
Tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun yang krusial bagi India. Pemilu nasional mendatang pada bulan April-Mei akan menjadi fokus perhatian karena hasilnya akan berdampak kuat pada kebijakan nasional. Di saat yang sama, 2024 bisa menjadi tahun ketiga berturut-turut India menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia .
Menurut The Guardian , dalam iklim politik saat ini, para ahli sepakat bahwa Perdana Menteri Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) akan memenangkan pemilihan umum mendatang.
Secara spesifik, hasil pemilu negara bagian pada 3 Desember 2023 memberikan keuntungan besar bagi Perdana Menteri Modi ketika Partai BJP yang dipimpinnya memenangkan tiga pemilu di negara bagian utama pada bulan Desember (Chhattisgarh, Madhya Pradesh, dan Rajasthan). Sementara itu, partai oposisi Kongres Nasional India (INC, juga dikenal sebagai Partai Kongres) hanya memenangkan satu pemilu di negara bagian selatan Telangana.
Setelah kemenangan ini, Bapak Modi dengan yakin meramalkan bahwa “tiga kemenangan berturut-turut dalam pemilihan negara bagian telah memastikan (kemenangannya) dalam pemilihan nasional 2024.”
Ekonomi terkemuka
Pada KTT Global Gujarat Vibrant ke-10 baru-baru ini, Perdana Menteri Modi dengan bangga menyampaikan bahwa “Di saat dunia menghadapi banyak ketidakpastian, India muncul sebagai secercah harapan baru”.
Faktanya, meskipun pertumbuhan global diperkirakan melambat dari 2,6% menjadi 2,4% pada tahun 2024, perekonomian India tampak sedang berkembang pesat di bawah Perdana Menteri Modi, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,6% pada kuartal ketiga tahun 2023, yang merupakan pertumbuhan tertinggi di antara semua negara maju di dunia.
Menurut Financial Times , Perdana Menteri Modi akan memanfaatkan pencapaian ekonomi selama 10 tahun kekuasaannya untuk menegaskan posisi dan prestisenya dalam pemilihan mendatang.
Menengok ke belakang, pada tahun 2013, perusahaan keuangan dan investasi internasional Morgan Stanley mengidentifikasi India sebagai salah satu dari "Lima Negara Rapuh", yang meliputi Brasil, India, Indonesia, Afrika Selatan, dan Turki. Negara-negara ini termasuk dalam kelompok negara ekonomi berkembang yang rentan karena sangat bergantung pada investasi asing untuk mendorong perekonomian mereka.
Namun, sepuluh tahun kemudian, India telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Menurut Ernst & Young, India akan mencapai nilai ekonomi $26 triliun pada tahun 2047. Di saat yang sama, negara ini juga merupakan tujuan penting dalam strategi "China Plus One" bagi perusahaan yang ingin mengurangi ketergantungan mereka pada pasar Tiongkok dan memperluas operasi mereka ke negara lain.
Pencapaian ekonomi yang mengesankan ini merupakan batu loncatan yang kuat bagi Perdana Menteri Modi, yang berpotensi membantunya menjadi anggota non-Kongres pertama yang memegang jabatan Perdana Menteri selama tiga periode berturut-turut.
Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri upacara peresmian kuil Ram di Ayodhya pada 22 Januari. (Sumber: BT) |
Menghormati agama Hindu
Selain ekonomi, sebagian besar jajak pendapat menunjukkan bahwa partai BJP Perdana Menteri Modi kemungkinan akan memenangkan pemilu mendatang berkat dukungan kuat dari pemilih Hindu, yang merupakan sekitar 80% dari populasi India.
BJP telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengagungkan agama Hindu dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja elektoralnya. Salah satunya adalah penerapan gerakan Ram Mandir, sebuah titik balik penting dalam karier politik Perdana Menteri Narendra Modi.
Gerakan Ram Mandir berfokus pada pembangunan kembali kuil Ram di Ayodhya, yang dianggap sebagai tempat kelahiran Dewa Ram, salah satu dewa yang paling dihormati dalam agama Hindu. Bagi Perdana Menteri Modi, pembangunan kuil Ram bukan hanya perayaan nasionalisme Hindu, tetapi juga proyek inti kampanye BJP.
Ini akan membantu meningkatkan dukungan pemilih Hindu untuk BJP dan Bapak Modi, terutama dari daerah padat penduduk seperti Uttar Pradesh, Bihar, Maharashtra, dan Benggala Barat.
Namun, restorasi kuil Ram Mandir merupakan isu kontroversial dalam masyarakat India kontemporer. Kuil ini telah lama menjadi lokasi sengketa selama puluhan tahun antara komunitas Hindu dan Muslim. Pada tahun 2019, Pengadilan Tinggi Allahabad di Uttar Pradesh memutuskan bahwa tanah yang disengketakan tersebut harus diberikan kepada umat Hindu.
Pada saat yang sama, pemerintah federal akan membentuk dana perwalian untuk membangun kuil Ram, dan umat Islam akan diberikan tanah di tempat lain untuk membangun masjid. Pada tahun yang sama, saat berkampanye untuk masa jabatan kedua, Bapak Modi berjanji untuk membangun kembali kuil Ram.
Kuil Ram mulai dibangun pada tahun 2020 dan kini hampir selesai. India meresmikan Kuil Ram di Ayodhya pada 22 Januari dan membukanya untuk umum pada 23 Januari. Pembukaan kuil tersebut menjelang pemilihan umum nasional bisa menjadi langkah besar, memberikan Perdana Menteri Modi keuntungan besar karena menarik minat masyarakat Hindu.
Dapat dikatakan bahwa Perdana Menteri Modi kemungkinan besar akan memenangkan pemilu mendatang dengan dukungan kuat dari para pemilih. Kombinasi pencapaian ekonomi dan glorifikasi agama Hindu dapat menjadi "formula" elektoral yang sukses bagi BJP dan Perdana Menteri Modi. Namun, Bapak Modi masih perlu berhati-hati dalam strategi dan keputusannya mengingat meningkatnya ketegangan Hindu-Muslim.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)