Petinju Ngannou (kiri) terkenal dengan pukulannya yang berkekuatan seribu pound - Foto: UFC
Kita sering mengatakan "pukulan seribu pon". Tentu saja itu hanya berlebihan. Jadi, seberapa kuatkah pukulan orang-orang terkuat di planet ini?
Pertama-tama, perlu dibedakan antara gaya dan energi kinetik. Penelitian di bidang kedokteran olahraga menunjukkan bahwa rata-rata petinju melancarkan pukulan dengan kekuatan sekitar 250-400 kgf (setara dengan 2.500-4.000 newton).
Bagi petinju profesional, angka ini bisa jauh lebih besar. Menurut sebuah studi tahun 2010 oleh American Institute of Sports Medicine, pukulan KO biasanya membutuhkan sekitar 300-400 kgf, yang berarti kekuatan tumbukannya berkali-kali lipat lebih besar daripada berat badan korban.
Dalam dunia tinju, petinju legendaris telah menetapkan standar kekuatan manusia. Mike Tyson - "Petinju Besi" era 1980-an - terkenal karena mampu meninju lawan hanya dalam hitungan detik.
Beberapa tes tidak resmi menunjukkan bahwa kekuatan pukulan Tyson mencapai lebih dari 1.500-1.800 newton, cukup untuk menyebabkan gegar otak parah.
Namun, rekor yang paling menonjol dipegang oleh Francis Ngannou, seorang petarung MMA asal Kamerun. Pada tahun 2017, Ngannou tercatat menggunakan mesin uji daya UFC Performance Institute dengan pukulan yang mengukur 129.161 unit perangkat PowerKube, yang oleh para ahli dikonversi setara dengan sekitar 96.000 newton gaya dan lebih dari 1.000 joule energi impak.
Kalau dipikir-pikir, jumlah energi itu sama dengan mobil 1 ton berkapasitas 4 penumpang yang melaju dengan kecepatan hampir 5 km/jam.
Jadi, apa yang sebenarnya dipatahkan oleh gaya ini? Studi cedera otak traumatis menunjukkan bahwa tengkorak manusia dapat menahan gaya sekitar 1.100 joule sebelum retak.
Secara teori, pukulan dari petarung top seperti Ngannou dapat mendekati atau melampaui ambang batas tersebut jika mendarat di titik vital.
Oleh karena itu, banyak kematian tercatat dalam tinju atau seni bela diri lainnya akibat cedera otak dan patah tulang.
"Pukulan super besar itu seperti tabrakan lalu lintas kecepatan rendah," kata Dr. Ed Smith, ahli fisiologi olahraga di University College London. "Perbedaannya adalah energinya terkonsentrasi di area yang sangat kecil, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan tulang yang lebih parah."
Seiring berjalannya waktu, dari Jack Dempsey dan Rocky Marciano pada abad ke-20 hingga Tyson, Deontay Wilder, dan Ngannou pada abad ke-21, kekuatan pukulan manusia telah mencapai ambang batas yang mendekati kapasitas biologis.
Penelitian ilmu olahraga terkini menunjukkan bahwa meskipun telah berlatih dan mengalami peningkatan teknis, tubuh manusia masih memiliki keterbatasan dalam hal otot, ligamen, dan kecepatan gerak.
Menurut perkiraan Institut Teknologi Massachusetts (MIT), energi maksimum yang dapat dihasilkan manusia dalam satu pukulan hampir tidak melebihi 1.500 joule.
Mike Tyson juga terkenal dengan pukulan bajanya - Foto: BN
Namun, yang membuat pukulan berbahaya bukan hanya jumlahnya, tetapi juga bagaimana energinya disalurkan.
Perbandingan mudah: pukulan Tyson bisa sekuat menggunakan palu godam seberat 6 kg untuk memukul balok kayu, sementara pukulan Ngannou lebih dekat dengan mobil yang menabrak benda dengan ringan.
Pada tingkat ini, pukulan tersebut tidak hanya dapat mematahkan rahang dan tulang rusuk, tetapi juga menyebabkan gegar otak internal dan cedera otak serius.
Jika dipikir-pikir kembali, kekuatan pukulan manusia merupakan cerminan kekuatan biologis dan bukti kemajuan ilmu pelatihan olahraga.
"Pukulan seberat seribu pon" mungkin terdengar terlalu meremehkan. Pukulan Ngannou atau Mike "Iron" kurang lebih setara dengan menabrakkan mobil seberat seribu pon ke tubuh Anda, atau memukul tubuh Anda dengan palu seberat beberapa pon. Dan bagaimanapun juga, kemungkinan besar akan berakibat fatal.
HUY DANG
Sumber: https://tuoitre.vn/cu-dam-ngan-can-lieu-co-that-20250923132816079.htm
Komentar (0)