Perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak saat kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke India. Isi yang paling menonjol adalah bahwa kedua belah pihak akan bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi militer dan pertahanan baru serta dalam pembuatan sistem persenjataan dan peralatan modern.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari India Rajnath Singh di New Delhi pada tanggal 5 Juni.
India saat ini merupakan importir senjata terbesar di dunia . Oleh karena itu, kerja sama antara AS dan India di bidang teknologi baru dan manufaktur senjata akan menguntungkan kedua belah pihak, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Hasil nyata dari implementasi perjanjian ini akan membantu India mengurangi ketergantungannya pada mitra eksternal untuk mengimpor senjata dan peralatan militer, sekaligus membantu AS mendapatkan pijakan di pasar militer dan pertahanan India, sekaligus bersaing dengan Rusia dalam hal ini di India.
Langkah baru dalam kerja sama militer dan pertahanan antara India dan AS ini menciptakan suasana politik yang kondusif bagi kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke AS pada 22 Juni mendatang. Kunjungan Modi juga merupakan perwujudan kualitas baru dalam hubungan bilateral.
Kedua negara ini terikat oleh kepentingan praktis langsung dan kepentingan strategis jangka panjang. Keduanya merupakan anggota Quad di kawasan Indo-Pasifik, bersama dengan Jepang dan Australia. Tidak hanya dalam kerangka Quad tetapi juga dalam tujuan melawan Tiongkok, AS dan India dapat membentuk pasangan yang sangat istimewa. Dengan demikian, kedua mitra ini terhubung lebih erat dan menjadi lebih penting satu sama lain.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)