Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Sungai Serepok menceritakan kisah

Di bawah sinar matahari terbenam yang berkilauan, Sungai Serepok masih mengalir tanpa lelah. Bukan kebetulan jika orang mengatakan sungai ini menyimpan jiwa, sumber emosi yang tak terlukiskan.

Báo Đắk LắkBáo Đắk Lắk25/10/2025

Dan mungkin, tidak ada tempat yang memiliki semangat yang begitu nyata, penuh perhatian dan menawan seperti di sungai yang mengalir melalui Jembatan 14 yang legendaris - yang sekarang menjadi perbatasan antara Dak Lak dan Lam Dong.

Setiap musim, Sungai Serepok menampilkan nuansa emosional yang berbeda. Di musim kemarau, ketika sinar matahari keemasan menyebar di hutan yang luas, air sungai jernih dan hijau zamrud, setenang cermin raksasa, memantulkan langit yang tinggi dan pepohonan yang jarang di kedua tepiannya. Kicauan burung dan suara dayung yang memercikkan air dari perahu-perahu kecil yang perlahan hanyut bergema dari permukaan sungai yang tenang, melukiskan gambaran yang anehnya damai. Namun ketika hujan Dataran Tinggi Tengah turun, Serepok berubah menjadi monster yang ganas. Air sungai keruh dengan lumpur merah yang tebal, berputar-putar dan mengalir deras, menderu seolah ingin menelan segalanya. Di kedua tepiannya, pohon-pohon tua bersandar, mencoba berpegangan pada ibu pertiwi, menciptakan pemandangan yang megah sekaligus menantang, keindahan murni yang tak kalah kerasnya.

Jembatan Serepok Baru di musim banjir.

Jutaan sungai di dunia mengalir ke Laut Timur, tetapi Sere Rok memilih mengalir ke arah yang berlawanan, sebagai penegasan identitas unik Dataran Tinggi Tengah. Karakteristik ini bukan hanya fenomena geografis, tetapi juga metafora bagi aliran waktu dan sejarah. Di bawah tiga jembatan yang menjulang tinggi, airnya masih mengalir, menceritakan kisah banjir dahsyat, musim kemarau, dan kehidupan yang tak terhitung jumlahnya yang telah terikat dan bergantung pada napasnya.

Jembatan Serepok yang pertama kini tertutup lumut hampir seabad, termenung bak orang tua bijak, menyaksikan perubahan dalam diam. Jembatan itu tak lagi dilintasi kendaraan berat atau orang-orang yang terburu-buru, melainkan menyimpan nilai yang lebih sakral: saksi sejarah. Setiap retakan di jembatan, setiap bongkahan batu kasar seakan menceritakan pertempuran sengit, pengorbanan tanpa suara, tentang masa sulit namun heroik bangsa ini.

Namun, kehidupan tak pernah berhenti mengalir. Sejajar dengan jembatan tua itu terdapat dua jembatan modern, tempat orang dan kendaraan terus-menerus mengikuti dalam perjalanan pulang pergi mereka, muatan berat menghubungkan kedua tepi sungai, menyatukan napas ekonomi dan budaya Lam Dong dan Dak Lak dalam cinta. Laju kehidupan yang ramai itu menciptakan kontras yang menarik dengan kesunyian jembatan tua dan keliaran sungai, sebuah bukti akan perkembangan yang berkelanjutan di negeri ini.

Sungai Serepok yang melintasi Jembatan 14 bukan hanya batas geografis, tetapi juga batas takdir yang tak terlihat. Sungai dan jembatan telah menyaksikan tragedi tak terduga, ketika perjalanan yang menentukan berakhir dengan cara yang memilukan, hanya menyisakan penyesalan tak berujung bagi mereka yang tersisa...

Sungai Serepok juga menjadi saksi bisu kisah cinta yang indah. Di bawah sinar matahari terbenam keemasan di permukaan sungai, banyak pasangan telah mengikrarkan cinta abadi mereka, mengirimkan cinta abadi mereka pada arus waktu yang terbalik. Foto-foto pernikahan romantis dan momen-momen tak terlupakan yang tersimpan di sini tak hanya menjadi gambaran, tetapi juga bukti keyakinan dan harapan akan masa depan yang cerah. Dan di sepanjang kedua tepiannya, di bawah pepohonan yang rindang, restoran dan kafe sederhana bermunculan, tempat berteduh sementara namun hangat, tempat penduduk setempat mencari nafkah dari arus kehidupan dan jalan utama. Aroma kopi yang harum bercampur angin, tawa riang, suara kendaraan yang berlalu-lalang, semuanya menciptakan gambaran nyata tentang hubungan antara manusia dan sungai.

Jembatan Serepok lama sekarang menjadi saksi sejarah.

Yang lebih sederhana lagi adalah gambaran para nelayan yang dengan sabar duduk di tepi sungai setiap sore, dengan tenang menebarkan pancing mereka. Mereka tak hanya mencari ikan, tetapi juga mencari kedamaian dan ketenangan jiwa. Sungai di hulu menghanyutkan segala kekhawatiran mereka, meninggalkan mereka dengan perasaan rileks, selaras dengan alam...


Sumber: https://baodaklak.vn/xa-hoi/202510/dong-serepok-ke-chuyen-7fb1cb3/


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Angin dingin 'menyentuh jalanan', warga Hanoi saling mengundang untuk saling menyapa di awal musim
Ungu Tam Coc – Lukisan ajaib di jantung Ninh Binh
Sawah terasering yang sangat indah di lembah Luc Hon
Bunga 'kaya' seharga 1 juta VND per bunga masih populer pada tanggal 20 Oktober

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

MENENGOK KEMBALI PERJALANAN KONEKSI BUDAYA - FESTIVAL BUDAYA DUNIA DI HANOI 2025

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk