Bank Sentral Eropa (ECB) sekarang harus memutuskan apakah akan terus memotong atau menghentikan pemotongan suku bunga utamanya.
Dari tahun 2022 hingga 2024, ECB menaikkan suku bunga acuan dari sekitar 0% menjadi 4%, tetapi kemudian menurunkannya 5 kali lipat dan sekarang menjadi 2,75%. Keputusan yang akan datang ini sangat sulit bagi ECB karena kebutuhan untuk menurunkan suku bunga acuan masih mendesak sementara tekanan belum mereda, dan bahkan mungkin harus semakin meningkat.
Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Jerman
Biasanya, setelah Federal Reserve AS (Fed) menurunkan suku bunga acuannya, ECB juga akan menurunkannya. The Fed telah menurunkan suku bunga acuannya berkali-kali dan kini telah berhenti. Pemerintahan AS yang baru telah meningkatkan tekanan yang sangat kuat agar The Fed terus menurunkan suku bunga acuan, alih-alih berhenti. Sementara itu, ekonomi zona euro masih tumbuh lambat dan tidak stabil. ECB berada di bawah tekanan besar dari para politisi untuk terus menurunkan suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan yang kuat dan memudahkan pemerintah untuk meminjam lebih banyak dari pasar keuangan dan moneter.
Pada saat yang sama, ECB kini berada di bawah tekanan untuk menaikkan suku bunga acuannya, atau setidaknya tidak terus menurunkannya, karena tiga alasan. Pertama, tingkat inflasi umum untuk kawasan euro masih hampir 1,5 kali lebih tinggi daripada target yang ditetapkan ECB. Kedua, negara-negara anggota Uni Eropa saat ini sedang mencari sumber pendanaan baru untuk dibelanjakan di Ukraina dan akan memilih untuk menambah utang publik, yang akan meningkatkan inflasi. Ketiga, perang dagang yang tak terelakkan antara AS dan Uni Eropa juga akan melemahkan euro.
Apa pun yang terjadi, ECB kemungkinan akan memangkas suku bunga acuannya untuk terakhir kalinya sebelum menghentikannya atau menaikkannya secara bertahap.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/ecb-truoc-nga-ba-duong-185250304220500955.htm
Komentar (0)