• Identitas festival kelompok etnis - Sumber daya berharga untuk pariwisata di Ca Mau
  • Usulan untuk melengkapi kebijakan khusus bagi daerah etnis minoritas dan kelompok yang kurang beruntung
  • Tetap menjaga jiwa seni nasional

Ketika tiba di dusun Vinh Loc, komune Phuoc Long, mudah terlihat gambaran anak-anak lelaki Khmer yang rajin berlatih untuk mempersiapkan musim balap perahu Ngo , sebuah festival unik yang dipenuhi dengan warna-warna tradisional negeri ini. Bagi masyarakat Khmer, balap perahu Ngo bukan hanya sekadar olahraga , tetapi juga simbol kekuatan, keyakinan, dan solidaritas komunitas.

Selama bertahun-tahun, Tn. Nguyen Hong Khanh, Sekretaris Partai Hamlet, seorang pria Khmer yang antusias, diam-diam telah menyumbangkan tenaga dan upayanya bersama penduduk desa dan biksu untuk memelihara tim balap perahu tradisional Ngo.

Bapak Nguyen Hong Khanh mengatakan bahwa beliau selalu berdedikasi untuk memelihara tim balap perahu Ngo karena kecintaannya terhadap olahraga tradisional ini.

"Saya melakukannya karena hasrat saya, karena cinta saya kepada rakyat. Perahu Ngo bukan sekadar perahu, melainkan jiwa dan kebanggaan kami, orang Khmer," ujar Bapak Khanh, matanya berbinar-binar gembira setiap kali ia menyebut musim-musim perayaan yang dipenuhi dentuman drum dan sorak-sorai. Berkat solidaritas dan persatuan itu, tim perahu Ngo di Vinh Loc tidak hanya berpartisipasi dalam perayaan-perayaan besar di provinsi tersebut, tetapi juga mewakili Ca Mau dalam berbagai kompetisi regional, membawa serta kebanggaan tanah paling selatan Tanah Air.

Ruang persiapan perahu Ngo milik para pengrajin di pagoda Dia Muong, komune Phuoc Long.

Bapak Thach Van Tan, Kepala Kantor Komite Partai Komune Khanh Binh, yang juga sangat peduli dengan pelestarian identitas nasional, adalah putra Khmer yang berdedikasi dan telah berjuang bertahun-tahun untuk melestarikan kesenian Du Ke, sebuah bentuk teater rakyat khas bangsanya. Baginya, Du Ke bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi juga suara dan jiwa dari berbagai generasi.

Tuan Thach Van Tan meneliti daftar pengrajin yang dapat mengajarkan seni Payung pada komunitas etnis.

Ketika mendengar bahwa Provinsi Ca Mau memiliki rencana untuk melestarikan dan mempromosikan nilai seni Du Ke pada tahun 2026, ia tak dapat menyembunyikan rasa harunya: "Sebagai seorang Khmer, saya sungguh bahagia. Saya berharap Du Ke dapat bangkit kembali, agar generasi muda dapat melanjutkannya, agar suara gendang dan nyanyian akan tetap abadi di hati masyarakat kampung halaman saya."

Bagi masyarakat Khmer, budaya tidak hanya hadir dalam perayaan, tetapi juga dalam cara hidup dan moralitas yang tertanam kuat dalam setiap keluarga. Pada setiap hari raya besar, orang-orang pergi ke pagoda untuk mempersembahkan nasi dan membakar dupa untuk mengenang leluhur mereka. Ritualnya sederhana namun penuh dengan rasa bakti dan kasih sayang.

Masyarakat Khmer selalu melestarikan adat mempersembahkan beras ke pagoda sebagai bentuk bakti dan rasa hormat terhadap akar mereka.


Ritual persembahan beras, berdoa untuk perdamaian dan keselamatan, tidak hanya menunjukkan bakti kepada orang tua, tetapi juga mempererat hubungan antarmasyarakat, mengingatkan setiap orang akan akar kebangsaan mereka,” ujar Ibu Thach Thi Huong, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan Kelurahan Khanh Binh.


Di tengah ritme kehidupan yang baru, ketika urbanisasi dan teknologi mengubah setiap cara hidup, masyarakat Khmer di Ca Mau tetap memilih untuk melestarikan jiwa nasional dengan kecintaan yang tulus terhadap budaya tradisional. Dari atap kuil emas yang berkilauan di bawah sinar matahari, suara drum Du Ke yang bergema di antara phum dan soc, hingga tim perahu Ngo yang berselancar di ombak selama musim festival, semuanya berpadu menjadi simfoni kebanggaan dan aspirasi untuk bangkit.

Dari usaha diam-diam inilah kebudayaan Khmer tidak hanya dilestarikan tetapi juga disebarkan dengan kuat, sehingga turut memperindah gambaran budaya yang beragam di tanah Ca Mau saat ini.

Nguyen Dao - Hoang Vu

Sumber: https://baocamau.vn/giu-lua-van-hoa-khmer-giua-nhip-song-hien-dai-a123890.html