Dalam beberapa hari terakhir, dunia teknologi ramai membicarakan pengumuman bahwa "Google akan menutup layanan Gmail-nya."
Informasi mengejutkan itu diunggah oleh Chris Bakke, mantan karyawan Google. Dia menyamar sebagai Manajer Produk Senior di Google dan mengklaim telah diinstruksikan oleh CEO Sundar Pichai untuk menutup platform AI, tetapi secara tidak sengaja menghentikan layanan Gmail.
Kabar tentang berakhirnya Gmail menimbulkan kehebohan, dan Google harus mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan para pengguna. Foto: Chris Bakke/X
Rumor tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, menjadikan Gmail salah satu topik yang paling banyak dibicarakan. Untuk meyakinkan pengguna Gmail, Google harus mengeluarkan pernyataan yang membantah informasi tersebut.
"Kami menegaskan bahwa Gmail masih berfungsi normal. Informasi bahwa layanan email kami telah dimatikan adalah salah," demikian penegasan Google melalui akun media sosial X-nya.
Selanjutnya, Google juga mengkonfirmasi bahwa mereka akan menghentikan sistem pembayaran online Google Pay dan beralih ke aplikasi Google Wallet.
Pengumuman tersebut menyatakan bahwa Google Pay akan menghentikan operasinya di sebagian besar wilayah di seluruh dunia pada tanggal 4 Juni, kecuali Singapura dan India. Keputusan ini berarti layanan tersebut tidak akan lagi tersedia di lebih dari 180 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Ketika Google "menghentikan" Google Pay, mereka akan memperkenalkan aplikasi Google Wallet sebagai penggantinya.
Google mengambil keputusan ini berdasarkan permintaan pengguna dan umpan balik positif. Google Wallet telah mencatatkan tingkat penggunaan yang lebih tinggi daripada Google Pay. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk fokus menyediakan layanan pembayaran online yang lebih sederhana, nyaman, dan mudah digunakan.
Google akan segera menghentikan aplikasi Google Pay dan menggantinya dengan Google Wallet. (Gambar: Gizchina)
Google Wallet pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011, dengan tujuan memungkinkan pengguna melakukan pembayaran online menggunakan perangkat Android. Kemudian, pada tahun 2017, Google Wallet digabungkan dengan Android Pay untuk menciptakan Google Pay.
Google Wallet kembali pada tahun 2022 dengan fokus pada penyimpanan kartu kredit dan dokumen penting lainnya, serta kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi modern seperti Ultra Wide Band.
Google menyatakan bahwa pengguna Google Pay yang sudah ada tidak akan kehilangan akses ke metode pembayaran yang telah mereka simpan.
Sumber: https://nld.com.vn/google-phu-nhan-viec-khai-tu-gmail-196240225112536504.htm






Komentar (0)