Guler melangkah keluar dari bayang-bayang

Arda Guler mencetak poin di mata pelatih Xabi Alonso.

Dalam penampilan pertamanya di bawah asuhan Xabi Alonso melawan Pachuca, gelandang Turki tersebut langsung memberi dampak – bukan hanya lewat golnya, tetapi lewat pernyataannya yang tenang: ia layak dipercaya, bermain, dan menjadi pusat transformasi Real Madrid.

Wajah berubah karena iman

"Dia harus dekat dengan bola. Semakin banyak sentuhan yang dia lakukan, semakin baik dia," ujar Xabi Alonso sebelum pertandingan melawan Pachuca, dan itu bukan pernyataan kosong. Dalam tim Real Madrid yang sedang membangun kembali, Alonso tidak merahasiakan niatnya untuk membangun kembali lini tengah dengan pemain yang berbeda. Dan Guler, yang sebelumnya terbengkalai di bangku cadangan di bawah Ancelotti, tiba-tiba menjadi pusat dari sistem yang ambisius.

Tchouameni ditugaskan sebagai blocker, sementara Guler—yang mengenakan nomor punggung 15—diinstruksikan untuk "menerobos" pertahanan lawan: ketika bermain sebagai pemain nomor 8, ia akan mengorganisir, ketika bermain sebagai pemain nomor 10, ia akan terus menciptakan terobosan di antara lini. Yang terpenting, Alonso ingin Guler bermain sepak bola sesuai nalurinya—bebas, berani, dan tak takut membuat kesalahan.

Hal terpenting dari kemenangan 3-1 Real Madrid atas Pachuca dini hari tanggal 23 Juni bukanlah skornya, melainkan cara Real Madrid bermain dengan hanya 10 pemain di lapangan. Setelah kartu merah di awal pertandingan, mereka tidak panik. Sebaliknya, Guler bermain dengan lebih percaya diri, lebih berbahaya saat menguasai bola. Ia mengendalikan tempo, berkoordinasi dengan Gonzalo dan Valverde, dan membongkar pertahanan lawan dengan gerakan-gerakan cerdas dan penanganan yang elegan.

Arda Guler mencetak gol dalam kemenangan Real Madrid 3-1 atas Pachuca.

Gol yang mengubah skor menjadi 2-0 merupakan puncak dari sistem yang berjalan dengan baik – dimulai dari Vinicius, lalu Trent, lalu Gonzalo, yang sentuhan lembutnya membuka jalan bagi Guler untuk berlari ke lini kedua. Tendangan rendah kaki kanannya ke sudut jauh menjadi penegasan bahwa ia siap memimpin.

Revolusi Senyap

Apa yang mengubah Guler, yang sedang berjuang musim lalu, menjadi roda penggerak yang eksplosif di pertandingan terakhir? Jawabannya ada pada Xabi Alonso – yang bukan hanya seorang pelatih, tetapi juga seseorang yang memahami nilai kepercayaan. Dalam skema taktisnya, setiap pemain memiliki peran yang jelas dan sesuai dengan identitasnya masing-masing. Pergeseran Valverde ke sayap kanan tidak melemahkannya, justru membantu menyeimbangkan formasi dan membuka ruang bagi Guler untuk bergerak di tengah.

Dan Guler tidak mengecewakan. Selain gol-golnya, ia juga membawa sesuatu yang telah lama hilang dari Real Madrid: seorang pemain dengan kecerdasan, inspirasi, dan pesona seorang konduktor baru.

Tentu saja, satu pertandingan tidak cukup untuk menentukan keseluruhan musim, tetapi bagi Guler, ini adalah langkah pertama dalam perjalanan untuk merebut kembali posisi yang hilang. Dulu ia hidup dalam bayang-bayang Luka Modric, Toni Kroos, dan para legenda besar lainnya. Namun kini, ketika generasi lama mulai mundur dan era baru dimulai, pemain Turki ini berhak untuk berharap.

Di turnamen di mana Real Madrid tidak menyembunyikan ambisi mereka untuk memenangkan kejuaraan, kecemerlangan Guler merupakan penemuan yang berharga. Ia tidak hanya membalas kepercayaan, tetapi juga membuka pintu – di mana gaya bermain tim Kerajaan dapat dimulai dari kaki mereka sendiri.

Arda Guler kembali tersenyum. Begitu pula Real Madrid.

Real Madrid memenangkan pertandingan pertama di Piala Dunia Antarklub FIFA. Pada dini hari tanggal 23 Juni, Real Madrid mengalahkan Pachuca 3-1 di pertandingan kedua Grup F Piala Dunia Antarklub FIFA 2025™.

Sumber: https://znews.vn/guler-buoc-ra-tu-bong-toi-post1562954.html