Di Desa Kmong Prong B (Kelurahan Tan An), Bapak Y Bhiông Buôn Yă (43 tahun) sedang mengembangkan model wisata komunitas di rumah panjang keluarganya. Awalnya, hanya ada beberapa kelompok kecil wisatawan yang datang untuk mempelajari dan merasakan budaya serta kehidupan masyarakat Ede, kemudian "kabar baik menyebar luas", dan semakin banyak wisatawan yang datang. Karena tidak memiliki cukup ruang, beliau meminjam lebih banyak rumah panjang dari penduduk desa untuk melayani mereka. Hingga saat ini, beliau sedang membangun rumah panjang baru yang lebih kokoh dan luas untuk segera memenuhi kebutuhan wisatawan.
Model ini tidak hanya membantu keluarga Bapak Y Bhiông mendapatkan lebih banyak pendapatan, tetapi juga menciptakan mata pencaharian bagi banyak orang di desa. Para juru masak, penjual sayur, pemandu wisata, dan sebagainya, semuanya berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata. Pariwisata secara khusus juga berkontribusi dalam mengubah kesadaran masyarakat.
“Dulu, demi mencari nafkah, banyak rumah tangga perlahan-lahan meninggalkan gaya hidup tradisional mereka dan kurang memperhatikan budaya etnis. Namun, sejak melihat wisatawan antusias mempelajari arsitektur rumah panjang dan mengagumi hidangan tradisional masyarakat Ede, masyarakat mulai menyadari nilai dari hal-hal yang dulu mereka anggap remeh. Dari sekadar melakukan sesuatu demi sesuatu, kini mereka secara proaktif melestarikan rumah panjang dan mengenakan kostum tradisional pada acara-acara khusus,” ujar Y Bhiông.
Bapak Y Bhiông Buôn Yă (kiri) sedang menyelesaikan rumah panjang baru untuk melayani wisatawan. |
Di Desa Tuor (Kelurahan Hoa Phu), Ibu H. Belly Eban (40 tahun) juga memupuk impian pariwisata dari kenangan masa kecilnya. Semasa kecil, keluarganya sering mengundang teman-teman dari luar negeri untuk berkunjung ke desa. Mereka menikmati suasana khas desa, antusias dengan cerita-cerita di sekitar api unggun, dan selalu penasaran dengan gaya hidup masyarakat Ede. Kenangan-kenangan inilah yang diam-diam menanamkan dalam hatinya kecintaan terhadap budaya tradisional dan keinginan untuk melestarikannya dengan caranya sendiri. Pada tahun 2023, beliau mulai membangun rumah panjang untuk menyambut tamu, sekaligus menyelenggarakan tur untuk merasakan kehidupan masyarakat Ede, seperti memasak, pergi ke ladang, mengendarai traktor, dan sebagainya.
“Dulu, masyarakat desa terbiasa hidup tertutup, jarang berbincang dengan orang asing. Namun, sejak mulai mengenal pariwisata dan berinteraksi dengan berbagai kelompok wisatawan, mereka perlahan menjadi lebih terbuka. Cerita-cerita awalnya hanya tentang memperkenalkan makanan dan tradisi keluarga, kemudian perlahan berubah menjadi berbagi cerita tulus tentang adat istiadat, kebiasaan, dan kehidupan sehari-hari. Sebagai balasannya, wisatawan juga membawa banyak hal baru, beberapa mengajarkan beberapa kalimat bahasa Inggris kepada anak-anak, yang lain bercerita tentang cara melestarikan budaya dan mengembangkan pariwisata di tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi. Interaksi sederhana ini telah menciptakan ikatan istimewa, yang membuat suasana desa menjadi lebih hidup dan penuh kehidupan,” ungkap Ibu H. Belly.
Ibu H Belly Eban dan suaminya merenovasi ruang akomodasi di rumah panjang tradisional untuk melayani wisatawan. |
Di desa-desa masyarakat Ede, suara gong tak lagi sunyi dalam kenangan perayaan-perayaan kuno. Semakin banyak rombongan wisatawan datang ke sini, membawa serta keinginan untuk mempelajari dan mengapresiasi budaya tradisional yang unik. Berkat itu, suara gong yang sakral dapat bergema di mana-mana.
Bapak Y Brin Nie, anggota tim gong Ko Tam (kelurahan Tan An), bercerita: “Dulu, kami hanya bermain gong saat upacara dan festival desa. Namun, kini pariwisata telah berkembang, ketika pengunjung datang, mereka mengundang kami untuk tampil, terkadang hingga sepuluh kali sebulan. Tak hanya pengunjung yang tertarik dan antusias, anak-anak di desa pun mulai lebih memperhatikan. Anak-anak melihat kami selalu tampil, kedatangan tamu penting, dan dibayar, jadi mereka meminta untuk belajar, mulai bermain, dan tanpa disadari jatuh cinta.”
Pariwisata masyarakat tidak hanya membawa pengunjung dari jauh lebih dekat dengan kehidupan masyarakat Ede tetapi juga menciptakan kondisi bagi masyarakat setempat untuk menemukan dan menghargai nilai-nilai budaya masyarakatnya.
Ketika rumah-rumah panjang direnovasi untuk menyambut tamu, hidangan tradisional menjadi hidangan istimewa, suara gong bergema dalam kehidupan sehari-hari... identitas budaya bukan lagi sesuatu yang lama, melainkan semakin hidup dan dekat dalam setiap hembusan kehidupan saat ini. Namun, untuk mengembangkan perjalanan ini secara lebih berkelanjutan, masih dibutuhkan investasi yang lebih sistematis, mulai dari infrastruktur, keterampilan pariwisata, hingga strategi promosi yang tepat...
Namun di atas segalanya, keinginan untuk melestarikan dan menyebarkan nilai-nilai tradisional yang tumbuh di hati setiap penduduk desa merupakan fondasi paling kokoh bagi "kebangkitan" budaya Ede.
Sumber: https://baodaklak.vn/van-hoa-du-lich-van-hoc-nghe-thuat/202507/hoi-sinh-van-hoa-ede-tu-du-lich-cong-dong-5130bfc/
Komentar (0)