Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Rasa rumah

Việt NamViệt Nam07/02/2024

Anehnya, saya sudah lama jauh dari rumah, tetapi cita rasa masakan kampung halaman saya selalu terpatri kuat dalam ingatan saya. Masakan kampung halaman saya menyimpan jejak kerja keras, kesederhanaan, aroma ladang yang terbakar, cinta kasih kepada sesama, dan aroma tanah air yang selalu terpatri dalam ingatan masa kecil saya hingga kini.

Rasa rumah

-Ilustrasi: LE DUY

Tumbuh besar di pedesaan, kenangan saya selalu berkaitan dengan hal-hal sederhana. Dulu, ketika hidup sulit, makanan sehari-hari sebagian besar terdiri dari sayuran dari kebun rumah. Tergantung musimnya, kebun nenek saya selalu menyediakan sayuran seperti kangkung, bayam Malabar, labu... Terutama di musim panas, di halaman kecil terdapat teralis labu yang berbunga kuning cerah.

Kami sering bermain di bawah teralis labu, memperhatikan nenek saya mengunyah sirih seolah-olah melihat adegan dongeng yang tak jauh dari sana. Sore pedesaan yang damai. Samar-samar kami bisa mendengar lagu pengantar tidur yang diselingi derit tempat tidur gantung. Aroma tanah air begitu berharga, meresap dalam asap biru sore itu. Luasnya kawanan bangau tampak jelas di padang rumput yang luas dan cerah.

Di kampung halaman saya, saat musim panas, sup kepiting adalah hidangan yang tak asing lagi. Kami sering menangkap kepiting saat menjelajahi ladang desa. Ladang pada saat itu belum terkontaminasi bahan kimia. Di musim panas, airnya sepanas uap, kepiting-kepiting muncul ke permukaan ladang, merayap. Terkadang mereka bersembunyi di lubang-lubang di sepanjang tepi ladang, Anda hanya perlu memasukkan tangan untuk langsung menangkapnya, tetapi harus berhati-hati agar tidak terjepit kepiting. Setiap kali kami pergi ke ladang untuk menangkap kepiting, anak-anak desa membawa keranjang di tangan mereka, wajah mereka berlumuran lumpur, tetapi mereka selalu tertawa terbahak-bahak di ladang pada sore yang berangin.

Kepiting sawah bisa dimasak dengan berbagai macam sayuran. Rasanya lezat jika dimasak dengan bayam Malabar, bayam Malabar, atau labu. Nenek saya memasak sup kepiting dengan sangat teliti. Ia membersihkan setiap kepiting dengan sangat teliti, mengupas cangkangnya, membuka celemeknya, lalu menghancurkannya dan menambahkan air untuk menyaringnya. Ia mengatakan bahwa penyaringan kepiting harus dilakukan dengan hati-hati hingga airnya tidak mengandung residu kepiting. Saya sering membantu nenek saya mengambil lemak kepiting. Melihat semangkuk lemak kepiting emas, saya membayangkan sepanci sup kepiting yang manis dan harum di suatu sore di musim panas. Terkadang, melihat rambut nenek saya yang semakin memutih, saya merasa sedih dan berlinang air mata, takut suatu hari nanti... awan putih akan kembali ke langit.

Saya suka nenek saya memasak sup kepiting dengan labu. Beliau sering menyarankan saya untuk memetik beberapa kuncup bunga agar supnya lebih harum dan berwarna. Setelah kaldu kepiting disaring, rebus hingga daging kepiting mengapung ke atas, lalu masukkan labu dan kuncup bunga. Saat memasak sup kepiting dengan labu, Anda harus memasaknya dengan api besar agar labu tetap berwarna hijau saat baru matang dan tidak terlalu lembek saat dimakan, yang tentu saja lezat. Sup kepiting biasanya disantap dengan terong, nenek saya menambahkan sedikit udang kering agar rasanya lebih lezat.

Setelah melewati kesulitan hidup sehari-hari, seluruh keluarga berkumpul di sekitar semangkuk sup kepiting, menyantapnya dan memuji kelezatannya. Di saat-saat seperti itu, nenek saya tersenyum hangat. Mungkin, semakin dewasa saya, semakin saya merindukan cita rasa lama. Di kota, setiap kali saya memandang ke kejauhan, saya teringat akan cita rasa kampung halaman saya. Hidangan rumahan yang hangat dari masa lalu bagaikan lingkaran kenangan. Di sana, ada sebuah keluarga dengan seluruh anggotanya; ada cinta yang memperpanjang kenangan; ada aroma labu dan terong yang bercampur dalam sup kepiting yang menyejukkan terik musim panas.

Dalam kehidupan yang serba cepat saat ini, terkadang kita terjebak dalam kesibukan pekerjaan, dan terkadang kita harus terburu-buru dalam menyiapkan makanan. Tak hanya keluarga saya, mungkin banyak keluarga lain juga memilih untuk makan dengan sederhana, cepat, dan hemat waktu.

Tapi jauh di lubuk hati, aku masih menginginkan, masih merindukan masakan rumahan itu, rasa sup kepiting waktu itu... Aku rindu masa kecilku dulu, tinggal bersama nenekku, dengan telaten membuat kepiting bersamanya... masakan nenekku sederhana, sederhana tapi nikmat, sampai-sampai aku tak bisa melupakannya.

An Khanh


Sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Seberapa modern helikopter antikapal selam Ka-28 yang berpartisipasi dalam parade laut?
Panorama parade perayaan 80 tahun Revolusi Agustus dan Hari Nasional 2 September
Close-up jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas di langit Ba Dinh
21 putaran tembakan meriam, membuka parade Hari Nasional pada tanggal 2 September

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk