Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendikbud) baru saja menerbitkan Surat Edaran No. 19/2025/TT-BGDDT yang mengatur tentang penghargaan dan disiplin bagi siswa. Surat Edaran ini menggantikan Surat Edaran No. 08/TT yang diterbitkan pada tahun 1988.
Berdasarkan surat edaran yang baru, tindakan disiplin bagi peserta didik sekolah dasar hanya berupa dua bentuk, yakni peringatan dan yang lebih serius lagi adalah permintaan maaf (apabila sudah diberikan peringatan tetapi pelanggaran masih berlanjut).

Dengan demikian, guru dan sekolah tidak akan diizinkan untuk mengkritik atau menerapkan bentuk disiplin lain apa pun kepada siswa sekolah dasar.
Tindakan disiplin untuk siswa pada tingkat yang lebih tinggi akan mencakup: peringatan; kritik; dan tuntutan kritik diri.
3 ukuran yang sesuai dengan 3 tingkat pelanggaran: Tingkat 1 adalah pelanggaran yang berdampak merugikan bagi siswa itu sendiri; Tingkat 2 adalah pelanggaran yang berdampak negatif dalam kelompok atau kelas; Tingkat 3 adalah pelanggaran yang berdampak negatif di dalam sekolah.
Tindakan disiplin khusus adalah sebagai berikut:
Mengingatkan adalah ketika manajer lembaga pendidikan , guru, dan staf sekolah menggunakan kata-kata langsung kepada siswa yang telah melakukan pelanggaran untuk mencatat, belajar dari pengalaman, dan menyesuaikan perilaku.
Kritik adalah ketika kepala sekolah atau wali kelas menggunakan kata-kata langsung dan tegas untuk menganalisis dan mengevaluasi pelanggaran sehingga siswa menyadari konsekuensinya dan memiliki tindakan untuk memperbaiki dan menyesuaikan perilaku mereka.
Permintaan maaf terjadi ketika seorang siswa menggunakan kata-kata untuk mengakui pelanggaran, dengan jelas mengakui kesalahan yang dilakukan, mengungkapkan penyesalan atas apa yang telah dilakukan, berharap untuk dimaafkan dan memperbaiki konsekuensi bagi individu atau kelompok yang menjadi penyebab kesalahan siswa tersebut.
Menulis kritik diri adalah ketika seorang siswa mengakui pelanggarannya secara tertulis, dengan jelas menyadari kesalahan dalam perilakunya, mengungkapkan penyesalan atas apa yang telah dilakukannya, berharap untuk dimaafkan, dan berkomitmen untuk belajar dari pengalaman dan memperbaiki konsekuensi bagi individu atau kelompok yang menjadi penyebab kesalahan siswa tersebut.
Di samping tindakan kedisiplinan, dalam surat edaran tersebut juga memuat kegiatan-kegiatan pendukung untuk mengatasi perilaku, antara lain: menasihati, memberi semangat, memantau, berkonsultasi, memberikan dukungan, mewajibkan ikut serta dalam beberapa kegiatan konseling sekolah, kerja sosial di sekolah, dan lain-lain.
Sebelumnya, saat draf surat edaran tersebut diumumkan pada bulan Mei, banyak guru dan orang tua yang menyatakan kekhawatiran bahwa kedisiplinan siswa hanya akan berhenti pada pemberian teguran atau penulisan kritik diri saja, dan mengatakan bahwa peraturan ini tidak akan cukup untuk membuat siswa jera.
Sumber: https://baolaocai.vn/khong-con-dinh-chi-phe-binh-hoc-sinh-tieu-hoc-post882366.html






Komentar (0)