Hari itu, kami memasuki seminggu latihan lapangan di hutan Yen Bai, Ba Vi, yang cukup jauh dari sekolah. Medan pegunungan terjal, cuaca tak menentu. Ini adalah ujian praktik wajib bagi setiap kadet perwira. Kami mendirikan tenda, menggali tempat berlindung, hidup dan belajar seolah-olah dalam kondisi pertempuran. Malam harinya, setelah makan siang, ketika kami bersiap untuk beristirahat, tiba-tiba terjadi badai petir, guntur dan kilat menyambar. Hujan turun deras. Angin bertiup melalui celah-celah tenda, menerbangkan atap yang telah kami bangun dengan tergesa-gesa sejak sore. Dalam sekejap, seluruh pasukan basah kuyup. Banyak rekan kami menggigil kedinginan.
![]() |
| Foto ilustrasi: qdnd.vn |
Di tengah hujan deras dan angin kencang, Pak Trung, penanggung jawab pelajaran, muncul. Ia tak banyak bicara, hanya berteriak lantang: "Semuanya, bawa hammock dan pasang tenda." Di bawah cahaya senter yang redup, saya melihatnya mengarungi air bersama kami di tengah malam yang dingin. Ia menerjang hujan, membantu setiap kelompok memperkuat tenda, dan mengajari kami teknik mengikat tali untuk menghindari angin kencang...
Ketika semuanya stabil, sang guru memasuki tenda bersama para siswa. Angin masih bertiup, dingin menusuk tulang, dan hujan belum reda. Saat itu, saya dan rekan-rekan satu tim berjaga di lereng bukit, tangan kami menggenggam senjata erat-erat, pakaian basah kami menempel di badan, tetapi hati kami terasa hangat. Di tengah dinginnya malam yang hujan dan desiran angin yang berhembus di antara pepohonan, saya merasakan lebih dalam lagi kasih sayang rekan-rekan dan rekan satu tim. Itu bukan slogan-slogan kering, melainkan berbagi dalam kesulitan, itu adalah perhatian diam-diam dari sang komandan dan guru kepada para siswa.
Beliau tidak banyak bicara, tetapi tindakannya mengajarkan kita pelajaran yang mendalam: Sebagai seorang kader, seseorang harus tahu bagaimana bertanggung jawab dan peduli terhadap orang lain sebelum memikirkan dirinya sendiri. Itulah kemanusiaan, kualitas luhur para prajurit Paman Ho—kualitas yang tidak bisa dipelajari dari buku.
Keesokan paginya, hujan berhenti. Matahari terbit dari balik pegunungan, cahayanya menembus tetesan air hujan yang masih menempel di dedaunan. Kami diam-diam mengemasi tenda dan bersiap untuk kelas berikutnya. Tak seorang pun mengeluh tentang derasnya hujan semalaman, tetapi sorot mata semua orang tampak lebih kuat dan lebih tegar.
Sejak malam itu, saya merasa semakin dewasa dan teguh dalam suasana "disiplin besi" - yang senantiasa hadir dalam setiap langkah komando, gerakan taktis, pikiran, dan dalam cinta yang terpancar dari warna hijau seragam prajurit yang saya pilih.
Sumber: https://www.qdnd.vn/van-hoa/van-hoc-nghe-thuat/ky-niem-mot-dem-mua-1013221







Komentar (0)