DARI MENANAM BUNGA UNTUK KENIKMATAN
Menelusuri kembali ke akhir abad ke-19, Desa Bunga Sa Dec awalnya hanya terdiri dari taman-taman kecil yang tersebar di desa Tan Quy Dong.

Menurut para tetua, profesi ini tidak berasal dari ladang yang luas, melainkan dari kehidupan pedesaan yang tenteram di rumah-rumah tangga di sepanjang kanal Thong Luu dan Rach Dau.
Pada masa itu, Bapak Tu Ton (nama asli Duong Huu Tai) adalah seorang petani. Dengan kecintaannya pada tanaman, ia tidak hanya mengolah padi dan sawah, tetapi juga belajar dari para tetua cara menanam bunga-bunga umum seperti marigold dan krisan untuk kesenangan pribadinya.

Tuan Tu Ton awalnya adalah seorang petani penyewa untuk sebuah keluarga yang kerabatnya telah menetap di Prancis. Berkat itu, varietas mawar langka dari Barat dibawa ke sini untuk dibudidayakan.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, permintaan bunga di kalangan kelas menengah dan pengusaha di kota-kota besar meningkat secara signifikan.

Pak Tu Ton dengan cerdik mengubah kebun kecilnya menjadi taman bunga dengan ratusan varietas mawar impor. Kadang-kadang, ia mengimpor ratusan semak mawar langka dari Prancis untuk dibudidayakan di tanah aluvial yang subur.
Kabar menyebar dengan cepat, dan setiap akhir pekan, mobil-mobil mewah milik orang kaya berbondong-bondong ke Sa Dec untuk membeli varietas bunga langka. Kebun Mawar Tu Ton bukan hanya tempat produksi tetapi juga tempat berkumpulnya jiwa-jiwa yang mencintai keindahan. Dari "inti" inilah bisnis budidaya bunga berkembang dari beberapa lusin rumah tangga menjadi ratusan, lalu ribuan.
AYO TANAM BUNGA DI TERALI
Salah satu ciri yang membuat Sa Dec Flowers unik adalah budidaya bunganya di atas teralis yang ditinggikan.
Ini bukan sekadar fitur estetika, tetapi juga inovasi unik dari para petani untuk beradaptasi dengan medan dataran rendah, yang seringkali terdampak gelombang pasang dan banjir dari Sungai Tien.

Tuan Duong Van Que (putra ketujuh Tuan Tu Ton) mengenang: "Saat itu, ayah saya sudah mulai membangun teralis."
Awalnya, teralis terbuat dari bambu, pot-potnya terbuat dari anyaman bambu dan dilapisi daun kelapa, dan jerami busuk digunakan sebagai media tanam.
"Menanam di teralis memungkinkan aerasi yang baik, mencegah pembusukan akar, dan melindungi tanaman dari hama dan penyakit yang berasal dari tanah." Saat ini, teralis bambu kuno ini digantikan oleh sistem pipa besi dan plastik yang kokoh, dengan biaya investasi sekitar 15 juta VND per 1.000 m².
Citra para petani yang mendayung kano di antara deretan bunga yang menjulang tinggi di pepohonan telah menjadi simbol pariwisata yang unik, sebuah bukti keharmonisan antara manusia dan alam.

Setelah tahun 1975, Desa Bunga Sa Dec memasuki periode perkembangan yang gemilang, tidak lagi terbatas pada Tan Quy Dong, tetapi meluas ke daerah sekitarnya.
Menurut para penanam bunga setempat, perkembangan ini tidak hanya berasal dari tradisi tetapi juga dari kebutuhan spiritual masyarakat yang semakin meningkat.
Seiring perkembangan negara dan kemajuan kehidupan budaya, "kerajinan ini pada akhirnya akan menjadi langka," seperti yang diprediksi oleh mendiang pengrajin Tư Tôn.
Hingga saat ini, Desa Bunga Sa Dec mencakup area seluas hampir 1.000 hektar dengan lebih dari 2.000 varietas bunga dan tanaman hias. Tiga faktor kunci telah menciptakan terobosan dalam beberapa tahun terakhir: investasi dalam infrastruktur transportasi yang terkoordinasi; strategi menggabungkan produksi pertanian dengan pariwisata; dan dedikasi serta keterampilan masyarakat Sa Dec.
Festival Bunga dan Tanaman Hias Sa Dec pertama pada tahun 2023, diikuti oleh Festival Bunga dan Tanaman Hias Sa Dec kedua pada tahun 2025, menegaskan posisi Sa Dec sebagai "kerajaan bunga" di wilayah tersebut.
Dari semak mawar milik Bapak Tu Ton di tepi kanal Thong Luu bertahun-tahun yang lalu, Sa Dec kini telah menjadi pusat produksi bunga dan tanaman hias modern, tidak hanya memasok pasar domestik tetapi juga dengan percaya diri mencapai tingkat internasional.
PERI
Sumber: https://baodongthap.vn/lang-hoa-sa-dec-tu-nep-ray-xua-den-thu-phu-hoa-kieng-mien-tay-a234514.html






Komentar (0)