
Jalan berliku ini dikelilingi hutan karet, kebun kopi, dan kebun durian hijau yang tersembunyi di balik lapisan basal yang subur. Di sepanjang jalan, terdapat beragam produk unggulan musiman seperti durian, alpukat, dan kopi yang kaya rasa.
Selain hidangan khas tersebut, ada oleh-oleh tak terlupakan yang membuat wisatawan berhenti sejenak untuk menikmatinya. Yaitu jagung rebus yang panas dan mengepul. Hanya beberapa kilometer dari sini, terdapat puluhan toko yang menjajakan jagung di bawah api unggun yang menyala-nyala.
Bayangan sederhana pramuniaga, api unggun yang hangat dan berasap tipis, camilan sederhana, saya merasa segar kembali, perjalanan pun terasa aman dan lancar. Saya merasa tidak sendirian di tengah hamparan pegunungan dan hutan.
Sambil duduk santai, saya membeli lusinan jagung matang dan jagung segar sebagai oleh-oleh. Jagung-jagung itu ditanam di kebun, jadi rasanya manis dan kenyal. Sambil saya makan, pemilik kebun dengan hangat dan ramah memetik dan merebusnya. Jagung segar dipetik di hari yang sama, sehingga bisa dibawa jauh tanpa kehilangan rasa manis dan kelembutan biji jagungnya.
Saat matahari terbenam di lereng bukit, kabut melayang bagai mimpi di atas perkebunan kopi dan kebun karet. Saat itu juga anak-anak laki-laki bertopi lebar dan berkulit kecokelatan menggiring sapi-sapi kembali ke kandang, dengan karung kain di pundak dan cambuk di tangan, diiringi denting lonceng yang tertiup angin sore. Suasananya agak sendu, namun tenang dan damai.
Di luar, tiba-tiba kudengar suara kondektur bus tertawa keras memanggilku: "Mau ke Ban Me, Bro... Mau ke Ban Me, Bro?"
Duduk di tempat tidur gantung, aku menggelengkan kepala dan melambaikan tanganku cepat, tetapi aku masih bisa melihat senyum di wajahnya meskipun malam telah tiba. Tungku-tungku di gubuk masih menyala, bara api berderak seolah mengundang turis untuk mampir.
Lahir dan besar di Buon Me, sebagai anak dari Dataran Tinggi Tengah, saya selalu bahagia berada di negeri ini. Negeri ini tak hanya kaya akan produk unggulan seperti kopi, lada, kacang mete, makadamia... tetapi juga hangat dalam kemanusiaan, penuh dengan budaya spiritual mulai dari epos, hingga sastra kuliner , hidangan tradisional nasi bambu, ayam bakar, salad terong pahit, ikan kering...
Sumber: https://baodanang.vn/ngot-ngay-bap-luoc-o-nui-3308310.html






Komentar (0)