Bekerja di bidang pariwisata di usia lanjut
Setiap hari pukul 7 pagi, baik hujan maupun cerah, Bapak Ma A Cang tetap berada di Kawasan Wisata Cat Cat untuk mempersiapkan hari kerja yang baru. Selama lebih dari 2 tahun, Bapak Cang telah menjadi anggota Tim Seni Pertunjukan Desa Cat Cat, yang tampil setiap hari untuk para wisatawan. Di tim tersebut, beliau bertanggung jawab untuk memainkan seruling Mong dan terompet daun—dua alat musik tradisional yang erat kaitannya dengan kehidupan budaya masyarakat Mong di sini.
"Setiap hari, Kelompok Kesenian ini menggelar 7 pertunjukan, dan setiap pertunjukan selalu ramai pengunjung. Seru sekali. Orang-orang baru pulang setelah menonton semua pertunjukan," ujar Pak Cang.


Baginya, tepuk tangan penonton adalah hadiah yang berharga, yang memotivasinya untuk terus berkarya setiap hari. Penghasilan 5 juta VND per bulan dari Cat Cat Tourism Company Limited membantu Tuan Cang memiliki kondisi yang lebih baik untuk memenuhi biaya hidupnya, tetapi yang paling membuatnya bersyukur adalah perasaan bahwa ia masih berguna, masih berkontribusi dalam melestarikan dan menyebarkan budaya orang Mong di tanah kelahirannya.


Di usianya yang ke-75, Ibu Lu Thi May telah bekerja di kios brokat di pusat desa Cat Cat selama hampir 10 tahun. Pekerjaan sehari-harinya adalah mendemonstrasikan teknik melukis lilin lebah, sebuah kerajinan tradisional masyarakat Mong yang telah lama ada. Hanya berbekal pena besi dan semangkuk lilin lebah yang dipanaskan, tangannya perlahan-lahan menciptakan garis-garis halus dan simetris. Setiap hari, Ibu May duduk bekerja tepat di depan teras rumahnya, dengan kursi rendah dan keranjang rotan yang diletakkan di atas papan kayu datar sebagai meja. Di atasnya terdapat kain linen putih, di samping tungku arang untuk memanaskan lilin lebah untuk menggambar pola. Meskipun tangannya sudah ditandai oleh usia, ia tetap bekerja dengan presisi, tanpa gemetar atau terburu-buru.

Para wisatawan berhenti di depan kios, sebagian untuk membeli, sebagian hanya untuk menonton, tetapi hampir semua orang berlama-lama di tempat perempuan tua berambut perak dan beranting-anting perak besar itu dengan sabar melukis setiap pola. Nyonya May tidak begitu fasih berbahasa Mandarin, jadi ia jarang menjelaskan dengan kata-kata. Sebaliknya, tangannya yang terampil adalah "bahasa" yang membantu pengunjung memahami profesi melukis lilin lebah.
Lansia - Sorotan Budaya dalam Pariwisata Komunitas
Kisah Pak Cang dan Bu May bukanlah kisah yang unik. Di Kawasan Wisata Cat Cat, saat ini terdapat lebih dari 30 lansia yang bekerja dari total hampir 250 pekerja.
Menurut Bapak Nguyen Trung Kien, Wakil Direktur Cat Cat Tourism Company Limited, salah satu perbedaan model pariwisata di Desa Cat Cat adalah menciptakan lapangan kerja bagi para lansia, alih-alih hanya berfokus pada tenaga kerja muda. Sebelumnya, ketika mereka tidak lagi cukup kuat untuk bekerja di ladang, para lansia di desa hampir hanya tinggal di rumah. Namun, ketika pariwisata berkembang, mereka menjadi tenaga kerja yang istimewa, karena merekalah yang paling banyak memiliki pengetahuan budaya masyarakat.


Para lansia di Desa Cat Cat diberikan pekerjaan yang sesuai dengan kesehatan mereka, seperti: melukis lilin lebah, memintal linen, menenun, mewarnai nila, membuat anggur, demonstrasi kerajinan tangan, atau menjual produk langsung kepada wisatawan. Perusahaan membayar gaji bulanan, dan semua produk yang dijual para lansia menjadi pendapatan mereka sendiri.

Tak hanya meningkatkan pendapatan, partisipasi dalam pekerjaan juga membantu para lansia menjaga hubungan komunitas, optimisme, dan rasa berguna. Banyak orang mengatakan bahwa bekerja bukan hanya untuk uang, tetapi juga karena "Anda bisa bertemu pelanggan, mengobrol, dan merasa lebih bahagia". Citra para lansia berambut putih, yang masih lincah menggambar lilin, memintal benang... telah menjadi daya tarik tersendiri di Kawasan Wisata Cat Cat.
Ketika para lansia diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pariwisata, mereka tidak hanya menikmati masa tua mereka, tetapi juga berkontribusi dalam memperkaya produk wisata dan menyebarkan nilai-nilai budaya lokal kepada wisatawan. Kehadiran para lansia telah membantu pariwisata komunitas menjadi lebih dinamis, autentik, dan berkelanjutan.
Sumber: https://baolaocai.vn/nguoi-cao-tuoi-lam-du-lich-post886347.html






Komentar (0)