Roket H3, yang digembar-gemborkan JAXA sebagai roket yang fleksibel dan hemat biaya, "telah memasuki orbit," kata seorang pejabat dari Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) kepada AFP.
Sorak-sorai dan tepuk tangan terdengar dari pusat kendali JAXA setelah siaran langsung badan tersebut mengumumkan mesin roket berhasil dinyalakan, yang berarti telah memasuki orbit.
Roket H3 Jepang lepas landas dari landasan peluncuran di Pusat Luar Angkasa Tanegashima di Kagoshima, Jepang, pada 17 Februari.
Roket H3 membawa dua satelit kecil, termasuk mikrosatelit yang diharapkan membantu mencegah bencana dengan mengambil foto dan memfilmkan.
Satelit yang tersisa dilengkapi dengan sensor inframerah untuk mendeteksi kondisi operasi pabrik di darat.
"Tiga tidak cukup": Roket H3 Jepang berhasil diluncurkan pada percobaan ketiga
Pemisahan kedua satelit juga telah dikonfirmasi, menurut siaran langsung JAXA. "Kami akan terus menganalisis urutannya setelah berhasil menempatkan roket ke orbit," tambah seorang pejabat JAXA.
Peluncuran terbaru ditunda dari 13 Februari karena cuaca buruk, menyusul dua peluncuran yang gagal pada tahun 2023.
Roket H3 Jepang bersiap memasuki orbit
Secara spesifik, JAXA gagal meluncurkan roket H3 pada 7 Maret 2023. Akibatnya, roket tersebut terpaksa menghancurkan dirinya sendiri setelah pusat komando menyimpulkan bahwa misi tersebut tidak dapat berhasil. Upaya pertama peluncuran H3 pada Februari 2023 gagal ketika roket berbahan bakar padat tersebut gagal menyala. Setelah kegagalan tersebut, sistem pengapian H3 diperbaiki.
Dikembangkan oleh JAXA dan Mitsubishi Heavy Industries, H3 adalah penerus sistem peluncuran H-IIA yang diluncurkan pada tahun 2001.
Roket H3 sedang dikembangkan untuk peluncuran komersial yang sering dengan efisiensi biaya dan keandalan yang lebih baik. Roket ini telah dianggap sebagai pesaing potensial roket Falcon 9 milik perusahaan AS, Space X.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)