Meski tak berpangkat militer, mereka tetap gigih menjaga pagar, memanfaatkan gengsi dan tanggung jawab untuk mempersatukan masyarakat, menyelesaikan konflik, menebarkan solidaritas, dan membangun kedudukan kokoh di hati rakyat.
Jaga pagar, pupuk kepercayaan
Di usianya yang ke-75, tangan tetua desa Siu Phyin (Desa Goong, Komune Ia Púch) masih lincah menenun. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa beliau adalah tetua desa perempuan pertama dari komunitas Jrai di perbatasan provinsi, yang dipercaya dan dihormati oleh masyarakat sejak tahun 2016. Berasal dari latar belakang gerilya dan telah bertahun-tahun bekerja di Serikat Perempuan Komune, beliau tegas, kuat, dan fleksibel. Beliau percaya bahwa "kata-kata kosong tidak akan sampai ke telinga rakyat", sehingga beliau selalu memimpin dalam melakukan sesuatu terlebih dahulu agar rakyat percaya dan mengikutinya.

Dari mengolah lereng bukit untuk menanam kacang mete, mengajar orang menenun brokat, membuat arak beras, hingga berpatroli di perbatasan bersama tentara, Ibu Siu Phyin telah menjadi pendukung spiritual bagi seluruh masyarakat. Ia dengan tulus berbagi: "Menjaga perbatasan adalah tanggung jawab bersama. Tentara menganggap pos sebagai rumah, perbatasan sebagai tanah air, rakyat sebagai saudara sedarah, dan kami selalu menganggap tentara sebagai saudara."
Di perbatasan, Bapak Ksor Bong (73 tahun, tokoh terpandang di Desa Bi, Kecamatan Ia O) dikenal sebagai "penjaga patok perbatasan" yang berdedikasi. Sebagai ketua tim swakelola perbatasan, patok perbatasan 25 (3), beliau menganggap bekerja berdampingan dengan tentara sebagai suatu cara hidup. Siang maupun malam, beliau dan tentara sering berpatroli di hutan untuk menjaga perbatasan, terutama dengan gigih membujuk 23 kepala keluarga yang memiliki ladang di dekat perbatasan untuk menandatangani komitmen tidak membantu penyelundupan, tidak menyembunyikan orang asing, dan segera memberikan informasi kepada pihak berwenang. Beliau selalu percaya bahwa hanya ketika beliau menjadi teladan, masyarakat akan percaya dan patuh. Di saat yang sama, beliau selalu mengingatkan masyarakat bahwa perbatasan dan patok perbatasan adalah darah daging Tanah Air, dan sebagai warga yang tinggal di perbatasan, mereka harus memegang teguh tanggung jawab untuk melindunginya.

Bapak Siu Deo (66 tahun, tokoh terkemuka di Desa Mook Den 2, Komune Ia Dom) dianggap sebagai "mediator" yang handal. Memahami adat istiadat, beliau mampu menyelaraskan hukum adat dengan hukum, sehingga banyak kasus diselesaikan secara wajar, tanpa menimbulkan konflik. Beliau senantiasa mendorong masyarakat untuk meninggalkan adat istiadat yang buruk, membangun gaya hidup beradab, mengembangkan ekonomi bersama, dan memperhatikan pendidikan anak-anak mereka. Baginya, solidaritas adalah fondasi bagi desa yang sejahtera dan maju.
"Warga desa harus bersatu agar desa bisa maju. Oleh karena itu, setiap kali ada masalah di desa, saya selalu bertemu dan berdiskusi dengan semua pihak untuk mengklarifikasi masalah dan menjaga solidaritas," ujar Bapak Deo.
Titik tumpu prajurit berseragam hijau
Pada tahun 2024, ketiga tetua desa dan tokoh terkemuka, Siu Phyin, Ksor Bong, dan Siu Deo, mendapatkan penghargaan dalam program "Dukungan Desa" yang diselenggarakan bersama oleh Majalah Komunis, Komite Sentral Front Tanah Air Vietnam, dan Komando Penjaga Perbatasan. Penghargaan ini merupakan pengakuan yang pantas atas kontribusi mereka yang gigih dan tanpa pamrih.

Kesamaan antara tetua desa dan tokoh-tokoh terkemuka di daerah perbatasan adalah kesabaran, dedikasi, dan gengsi. Mereka bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun aturan dan tata tertib desa yang sesuai dengan kenyataan, menyelesaikan berbagai masalah langsung di tingkat akar rumput, dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Komite Partai dan pemerintah.
Bagi para prajurit "seragam hijau", para tetua desa, dan orang-orang terhormat tak hanya menjadi pendukung spiritual yang kokoh, tetapi juga "pendamping istimewa". Bersama tentara, mereka "menelusuri setiap gang, mengetuk setiap pintu", mempropagandakan dan memobilisasi rakyat untuk mematuhi pedoman dan kebijakan Partai, kebijakan dan hukum Negara, serta berkontribusi dalam upaya mobilisasi massa dan perlindungan kedaulatan perbatasan yang lebih efektif.
Mayor Huynh Ngoc Phu, Komisaris Politik Pos Penjaga Perbatasan Ia O, dan Mayor Ro O Thuy, Wakil Komisaris Politik Pos Penjaga Perbatasan Ia Púch, keduanya menilai: Suara para tetua desa dan tokoh-tokoh terkemuka memiliki bobot khusus dan dipercaya oleh masyarakat lebih dari dokumen administratif apa pun. Oleh karena itu, unit ini selalu berfokus untuk mempromosikan peran mereka dalam kegiatan propaganda, baik untuk menghubungkan masyarakat maupun menciptakan fondasi yang kokoh bagi tugas menjaga perbatasan.
Berkat dukungan para tetua desa dan tokoh-tokoh terkemuka, pedoman, kebijakan Partai, dan hukum Negara menjangkau rakyat dengan cara yang dekat dan mudah dipahami. Mereka adalah "jembatan" yang menghubungkan tentara dan rakyat, yang berkontribusi dalam memperkokoh hati dan pikiran rakyat yang kuat di perbatasan.
Sumber: https://baogialai.com.vn/nhung-cot-moc-song-noi-phen-giau-post565576.html
Komentar (0)