Manila menuduh kapal penjaga pantai China melakukan manuver berbahaya, berupaya menghalangi kapal pemerintah Filipina yang beroperasi di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly.
Penjaga Pantai Filipina (PCG) hari ini merilis informasi tentang pertemuan antara kapal pasokan BRP Datu Sanday dan kapal penjaga pantai serta tiga kapal China lainnya pada tanggal 22 Februari, yang mengatakan insiden tersebut terjadi ketika kapal Filipina sedang mengangkut minyak ke nelayan di daerah dekat Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly Vietnam.
"Tiga dari empat kapal Tiongkok bergerak di depan BRP Datu Sanday pada jarak hanya 100 meter. Rombongan kapal tersebut juga terus membuntuti, mengganggu sinyal identifikasi otomatis, dan melakukan manuver berbahaya. Meskipun demikian, kapten BRP Datu Sanday menunjukkan keterampilan yang sangat baik dan menghindari semua upaya intersepsi," ujar juru bicara PCG, Jay Tarriela.
Sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok bergerak di dekat BRP Datu Sanday dalam foto yang dirilis hari ini. Foto: AFP
Ini adalah kedua kalinya Manila menuduh kapal penjaga pantai China menghalangi kapal pemerintah Filipina di dekat Second Thomas Shoal dalam dua minggu terakhir.
Pejabat China belum mengomentari informasi tersebut.
Second Thomas Shoal adalah bagian dari Kepulauan Spratly Vietnam, yang saat ini diduduki secara ilegal oleh Filipina. Beijing dan Manila sama-sama mengklaim kedaulatan atas wilayah tersebut.
Militer Filipina telah menggunakan kapal perang tua BRP Sierra Madre, yang kandas di Second Thomas Shoal, sebagai pos terdepan untuk mempertahankan kehadiran ilegal di wilayah tersebut sejak tahun 1999. Kapal tersebut memiliki unit marinir yang ditempatkan di dalamnya dan sepenuhnya bergantung pada pasokan dari daratan.
Departemen Pertahanan Nasional Filipina menyatakan bahwa Beijing secara rutin menempatkan kapal penjaga pantai di dekat Second Thomas Shoal untuk memantau aktivitas penangkapan ikan Filipina dan memantau misi pasokan ulang ke BRP Sierra Madre. Pasukan Tiongkok telah berulang kali berupaya mencegat kapal-kapal pemerintah Filipina di wilayah tersebut.
Wilayah Laut Cina Selatan. Grafik: CSIS
Pada November 2021, tiga kapal penjaga pantai Tiongkok memblokir jalan, menyalakan lampu, dan menembakkan meriam air, memaksa kapal-kapal pasokan Filipina untuk membatalkan misi mereka dan berbalik arah. Jenderal Tarriela mengatakan pada 6 Oktober 2023 bahwa kapal penjaga pantai Tiongkok memotong haluannya dan hampir bertabrakan dengan BRP Sindangan di dekat Second Thomas Shoal.
Vietnam telah berulang kali menekankan bahwa mereka memiliki bukti sejarah dan dasar hukum yang cukup untuk menegaskan kedaulatannya atas kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa, sesuai dengan hukum internasional.
Vu Anh (Menurut AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)