Kementerian Dalam Negeri akan fokus pada penyesuaian upah minimum regional di waktu mendatang, terutama penetapan upah minimum zonasi sesuai dengan perubahan wilayah pasca penataan ulang unit administrasi.
Kenaikan upah minimum rata-rata hampir 6%/tahun
Terkait rencana pelaksanaan tugas pada bulan Maret, Kementerian Dalam Negeri menyatakan akan memfokuskan penyiapan materi tentang penyesuaian upah minimum, terutama terkait zonasi upah minimum agar sesuai dengan perubahan wilayah pada saat pelaksanaan penataan unit administrasi.
Setiap tahun, Dewan Upah Nasional bertemu untuk memberi saran kepada Pemerintah tentang penyesuaian upah minimum yang tepat untuk memastikan standar hidup minimum bagi pekerja.
Dewan Pengupahan Nasional terakhir kali menyarankan Pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 74/2024. Dengan demikian, mulai 1 Juli, upah minimum regional akan naik rata-rata 6% dibandingkan dengan upah minimum regional tahun 2023. Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, upah minimum regional yang berlaku mulai 1 Juli 2024 hingga saat ini adalah Wilayah 1 dengan upah 4,96 juta VND/bulan; Wilayah 2 sebesar 4,41 juta VND/bulan; Wilayah 3 sebesar 3,86 juta VND/bulan; dan Wilayah 4 sebesar 3,45 juta VND/bulan.
Upah minimum regional secara langsung memengaruhi pendapatan pekerja kontrak. Sejak 2009, upah ini telah disesuaikan sebanyak 16 kali.
Menurut statistik dari Badan Pengelola Ketenagakerjaan, dalam hampir 10 tahun (2016-2024), upah minimum telah disesuaikan secara berkala dengan tingkat kenaikan rata-rata 5,96% per tahun. Rata-rata gaji pekerja bergaji tetap meningkat rata-rata 6,57% per tahun.
Negosiasikan gaji yang lebih tinggi
Untuk memperoleh data guna keperluan penyesuaian upah minimum regional tahun 2025, Kementerian Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas, dan Sosial (kini Kementerian Dalam Negeri) mengeluarkan Keputusan tentang survei ketenagakerjaan dan upah di perusahaan tahun 2024.
Survei dilakukan terhadap 3.400 perusahaan dengan 6.800 karyawan di 18 provinsi dan kota yang mewakili 8 wilayah ekonomi di negara tersebut dengan jumlah perusahaan yang besar dan pasar tenaga kerja yang maju. Di antara keduanya, Hanoi dan Kota Ho Chi Minh merupakan dua wilayah dengan jumlah perusahaan terbanyak yang disurvei.
Hasil yang dikumpulkan juga akan berfungsi sebagai acuan bagi manajemen dan publikasi upah rata-rata di pasar tenaga kerja bagi para pebisnis dan karyawan untuk dijadikan dasar negosiasi gaji.
Bapak Le Dinh Quang, Wakil Kepala Departemen Kebijakan Hukum dan Hubungan Perburuhan (Konfederasi Umum Buruh Vietnam), mengatakan bahwa peningkatan upah tidak hanya meningkatkan kehidupan pekerja tetapi juga memotivasi produktivitas, sehingga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi.
Serikat pekerja akar rumput harus mendukung pekerja dalam menegosiasikan upah yang lebih tinggi dari upah minimum melalui perjanjian perundingan bersama.
Untuk mendapatkan dasar dalam mengusulkan upah minimum tahun ini, Serikat Pekerja melakukan survei pendahuluan terhadap kondisi kehidupan, pekerjaan, upah dan pendapatan pekerja.
Namun, untuk mengusulkan penyesuaian upah minimum regional, survei yang lebih mendalam perlu dilakukan di masa mendatang. Dibandingkan dengan kebutuhan aktual dan standar hidup saat ini, para pekerja memperkirakan upah minimum regional pada tahun 2025 akan disesuaikan ke atas untuk menjamin penghidupan mereka.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/sap-tang-luong-toi-thieu-2025-2380441.html
Komentar (0)