Tiga perwira militer akan bertugas di Misi Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afrika Tengah, Sudan Selatan, dan wilayah Abyei, menurut keputusan Presiden.
Pada tanggal 8 April, Kementerian Pertahanan Nasional mengadakan upacara penyerahan keputusan Presiden kepada tiga perwira. Letnan Kolonel Nguyen Sy Hieu akan menjabat sebagai Pengamat Militer, Misi MINUSCA (Republik Afrika Tengah); Mayor Nguyen Thi Thanh Loan akan menjabat sebagai Perwira Staf Logistik, Misi UNISFA (wilayah Abyei); Letnan Senior Nguyen Tien Long akan bertugas sebagai Pengamat Militer, Misi UNMISS (Republik Sudan Selatan).
Menurut Departemen Pemeliharaan Perdamaian, ketiga perwira tersebut telah menyelesaikan Latihan Penilaian Kompetensi untuk Pasukan Pemeliharaan Perdamaian (CEPPP 2023) dan Latihan Bilateral dengan India tentang Pemeliharaan Perdamaian (VINBAX 2023). Mereka juga menjalani pelatihan pra-penugasan untuk memastikan mereka memenuhi persyaratan misi saat tiba.
Letnan Jenderal Senior Hoang Xuan Chien menyerahkan surat keputusan dan karangan bunga kepada tiga perwira yang ditugaskan untuk berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian PBB. Foto: Trong Duc
Letnan Jenderal Hoang Xuan Chien, Wakil Menteri Pertahanan Nasional, berharap ketiga perwira tersebut akan menunjukkan keberanian dan kapasitas profesional mereka, dalam menjamin keamanan dan keselamatan manusia, senjata, dan peralatan. Departemen Operasi Penjaga Perdamaian perlu meningkatkan kemampuan berbahasa asing dan terus mencari kandidat untuk bekerja di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan posisi komando di berbagai misi.
Hingga saat ini, Vietnam telah mengirimkan 799 perwira dan staf untuk berpartisipasi dalam kegiatan penjaga perdamaian di tiga misi dan markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Misi MINUSCA di Republik Afrika Tengah didirikan pada bulan April 2014 dengan misi melindungi warga sipil dan mendukung transisi kekuasaan di Afrika Tengah dalam konteks banyak kelompok bersenjata aktif.
Misi UNMISS di Republik Sudan Selatan adalah misi penjaga perdamaian PBB terbesar dengan hampir 18.000 personel. Sudan Selatan sedang berjuang melawan kekerasan, bencana alam, ketidakstabilan ekonomi, serta konflik politik dan militer.
Abyei, dengan luas 10.546 km2, merupakan wilayah sengketa antara Sudan dan Sudan Selatan setelah perang saudara tahun 2005. Misi UNISFA didirikan di sini untuk menjaga, menjamin keamanan, keselamatan, dan mencegah konflik serta perselisihan antara kedua negara.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)