Bebas dari kemiskinan dengan menanam nangka

Ibu Le Thi Ut (tinggal di kecamatan Nhon Hoa Lap) mengatasi kesulitan dan keluar dari kemiskinan dengan menanam nangka.

Sekitar 10 tahun yang lalu, keluarga Ut miskin, tanpa tanah untuk ditinggali atau bercocok tanam. Pasangan muda ini membangun bisnis mereka hanya dengan tangan kosong. Untuk mendapatkan uang guna menutupi biaya hidup, merawat ibu mereka yang sudah lanjut usia dan dua anak mereka yang masih kecil, pasangan ini bekerja sebagai kuli bangunan. Meskipun hidup mereka sulit, pasangan ini gigih mencari jalan keluar dari kemiskinan.

Pada tahun 2018, menyadari situasi sulit yang dihadapinya, Serikat Perempuan Komune meminjamkannya 30 juta VND untuk membeli sapi-sapi untuk dipelihara. Setelah 1 tahun beternak, ia menjual sapi pertama dengan harga sekitar 12 juta VND. Namun, karena kondisi pemeliharaan yang terbatas, setelah 4 tahun, ia memutuskan untuk menjual sapi-sapi tersebut dan mengembalikan pinjaman untuk mencari arah produksi yang lebih sesuai.

Melalui riset praktis, ia menyadari bahwa menanam nangka memberikan efisiensi ekonomi yang tinggi dan cocok untuk kondisi tanah. Pada tahun 2022, ia kembali dipertimbangkan untuk mendapatkan pinjaman sebesar 100 juta VND guna menyewa lahan dan membeli bibit. “Awalnya, saya dan suami juga mengalami banyak kesulitan karena kurangnya pengalaman. Berkat Serikat Perempuan Komune yang menyediakan kondisi bagi saya untuk mengikuti pelatihan teknik budidaya, saya dapat mengakses pengetahuan tentang perawatan pohon, pencegahan hama dan penyakit, serta proses budidaya yang efektif,” ujar Ibu Ut.

Menurut Ibu Ut, meskipun nangka mudah tumbuh, tanaman ini membutuhkan perawatan, pemupukan, dan pemantauan rutin terhadap hama penggerek buah, terutama penyakit jamur. Selain itu, setelah setiap pemetikan buah, cabang dan daun harus dipotong agar pohon mendapatkan cukup sinar matahari untuk membantu buahnya tumbuh besar dan manis.

Saat ini, dengan lahan seluas 0,3 hektar, ia telah menanam 200 pohon nangka merah dan 180 pohon nangka Thailand super awal. Setelah 18 bulan, kebun nangka tersebut mulai berbuah. Setelah dikurangi semua biaya, ia masih meraup keuntungan lebih dari 20 juta VND pada panen pertama. Kebun nangka tersebut kini telah memanen buah kedua, dengan harga jual berkisar antara 5.000-19.000 VND/kg untuk nangka merah dan 2.000-10.000 VND/kg untuk nangka Thailand super awal. Diketahui bahwa ia baru saja menanam 45 pohon nangka Thailand super awal untuk meningkatkan produksi di masa mendatang.

Selain mengurus kebun nangka, Ut dan suaminya masih bekerja sebagai buruh bangunan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan penghasilan rata-rata sekitar 10 juta VND/bulan, ia dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai pendidikan anak-anaknya.

Berkat pinjaman istimewa dan tabungan bertahap, keluarganya mampu membeli tanah, membangun rumah yang kokoh, dan melengkapinya dengan mesin serta peralatan produksi. Di penghujung tahun 2024, keluarganya resmi keluar dari kemiskinan, menandakan upaya gigih pasangan ini dan dukungan tepat waktu dari pemerintah setempat.

Ketua Serikat Perempuan Komune Nhon Hoa Lap, Nguyen Thi Chon, mengatakan: "Ibu Le Thi Ut adalah salah satu anggota yang memiliki semangat kemajuan, mampu menerapkan teknologi dalam produksi dan memperkaya diri secara sah. Kasusnya menjadi motivasi bagi banyak perempuan setempat untuk berjuang dalam hidup."

Thu Thao

Sumber: https://baolongan.vn/thoat-ngheo-nho-trong-mit-a207121.html