Hubungan antara AS dan Afrika Selatan memburuk dengan keputusan pemerintah AS untuk mengusir duta besar Afrika Selatan.
Pasalnya, saat berbicara di sebuah media, duta besar ini melontarkan pernyataan tentang kebijakan pemerintah Washington yang dinilai Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebagai "rasis" dan "membenci Presiden Donald Trump".
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio
Dalam diplomasi dan politik dunia, pengusiran duta besar selalu mencerminkan situasi yang sangat buruk dan tingkat hubungan antarnegara yang sangat abnormal. Bagi AS dan Afrika Selatan, ini merupakan puncak baru, tetapi di saat yang sama, ini juga merupakan perkembangan dalam proses memburuknya hubungan kedua belah pihak sejak Trump kembali ke Gedung Putih.
Pertama, pemerintahan Trump memutuskan untuk menghentikan semua bantuan keuangan, teknis, dan kemanusiaan ke Afrika Selatan, yang berdampak negatif pada banyak program dan proyek pembangunan sosial -ekonomi di Afrika Selatan. Negara ini saat ini menjadi ketua bergilir kelompok G20, tetapi Bapak Marco Rubio memboikot pertemuan para menteri luar negeri negara-negara anggota kelompok yang diketuai oleh Afrika Selatan. Alasannya adalah AS menuduh Afrika Selatan mendiskriminasi orang kulit putih di Afrika Selatan dalam undang-undang pertanahannya. Bapak Trump juga mengumumkan bahwa ia akan menerima orang kulit putih dari Afrika Selatan untuk menetap di AS.
Perselisihan antara AS dan Afrika Selatan menjadi sangat sulit untuk didamaikan karena Afrika Selatan sangat menentang Israel dan membawa Perdana Menteri Israel ke Mahkamah Pidana Internasional. Perselisihan ini semakin sulit diatasi ketika AS juga ingin menggunakan hal ini untuk memperingatkan dan menghalangi banyak pihak lain.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/tu-bat-dong-den-bat-hoa-185250316220321777.htm
Komentar (0)