Selain mual, demam, dan infeksi, leukemia juga dapat menyebabkan pendarahan di bawah kulit, ruam, dan jamur.
Leukemia adalah jenis kanker darah yang memengaruhi sel darah dan sumsum tulang. Ketika Anda menderita penyakit ini, sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit Anda yang berfungsi melawan infeksi akan dikalahkan oleh sel kanker. Berikut beberapa kondisi kulit yang dapat disebabkan oleh leukemia.
Perdarahan subkutan
Leukemia memengaruhi produksi trombosit—sel darah yang berfungsi membekukan darah untuk menghentikan pendarahan. Ketika jumlah trombosit rendah, pasien sering mengalami pendarahan di bawah kulit atau bahkan luka ringan.
Kapiler pecah di bawah kulit. Jika tidak ada cukup trombosit untuk menyumbat kapiler yang rusak, darah akan bocor ke dalam kulit. Selain petekie (bintik merah pada kulit), hal ini dapat muncul sebagai purpura (area merah yang lebih besar) atau memar. Bintik-bintik ini biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menghilang.
Leukemia kulit
Seiring perkembangan penyakit, sel-sel leukemia yang terbentuk di sumsum tulang dapat bermigrasi ke lapisan kulit, menyebabkan lesi kulit. Lesi ini muncul sebagai benjolan keras atau nodul yang warnanya bervariasi dari cokelat kemerahan hingga ungu.
Vaskulitis
Pembuluh darah dan area di sekitarnya menjadi meradang, muncul sebagai bintik-bintik ungu, petekie (bintik-bintik kecil berwarna ungu, coklat, merah), atau lesi ungu menyerupai jaring yang berkembang pada kulit.
Penderita leukemia sering kali memiliki lesi kulit. Foto: Freepik
Folikulitis
Leukemia menghambat perkembangan sel darah putih matang yang melawan infeksi, membuat tubuh jauh lebih rentan terhadap infeksi kulit. Infeksi yang umum terjadi adalah folikulitis, yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Terapi antibakteri atau antijamur yang tepat (krim topikal, obat oral) biasanya digunakan untuk mengobati folikulitis.
Kurap
Ini adalah infeksi jamur yang muncul sebagai bercak putih, merah muda, merah, atau cokelat pada kulit. Infeksi ini paling sering ditemukan di leher, dada, punggung, dan lengan.
Ruam kulit
Reaksi alergi umum terhadap obat leukemia mengakibatkan ruam kulit seperti campak yang biasanya berkembang 7 hingga 10 hari setelah pertama kali mengonsumsi obat tersebut.
Ruam kemoterapi
Leukemia seringkali membutuhkan kemoterapi, dan efek sampingnya dapat menyebabkan ruam. Ruam akibat kemoterapi menyerupai jerawat dan biasanya muncul di wajah, kulit kepala, leher, dada, dan punggung. Ruam ini menimbulkan gejala seperti nyeri, iritasi, rasa terbakar, dan perih.
Sindrom Sweet
Penderita leukemia memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan dapat mengalami kondisi kulit langka yang disebut sindrom Sweet. Pasien akan mengalami benjolan atau bercak merah muda yang tampak seperti gigitan serangga, yang disebabkan oleh peradangan neutrofil yang menyerang kulit. Selain ruam, pasien mungkin mengalami demam atau menggigil.
Kucing Mai (Menurut Kesehatan Sehari-hari )
Pembaca mengajukan pertanyaan tentang kanker di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)