|
Bun cha adalah salah satu hidangan khas yang menarik dan banyak wisatawan menyempatkan diri untuk menikmatinya saat berkunjung ke Hanoi . (Sumber: VNA) |
Dalam beberapa tahun terakhir, wisata kuliner bukan lagi sekadar kegiatan sampingan, tetapi telah menjadi salah satu faktor penting pendorong pertumbuhan industri pariwisata global.
Laporan IMARC Group menyebutkan bahwa pasar ini akan mencapai nilai 1.090,48 miliar dolar AS pada tahun 2024 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 4.210,19 miliar dolar AS pada tahun 2033, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 14,46% dalam periode 2025-2033. Kawasan Asia- Pasifik saat ini menguasai 43,1% pangsa pasar global, menjadikannya pusat kuliner dunia yang baru.
Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan untuk menikmati lanskap yang berkaitan dengan budaya lokal. Wisatawan tidak hanya mengunjungi tempat-tempat indah, tetapi juga menganggap kuliner sebagai bagian penting dari perjalanan mereka. Selain itu, dampak media sosial semakin nyata. Sebuah survei oleh platform perjalanan daring global TripAdvisor (AS) menunjukkan bahwa 83% wisatawan mencari restoran, bar, atau kafe secara daring sebelum perjalanan mereka. Foto-foto Instagram dan video TikTok secara langsung memengaruhi pilihan destinasi wisatawan.
Kebiasaan konsumen modern sedang berubah. Wisatawan semakin peduli dengan kesehatan dan keberlanjutan. 38% wisatawan mengonsumsi makanan sehat saat bepergian, dengan 46% di antaranya berada di Asia Pasifik saja. Pilihan makanan dari pertanian ke meja, organik, vegan, dan bebas gluten semakin populer, mencerminkan tren yang menggabungkan pengalaman kuliner dengan kesehatan dan lingkungan.
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), rata-rata 25% anggaran pariwisata dihabiskan untuk makanan dan minuman, yang dapat mencapai 35% di destinasi mewah. Ini merupakan sumber pendapatan penting yang membantu menopang usaha kecil, melestarikan kuliner tradisional, dan memperluas struktur ekonomi lokal.
|
Restoran Out of This World di Maladewa menawarkan pengalaman bersantap tanpa limbah. (Foto: Out of This World) |
Sorotan kuliner dunia
Dalam gambaran global, Asia menegaskan posisi barunya dengan banyak destinasi kuliner yang menjadi "bintang gemilang". Survei terhadap 4.000 pengguna setelah menyelesaikan reservasi ke destinasi pada tahun 2023 oleh platform perjalanan daring Agoda (Singapura) menunjukkan bahwa lebih dari 64% wisatawan memilih Korea terutama karena kulinernya, diikuti oleh Thailand (55%), Jepang (52%), dan Malaysia (49%). Angka-angka ini mencerminkan bahwa kuliner merupakan faktor utama yang mendorong wisatawan memilih Asia.
Seoul, Tokyo, dan Bangkok selalu masuk dalam daftar "Kota Terbaik Dunia" dan "Asia" World Culinary Awards. Di Korea Selatan, daya tariknya berasal dari gelombang Hallyu, dengan hidangan-hidangan familiar dari film-film seperti kimchi, daging panggang, ayam goreng, kepiting bumbu kecap, terutama di pasar-pasar tradisional seperti Gwangjang. Thailand terkenal dengan dunia kulinernya yang semarak di Bangkok, di mana pad Thai, tom yum, dan ketan mangga populer di kalangan wisatawan. Jepang mempertahankan posisinya sebagai kuliner kelas atas dengan sushi, sashimi, ramen, budaya izakaya, dan seni kaiseki.
Di Malaysia, Michelin Guide Kuala Lumpur & Penang 2025 memberikan penghargaan kepada 143 restoran, yang mencerminkan keragaman kuliner dan identitas multikultural melalui hidangan seperti nasi lemak, char kway teow, atau hinava di Sabah.
Jejak Vietnam semakin nyata di peta kuliner dunia. Hanoi dinobatkan sebagai "Destinasi Kota Kuliner Terbaik Asia 2024" di World Culinary Awards, dan juga menduduki puncak daftar 25 destinasi kuliner terbaik di dunia versi TripAdvisor. Hue, Hoi An, dan Kota Ho Chi Minh terus diakui oleh TasteAtlas atas kuliner kaki limanya dan perpaduan cita rasa daerah. Hidangan-hidangan populer seperti pho, bun cha, banh mi, dan nem ran telah merambah ke luar negeri, menciptakan jejak global untuk kuliner Vietnam.
|
Lobster dan hidangan istimewa lainnya di Benjarong, sebuah restoran Thailand di Laguna Phuket, telah dianugerahi penghargaan Michelin Plate. (Sumber: Benjarong) |
Arah masa depan
Tren di atas menunjukkan bahwa wisata kuliner Asia berada dalam tahap perkembangan yang kuat, dan akan terus berkembang di masa mendatang. Menurut perkiraan Research and Markets (Irlandia), pasar wisata kuliner global dapat mencapai 4,21 triliun dolar AS pada tahun 2033, mempertahankan momentum pertumbuhan yang stabil.
Research and Markets menunjukkan tiga pendorong utama yang dianggap penting untuk periode mendatang. Pertama, kekuatan media sosial: TikTok dan Instagram membentuk cara wisatawan menikmati kuliner. Misalnya, menurut platform media B2B digital terintegrasi di industri pariwisata dan perjalanan, Travel and Tour World, pencarian "7/11 cuisine" (7-Eleven) di Google meningkat 5000% hanya dalam satu bulan, setelah video tentang budaya konbini Jepang menjadi viral.
Motivasi kedua adalah kebutuhan untuk belajar dan merasakan. Wisatawan tidak hanya ingin mencicipi, tetapi juga berpartisipasi dalam kelas memasak, lokakarya, dan wisata kuliner untuk memahami budaya lokal, membawa pulang keterampilan baru, dan berkontribusi dalam melestarikan resep tradisional.
Terakhir, keberlanjutan. Pasca pandemi, perhatian terhadap kesehatan, lingkungan, dan tanggung jawab sosial telah menjadi norma. Restoran, wisata kuliner, dan festival semuanya bertujuan untuk mengurangi limbah, menggunakan bahan-bahan lokal, dan menciptakan nilai bagi masyarakat. Ini adalah arah jangka panjang yang akan membantu industri pariwisata berkembang secara berkelanjutan sekaligus membedakan diri dalam persaingan internasional.
Kuliner kini menjadi "merek lunak" yang membantu Asia menegaskan daya tariknya. Dari jajanan kaki lima yang sederhana hingga pengalaman kuliner kelas atas, kawasan ini melestarikan tradisi sekaligus terus berinovasi untuk mengikuti tren. Dengan meluasnya pengaruh jejaring sosial, meningkatnya permintaan akan pengalaman, dan orientasi pembangunan berkelanjutan, Asia tidak hanya menjadi destinasi menarik saat ini, tetapi juga diprediksi akan memainkan peran sentral dalam pariwisata kuliner dunia di masa depan.
Sumber: https://baoquocte.vn/am-thuc-suc-hut-cua-du-lich-chau-a-328092.html









Komentar (0)