
Yamal (tengah) menanggung akibat dari komentar sarkastiknya tentang Real Madrid sebelum pertandingan - Foto: AFP
Komentar sarkastik dan mengejek Yamal tentang Real Madrid menjelang El Clásico tidak memberikan keuntungan psikologis apa pun bagi dirinya maupun Barcelona. Sebaliknya, komentar tersebut malah menjadi bumerang.
Yamal panik, Real Madrid berjuang dengan gigih.
Menjelang El Clásico, Lamine Yamal terus-menerus melontarkan komentar sarkastik. Ia bahkan sampai menjelek-jelekkan Real Madrid, dengan mengatakan raksasa Spanyol itu curang tetapi terlalu banyak mengeluh.
Ia bahkan membandingkan Real Madrid dengan tim amatir. Kemudian, ketika menghadapi kecaman, ia menggunakan media sosial untuk melanjutkan perang melawan lawannya. Kata-kata dan tindakannya yang berani menunjukkan bahwa Yamal sangat percaya diri. Hal ini dapat dimengerti, mengingat musim lalu ia dan Barcelona memenangkan keempat pertandingan melawan Real Madrid dengan meyakinkan.
Namun, baru pada pertandingan terakhir terlihat betapa paniknya Yamal. Pertama, lihat saja statistiknya. Seorang pemain yang berbakat secara teknis, terampil dalam menggiring bola dan mengontrol bola seperti Yamal, kehilangan penguasaan bola sebanyak 22 kali. Akurasi umpannya 80%, tetapi sebagian besar adalah umpan balik yang tidak berbahaya dan umpan pendek. Bintang Barcelona itu juga hanya berhasil melepaskan dua tembakan, yang keduanya tidak tepat sasaran.
Melihat jalannya pertandingan, jelas terlihat bahwa Yamal tidak berani mengambil risiko dalam permainannya. Setiap kali ia menguasai bola, para pemain Real Madrid langsung mengerumuninya seolah ingin melahapnya hidup-hidup. Ketika Yamal bergerak ke sayap kanan favoritnya, ia berhadapan dengan Alvaro Careras yang kuat dan terampil. Ketika ia mundur ke tengah, ia menghadapi Tchouameni yang berapi-api. Bahkan bintang-bintang penyerang seperti Mbappe, Bellingham, dan terutama Vinicius sering kali berada dalam duel yang sama dengan Yamal.
Bisa dibilang, bakat bukanlah alasan utama Yamal mendapat perhatian begitu besar dari para pemain Real Madrid; melainkan sikapnya. Pernyataan-pernyataannya yang agak arogan tidak membuatnya bermain lebih baik. Sebaliknya, para pemain Real Madrid, dengan harga diri dan semangat membara mereka, bermain dengan tekad dan gairah.
Kemudian, pada hari ketika Yamal "tak terlihat" karena panik, Barcelona kalah 1-2 dari Real Madrid.

Yamal disarankan untuk berbicara lebih sedikit - Foto: REUTERS
Pelajaran yang mahal
Pada usia 18 tahun, Yamal sudah menjadi bintang kelas dunia. Namun, ia masih mempertahankan beberapa sifat kekanak-kanakan, terutama kesombongannya. Dalam olahraga secara umum, dan bukan hanya sepak bola, penggunaan bahasa dan tindakan yang berlebihan sebelum pertandingan bukanlah hal yang tidak biasa.
Media internasional bahkan menggunakan istilah "trash talk" untuk menggambarkan hal ini. Seni bela diri seperti tinju dan MMA paling rentan terhadap hal ini, dengan Conor McGregor sebagai contoh utamanya. Dia mungkin bukan petarung yang sangat terampil, tetapi kemampuannya untuk "trash talk" tidak tertandingi. Penyelenggara banyak olahraga sering memanfaatkan pernyataan-pernyataan yang keterlaluan tersebut untuk mempromosikan citra mereka dan menarik perhatian.
Sejujurnya, serangan Lamine Yamal terhadap Real Madrid telah memanaskan pertandingan El Clásico, menarik lebih banyak perhatian daripada tahun-tahun sebelumnya. La Liga tentu saja mendapat manfaat, dan sampai batas tertentu, baik Barcelona maupun Real Madrid.
Bahkan manajemen dan staf pelatih Barcelona pun bisa dengan mudah memperingatkan atau menasihati Yamal untuk berhati-hati dengan kata-katanya, tetapi mereka tidak melakukannya. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa itu adalah aksi yang direkayasa untuk menarik perhatian pada pertandingan El Clásico.
Namun Yamal perlu mengingat bahwa sifat impulsif seperti itu tidak selalu berhasil. Di usia 18 tahun, ia mudah terjerumus ke dalam perdebatan seperti itu, kehilangan fokus pada pertandingan-pertandingan besar. Bahkan penggemar Barcelona pun menyerukan agar sang bintang belajar kerendahan hati seperti Messi. Ini menunjukkan bahwa mereka juga prihatin dengan kepribadian Yamal.
Kekalahan baru-baru ini melawan Real Madrid menjadi peringatan bagi Yamal dalam menghadapi media dan opini publik sebelum pertandingan penting.
Sumber: https://tuoitre.vn/bai-hoc-nho-doi-cho-yamal-2025102809052762.htm






Komentar (0)