
Di kantor redaksi Surat Kabar Quang Nam saat ini, menulis artikel di komputer lalu mengirim email ke kantor redaksi sudah "kuno". Sistem redaksi konvergen Surat Kabar Quang Nam, yang telah beroperasi sejak 3 Februari 2024, dapat dikatakan sebagai model jurnalisme yang cukup modern dalam sistem pers nasional.
Dari entri data, penyuntingan, tata letak, persetujuan penerbitan, hingga pembayaran royalti, semuanya dilakukan dalam lingkungan digital. Surat Kabar Quang Nam telah terintegrasi secara kuat dengan transformasi digital jurnalisme, sehingga para jurnalis tentu saja tidak dapat lepas darinya.
Akses terhadap teknologi
Dari naskah tulisan tangan di masa-masa awal profesi hingga bekerja di ruang redaksi yang terkonvergensi saat ini; dari tata letak manual hingga desain komputer; dari terbitan cetak yang terbit dua hari sekali hingga berita daring yang diperbarui setiap detik di surat kabar elektronik dan jejaring sosial… semuanya merupakan perubahan besar dalam jurnalisme. Perubahan ini mengharuskan jurnalis untuk belajar dan belajar mandiri setiap hari agar dapat mengikuti tren jurnalisme modern.
Awalnya, konsep big data, AI, chatGPT, blockchain, transformasi digital... masih terasa samar dan abstrak bagi seseorang berusia 50-an seperti saya. Saat itu, saya berpikir orang-orang seusia saya akan kesulitan mengikuti perkembangan teknologi secara umum, dan teknologi di bidang jurnalisme khususnya, sehingga penerapan teknologi mungkin hanya untuk anak muda.
Namun kemudian saya berpikir, jika saya tidak ingin tertinggal, satu-satunya cara adalah mendekati, mengenal, dan mempelajari teknologi. Dan mungkin belum pernah sebelumnya para jurnalis perlu belajar mandiri, perlu membekali diri dengan keterampilan dan pengetahuan seperti di era transformasi digital, kecerdasan buatan—di mana semuanya beroperasi dengan algoritma, data, dan teknologi—seperti sekarang.
Saya mendaftar untuk kelas "literasi digital" di https://quangnam.onetouch.edu.vn. Namun, sayangnya, program tersebut tidak memiliki perkuliahan di bidang yang saya minati, yaitu teknologi AI di bidang informasi dan komunikasi.
Namun, mata kuliah lain dalam program literasi digital Quang Nam seperti transformasi digital dalam pendidikan, ekonomi digital, masyarakat digital, keterampilan digital di lembaga negara, dan lain sebagainya banyak diminati peserta, karena ini merupakan wadah yang dibangun untuk berbagai kalangan subjek termasuk kader, pegawai negeri sipil, pelaku usaha, koperasi, komunitas, dan lain sebagainya dengan materi kuliah yang mudah diakses dan bersifat praktis bagi banyak orang.
Buka pintu menuju teknologi
Meskipun tidak ada kuliah di bidang yang paling saya minati, saya juga berpartisipasi dalam "pendidikan digital populer". Kuliah tentang keamanan informasi dalam transformasi digital, transformasi digital di lembaga negara... juga sangat bermanfaat bagi saya.
Dulu saya kagum dengan rekan-rekan muda yang bisa bekerja hanya dengan bermodalkan ponsel, mulai dari memotret, merekam - mengedit - mengedit video klip, hingga menulis artikel, mengedit, menerbitkan..., kini saya pun bisa, meski terkadang saya harus meminta bantuan rekan-rekan muda saat bekerja.
Belajarlah, lalu lihat, jangan takut AI akan mengambil alih, menggantikan jurnalis. Yang penting adalah apakah jurnalis mau belajar menguasai teknologi atau tidak. Orang-orang seusia saya sering hidup lambat, dan juga menjadi lambat dalam karier mereka.
Namun, ketika saya mendapatkan akses ke teknologi, saya tiba-tiba merasa "lebih muda" dan "lebih cepat", terutama karena saya juga bisa menulis artikel, mengunggah, memfilmkan, dan mengedit klip... hanya dengan ponsel. Belum lagi, era digital juga membuat orang fleksibel, dinamis, mudah berbagi, terbuka, dan selalu terhubung.
Biasakan diri dengan teknologi dan hal-hal baru agar tidak "tersesat" dalam arus zaman. Siswa yang masuk kelas "literasi digital" seperti saya, meskipun lambat, tetap berusaha untuk ikut serta.
Kelas teknologi dan kecerdasan buatan tidak mengajarkan segalanya kepada saya, tetapi kelas tersebut membuka pintu agar saya tidak tertinggal di era digital. Saya pikir kita tidak perlu takut teknologi akan menggantikan kita, tetapi kita harus memandang teknologi sebagai pendamping, sebagai "perpanjangan tangan" dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam jurnalisme...
Sumber: https://baoquangnam.vn/bat-nhip-cong-nghe-so-3157043.html
Komentar (0)