Wu Seakoo dan istrinya kini menggunakan teknologi AI untuk membuat avatar bagi putra mereka yang berusia 22 tahun, Xuanmo, yang meninggal karena stroke saat belajar di Universitas Exeter di Inggris.
Diliputi kesedihan mendalam atas kematian putranya, Bapak Wu mulai meneliti cara untuk "menghidupkan kembali" anaknya yang telah meninggal menggunakan teknologi pembelajaran mendalam. Menurut euronews , Bapak Wu menghabiskan ribuan dolar untuk menyewa perusahaan AI guna menciptakan "klon" putranya melalui gambar, video , dan rekaman suara.
Tuan Wu percaya bahwa teknologi akan membantunya mengatasi rasa sakit kehilangan anaknya.
Versi yang dibuat masih cukup sederhana, tetapi cukup untuk meredakan kekhawatiran pasangan Wu. Ia menyewa sebuah tim untuk mengumpulkan basis data yang berisi sejumlah besar informasi tentang putranya, dengan harapan dapat menciptakan replika realistis yang mampu berfungsi dan hidup di ruang virtual. Di masa depan, algoritma yang canggih dapat membangun avatar yang secara akurat mereplikasi pikiran dan ucapan Xuanmo, kata Tuan Wu.
Menurut para ahli, industri "bot hantu" sedang berkembang pesat di Tiongkok. Beberapa perusahaan Tiongkok mengklaim telah menciptakan ribuan "manusia digital" hanya dari gambar atau video berdurasi 30 detik dari individu yang telah meninggal.
Wu Wuliu, seorang blogger berusia 24 tahun, mengatakan bahwa ia melatih sebuah chatbot berdasarkan mendiang neneknya. Meskipun respons chatbot tersebut masih terbatas, ia mengatakan merasa senang karena dapat melihat dan berbicara dengannya lebih sering.
Perusahaan yang disewa oleh Wu Seakoo, Super Brain, hanya membutuhkan waktu 20 hari untuk menyelesaikan avatar dasar dengan harga sekitar $1.400 - $2.800. Zhang Zewei, pendiri Super Brain, mengatakan perusahaan tersebut telah menerima lebih dari 200 pesanan sejak Maret 2023, sebagian besar dari orang tua yang kehilangan anak karena sakit, kecelakaan, atau bencana alam.
Selama Festival Qingming pada tahun 2023, sebuah pemakaman di Tiongkok menggunakan perangkat lunak GPT dan kloning suara AI untuk menciptakan kembali gambar orang yang telah meninggal. Menurut Insider , pihak pemakaman menyatakan bahwa ribuan orang menggunakan platform tersebut, dengan biaya sekitar $7.300 untuk setiap klon.
Teknologi AI dapat memberikan penghiburan yang sangat dibutuhkan bagi keluarga yang ditinggalkan. Namun, para ahli memperingatkan bahwa AI dapat menimbulkan masalah etika yang serius. Haibing Lu, seorang profesor di Universitas Santa Clara, mengatakan bahwa penipu dapat menggunakan AI untuk menipu keluarga yang ditinggalkan.
Apa yang dapat kita harapkan dari dunia AI di tahun 2024?
Tautan sumber






Komentar (0)