.jpg)
Makanan "pedesaan"
Tidak ada yang tahu kapan hidangan batang pisang yang dimasak dengan bekicot pertama kali muncul, tetapi hidangan ini telah menjadi hidangan khas di banyak daerah di Delta Utara. Dulunya, hidangan ini populer dalam santapan sehari-hari masyarakat ketika kondisi ekonomi masih sulit dan serba kekurangan.
.jpg)
Batang pisang yang dimasak dengan siput apel telah menjadi hidangan yang tak asing bagi Ibu Duong Thi Uyen di Desa Thien Dap, Kecamatan Kim Xuyen (Kim Thanh). Sejak kecil, ibunya mengajarinya cara memasaknya. Hidangan sederhana ini terus ia dan saudara-saudara perempuannya tumbuh dewasa. Ketika tidak ada daging atau ikan yang tersedia di rumah, yang ia butuhkan hanyalah sekeranjang siput yang ditangkap dari ladang setelah hujan, dan beberapa batang pisang yang digali dari kebun untuk memasak sepanci sup yang lezat, kaya, dan bergizi. Baginya, ini bukan hanya hidangan sederhana, tetapi juga bagian dari kenangan masa kecilnya.
Bahan utama yang tak terpisahkan untuk hidangan ini adalah akar pisang dan keong apel, yang mudah ditemukan. Setelah hujan pertama musim ini, cukup bawa keranjang ke tepi ladang dan Anda bisa menangkap banyak keong.
Berbeda dengan siput, siput yang ditangkap di ladang seringkali memiliki lapisan lumpur yang menempel, mengandung banyak kotoran dan parasit. Akibatnya, usus siput menjadi padat, renyah, dan dagingnya lebih manis dan lebih kaya, sehingga cocok untuk dimasak dengan umbi pisang. Siput direndam semalaman dalam air beras, dan ditambahkan beberapa irisan cabai untuk membantu siput mengeluarkan lendir dan kotoran. Cangkang siput ladang seringkali berlumut dan berlumpur, sehingga perlu dibersihkan di bawah air mengalir.
.jpg)
Selanjutnya, rebus siput dalam panci berisi air mendidih dengan sedikit garam, beberapa iris jahe, dan serai yang dihaluskan untuk menghilangkan bau amis. Setelah cangkang siput terlepas, angkat dan masukkan ke dalam keranjang, biarkan dingin, lalu gunakan tusuk gigi atau tongkat kecil untuk mengambilnya. Ambil daging siput saja, buang isi perutnya, gosok dengan garam beberapa kali untuk menghilangkan lendir, lalu bilas dengan air. Daging siput yang berlemak dan renyah akan dimarinasi dengan bumbu-bumbu seperti bawang bombai, serai, merica, kecap ikan, dan sedikit kunyit untuk dimasak dengan batang pisang.
.jpg)
Masyarakat desa sering memilih akar pohon pisang muda atau pisang raja untuk memasak siput. Akar pisang digali, kulit tua dibuang, lalu dipotong tipis-tipis, direndam dalam air atau perasan lemon dengan beberapa butir garam untuk menghilangkan semua getah dan mengurangi rasa sepat.
Hidangan bekicot dan batang pisang cukup rumit. Setelah bekicot menyerap bumbu, mereka ditumis hingga kenyal. Setelah ditumis, batang pisang juga dimasukkan ke dalam panci, dibumbui dengan cuka lagi, dan dimasak hingga lunak.
.jpg)
Ketika semua bahan tercampur, seluruh panci mengeluarkan aroma yang kuat, manis, asam, dan pedas. Manisnya bekicot, sepatnya batang pisang, berpadu dengan asamnya cuka beras, dan pedasnya cabai segar... semuanya menciptakan simfoni kuliner yang bernuansa pedesaan. Perilla, daun sirih, dan bawang merah adalah bumbu wajib untuk membuat hidangan ini. Jika salah satu saja dari bahan-bahan ini hilang, hidangan ini akan kurang menarik.
"Dulu, waktu kecil, saya hanya tahu kalau hidangan ini mudah ditemukan dan dimasak. Setelah dewasa, saya menyadari bahwa kombinasi kedua makanan ini tidak hanya menciptakan hidangan sederhana, tetapi juga kaya nutrisi. Siput apel emas kaya akan protein dan mineral. Menurut pengobatan Timur, akar pisang memiliki rasa manis, bersifat dingin, dan berkhasiat meredakan panas serta mendetoksifikasi," tambah Ibu Uyen.
Rasa rumah
.jpg)
Di era modern ini, hidangan pelepah pisang yang dimasak dengan bekicot memang sudah jarang ditemui di menu makan sehari-hari. Namun, bagi mereka yang tumbuh besar di ladang dan pernah mencicipinya, hidangan ini akan selalu menjadi kenangan.
Setiap kali teringat hidangan pelepah pisang dan bekicot, Ibu Tran Thi Thuy Oanh teringat kampung halamannya. Ia mengatakan bahwa sudah lebih dari 10 tahun ia meninggalkan kampung halamannya untuk memulai bisnis di Kota Nha Trang. Meskipun telah menikmati banyak hidangan lezat, terkadang ia masih merindukan hidangan pelepah pisang dan bekicot buatan ibunya.
.jpg)
Ibu Oanh bercerita, ketika ekonomi masih sulit, setiap kali desa selesai panen, ibunya mengajak adik-adiknya ke ladang untuk menangkap bekicot. Beberapa keong apel dan akar pisang di halaman belakang saja sudah cukup untuk menghangatkan perut seluruh keluarga. Setiap kali pulang kampung, Ibu Oanh sering meminta ibunya memasak hidangan ini. "Rasa akar pisang muda yang kaya dan sedikit sepat, tekstur renyah keong apel, aroma yang kuat, dan sedikit rasa asam dari nasi fermentasi... saya masih tak bisa melupakannya," ujar Ibu Oanh.
Dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan metode memasak sederhana, hidangan ini telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
TRAN HIENSumber: https://baohaiduong.vn/dan-da-mon-cu-chuoi-nau-oc-buou-413096.html
Komentar (0)