Hon Khoai adalah nama gugusan pulau di Tenggara Tanjung Ca Mau , lebih dari 6 mil laut (14,6 km) dari daratan, dengan posisi penting dalam pertahanan dan keamanan nasional, dianggap sebagai pos terdepan yang menjaga langit, laut, dan daratan di Barat Daya Tanah Air.
Hon Khoai terkenal dengan pemandangan alam pegunungan dan hutannya yang liar serta hamparan lautnya yang luas. (Sumber: Mekong Exploration) |
Hon Khoai terdiri dari banyak pulau kecil: Hon Khoai, Hon Tuong, Hon Sao, Hon Doi Moi, dan Hon Da Le. Di antaranya, Hon Khoai merupakan pulau terbesar dengan luas sekitar 4 km² dan juga merupakan pulau tertinggi di atas permukaan laut, yaitu 318 m. Dahulu, tempat ini juga dikenal dengan berbagai nama seperti: Hon Giang Huong, Hon Doc Lap, atau Pulau Poulop pada masa penjajahan Prancis. Namun, karena bentuknya yang menyerupai kentang raksasa, penduduk setempat masih menyebutnya Hon Khoai hingga saat ini.
Sesampainya di sini, kita akan terhanyut dalam pemandangan alam pegunungan dan hutan, serta hamparan lautan. Berbeda dengan pegunungan utara yang indah dengan jalan-jalan megah dan pegunungan yang menjulang tinggi, pulau-pulau selatan menyimpan keindahan yang sederhana, murni, dan asli hingga ke ujung.
Hon Khoai adalah pulau yang terdiri dari bebatuan, perbukitan, dan hutan purba yang hampir utuh dengan banyak hutan berharga serta flora dan fauna yang kaya. Flora Hon Khoai memiliki lebih dari 1.400 spesies, termasuk pohon buah-buahan, pohon kayu, dan tanaman obat. Faunanya juga cukup kaya, dengan monyet, ayam hutan, ular piton bunga, biawak, tupai perut putih, dan lebih dari 20 spesies burung langka.
Hon Khoai dikenal sebagai pulau mutiara Dat Mui, dikelilingi pegunungan dan hutan, air laut biru yang tenang, dan peninggalan bersejarah. Di pulau ini terdapat dua pantai, yaitu Pantai Besar di Tenggara dan Pantai Kecil di Utara. Garis pantainya yang panjang dan terlindung angin merupakan tempat bagi para nelayan untuk berlabuh dan berlindung dari badai, serta menjadi tempat berkembang biak dan berlindung bagi berbagai spesies laut. Mulai dari plankton kecil hingga spesies akuatik bernilai ekonomi tinggi seperti cumi-cumi, lobster, udang mantis, kerapu, dan ikan cobia.
Terdapat dua pantai di pulau ini, yaitu Pantai Besar di Tenggara dan Pantai Kecil di Utara. (Sumber: Mekong Exploration) |
Di pulau ini, terdapat jalan utama dari Bai Lon ke puncak pulau, sepanjang sekitar 3 km, beraspal datar, dan dinaungi pepohonan hijau yang sejuk. Keistimewaannya adalah terdapat dua aliran sungai di pulau ini, yang menyediakan air tawar sepanjang tahun bagi unit militer yang bertugas di pulau ini dan para nelayan yang mencari ikan di sekitar area tersebut.
Di antara alam yang masih asli terdapat arsitektur budaya Barat yang berusia hampir seratus tahun, termasuk mercusuar yang dibangun oleh Prancis pada tahun 1920 yang terletak di puncak tertinggi Hon Khoai, yang dianggap sebagai salah satu mercusuar paling awal di perairan Vietnam.
Selain itu, Hon Khoai juga merupakan pencapaian revolusioner yang terkenal di wilayah Barat Daya. Di sini, pada 13 Desember 1940, guru Phan Ngoc Hien memimpin pasukan pemberontak untuk merebut kembali Hon Khoai, menandai tonggak sejarah yang gemilang dalam perjuangan rakyat dan tentara melawan penjajah asing. Pada tahun 1990, Hon Khoai diakui sebagai Peninggalan Sejarah dan Budaya Nasional.
Pada 13 Desember 1940, guru Phan Ngoc Hien memimpin pasukan pemberontak untuk merebut kembali Hon Khoai, menandai tonggak sejarah yang gemilang dalam perjuangan rakyat dan tentara melawan penjajah asing. (Sumber: Mekong Exploration) |
Hon Khoai juga merupakan pos terdepan yang menjaga kedaulatan suci wilayah barat daya Tanah Air. Oleh karena itu, lebih dari siapa pun, para prajurit Stasiun Radar 595 (Resimen 551, Wilayah Angkatan Laut 5), atau Stasiun Penjaga Perbatasan 700, selalu bertugas siang dan malam.
Dengan misi suci prajurit, kalian diibaratkan "perisai perbatasan Tanah Air". Beban yang kalian pikul adalah pendirian politik yang kuat, tekad yang kuat, dan keyakinan akan kemenangan yang telah ditempa oleh Partai dan tentara melalui masa-masa sulit.
Mayor Tran Van Khoi, Kepala Pos Penjaga Perbatasan 700, berbagi: "Pos itu rumah, laut adalah tanah air, nelayan, perwira, dan tentara di pulau itu adalah saudara sedarah." Semua orang di pulau itu selalu hidup rukun, ramah, dan tulus seperti saudara dalam keluarga. Ketika satu unit mendapat tugas, unit lain mengirimkan saudara untuk membantu, begitu pula sebaliknya. Ketika nelayan mengalami kesulitan di laut, tentara mengumpulkan orang dan peralatan untuk menyelamatkan mereka.
Di tengah laut selatan, meski kehidupan masih sulit, pasukan yang bertugas di gugusan pulau Hon Khoai masih berani dan teguh siang malam, siap bertempur demi kokohnya pertahanan laut dan pulau-pulau suci Tanah Air.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)