(NADS) - Suku Cham, salah satu etnis minoritas tertua di Vietnam, telah berkontribusi signifikan terhadap keragaman budaya nasional. Ritual tradisional, musik yang unik, dan kuliner lezat suku Cham tidak hanya mencerminkan keunikan kehidupan, tetapi juga merupakan khazanah budaya yang perlu dilestarikan dan dihargai.
Harmoni dengan langit dan bumi
Ritual Cham sarat dengan spiritualitas, perpaduan harmonis antara agama, kepercayaan, dan kehidupan sehari-hari. Di antara ritual-ritual tersebut, festival Kate merupakan acara terpenting dalam setahun, yang diadakan pada bulan ke-7 kalender Cham (sekitar bulan Oktober kalender Gregorian). Ini adalah kesempatan bagi masyarakat Cham untuk mengenang leluhur, raja, dan dewa-dewa mereka, serta berdoa memohon cuaca yang baik dan panen yang melimpah.
Festival Kate berlangsung di menara-menara kuno Cham seperti Po Klong Garai dan Po Nagar. Festival ini diawali dengan ritual mandi patung Lingga dan Yoni, yang melambangkan kesuburan dan pertumbuhan. Kemudian dilanjutkan dengan ritual persembahan, diiringi alunan khidmat drum ginang, terompet saranai, dan tarian tradisional yang anggun. Suasana festival ini merupakan perpaduan antara kesakralan dan kegembiraan, di mana masyarakat bersama-sama kembali ke akar mereka.
Gema Jiwa
Musik Cham adalah warisan berharga, yang menandai peradaban yang pernah gemilang. Instrumen tradisional seperti gendang ginang, terompet saranai, dan kanhi (biola dua senar Cham) tak hanya menjadi alat pertunjukan, tetapi juga jembatan antara manusia dan dewa.
Musik Cham seringkali berirama cepat dan kuat dalam ritual, tetapi juga memiliki momen-momen yang mendalam dan menyentuh jiwa dalam lagu-lagu rakyat. Khususnya, tarian apsara – yang terinspirasi oleh peri dalam mitologi India – menunjukkan kecanggihan dan keanggunan dalam setiap gerakannya, mencerminkan kekayaan kehidupan spiritual masyarakat Cham.
Perpaduan budaya dan kehidupan
Masakan Cham adalah dunia cita rasa unik yang kaya akan identitas. Hidangan Cham seringkali menggunakan bahan-bahan alami, memadukan rempah-rempah dan teknik pengolahan tradisional secara harmonis.
Salah satu hidangan paling terkenal adalah kari Cham, yang juga dikenal sebagai "ca pua". Hidangan ini terbuat dari daging kambing, sapi, atau ayam, yang dimasak dengan rempah-rempah khas seperti kunyit, kayu manis, dan adas bintang. Rasa yang kaya dan berlemak dari hidangan ini merupakan perpaduan sempurna antara masakan tradisional Cham dan pengaruh masakan India.
Selain itu, masyarakat Cham juga terkenal dengan roti jahe – kue kering renyah yang terbuat dari tepung ketan dan gula aren, dengan rasa manis. Hidangan ini tidak hanya menunjukkan keahlian memasak, tetapi juga dikaitkan dengan berbagai festival, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan budaya.
Hubungan dengan modernitas
Meskipun kehidupan modern telah membawa banyak perubahan, masyarakat Cham masih mempertahankan nilai-nilai tradisional mereka. Ritual, musik, dan kuliner tidak hanya hadir dalam kehidupan masyarakat, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Festival, desa kerajinan, dan hidangan tradisional telah berkontribusi dalam mempromosikan identitas budaya Cham kepada teman-teman internasional, menciptakan daya tarik tersendiri di peta budaya Vietnam.
Jejak budaya masyarakat Cham merupakan gambaran yang hidup, terkristalisasi dari sejarah, kepercayaan, dan kreativitas bangsa yang kaya akan tradisi. Ritual, musik, dan kuliner tidak hanya mencerminkan kehidupan yang kaya, tetapi juga merupakan warisan yang tak ternilai, berkontribusi pada keragaman dan kekayaan budaya Vietnam. Melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai ini adalah cara kita untuk menunjukkan rasa syukur dan melestarikan nilai-nilai berharga bagi generasi mendatang.
[iklan_2]
Sumber: https://nhiepanhdoisong.vn/dau-an-van-hoa-doc-dao-cua-nguoi-cham-15611.html
Komentar (0)