.jpg)
Melestarikan esensi budaya dalam kehidupan modern
Di tengah hiruk pikuk lingkaran gong dalam pertunjukan budaya, seniman Y Lanh (Kelurahan Nhan Co, Provinsi Lam Dong ) tersenyum gembira sambil mengetuk gong dengan cepat. Bunyi gong yang penuh semangat membuat seluruh ruangan menjadi terang benderang. Bagi Y Lanh, setiap pertunjukan bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga kesempatan untuk mewariskan kecintaan terhadap budaya, menjaga identitas M'nong tetap bergema di hutan lebat.
Bapak Y Lanh bercerita bahwa sejak kecil, ia sudah akrab dengan suara gong dalam berbagai perayaan, seperti perayaan padi baru, penyambutan tamu, atau upacara perpisahan. Semakin dewasa, semakin ia memahami bahwa di balik setiap alunan gong terdapat sebuah kisah, sebuah pesan tersendiri.
Setiap kali gong berdentang, saya merasa seperti sedang berbicara dengan kakek-nenek dan leluhur saya. Bagi saya, gong bukan hanya suara perayaan, tetapi juga ikatan sakral dengan akar saya.
Tuan Y Lanh mengaku

Menyadari bahwa warisan leluhur ini terancam punah, Bapak Y Lanh pun mengajarkannya kepada generasi muda di desa, karena beliau yakin hanya generasi itulah yang mampu membuat suara gong tersebut bergema selamanya di hutan besar tersebut.

Bagi Bapak Y Lanh, melestarikan budaya bukan sekadar melestarikan adat istiadat. Melestarikan budaya adalah cinta tanah air, sebuah cara sederhana untuk mengekspresikan patriotisme. Pengrajin Y Lanh mengungkapkan: "Mencintai tanah air bukanlah hal yang besar atau jauh. Menjaga agar suara gong tetap hidup, agar anak cucu kita dapat mengenal dan bangga akan hal itu, juga merupakan patriotisme."
Teruskan api untuk membuat identitas beresonansi
Jika Bapak Y Lanh merupakan sosok yang menabur benih-benih kecintaan terhadap budaya bagi generasi muda, maka Pengrajin Berjasa Thi Ai, Kecamatan Tuy Duc, Provinsi Lam Dong merupakan sosok yang tekun menyalakan api agar jati diri M'nong senantiasa bersinar dalam kehidupan masa kini.

Di usianya yang lebih dari 60 tahun, Ibu Thi Ai masih lincah memegang gong dan menari. Kisah hidupnya sama seperti banyak orang M'nong lainnya, lahir dan besar di lingkungan yang dijiwai oleh budaya M'nong. Sejak saat itu, Pengrajin Thi Ai bertekad dan mengabdikan seluruh jiwanya untuk melestarikan dan mengajarkannya kepada generasi mendatang.

Selama hampir 10 tahun, Ibu Thi Ai dengan gigih mewariskan ilmunya yang berharga kepada pemuda setempat. Ketika Klub Gong Pemuda Komune Tuy Duc didirikan pada tahun 2023, Ibu Thi Ai bersedia menjadi instrukturnya. Di bawah bimbingannya yang penuh dedikasi, pemuda setempat tidak hanya belajar bermain gong, menenun brokat, dan menari tarian rakyat, tetapi juga memahami makna spiritual dari setiap ketukan dan pola gong.
Jika suatu hari nanti generasi muda tidak lagi mengenalnya, budaya orang M'nong akan hilang. Oleh karena itu, setiap kali saya bisa mengajarkan sesuatu atau melestarikannya, saya merasa sangat bahagia dan tidak pernah merasa lelah.
Pengrajin Berjasa Thi Ai, Komune Tuy Duc, Provinsi Lam Dong
Kontribusi Ibu Thi Ai telah diakui dengan gelar Pengrajin Berjasa pada tahun 2019 dan banyak sertifikat penghargaan dari pemerintah daerah di semua tingkatan. Namun, yang paling disayangi Ibu Thi Ai adalah melihat anak-anak muda berlatih gong dengan antusias, menenun dengan antusias, dan tampil dengan percaya diri di berbagai festival. Hal itu merupakan pahala spiritual yang luar biasa, yang meneguhkan bahwa usaha mereka tidak sia-sia.
Bagi Ibu Thi Ai atau Bapak Y Lanh, melestarikan budaya suku M'nong juga merupakan cara untuk berlaga dalam patriotisme. Karena dalam setiap helai kain brokat, setiap ketukan gong, atau tariannya, tersimpan tanda abadi suku M'nong, sebuah sumbangsih yang membanggakan bagi kekayaan bersama negara ini. Ketika identitas ini terpelihara, masyarakat akan semakin bersatu, percaya diri dalam berintegrasi, dan membangun kehidupan baru.

Budaya bukan hanya kenangan masa lalu, tetapi juga perjalanan yang menghubungkan masa kini dan masa depan. Setiap pengrajin adalah "jembatan" untuk memastikan budaya M'nong tidak terputus, sehingga generasi mendatang dapat menerima, memelihara, dan berkarya.

Dalam kehidupan modern, identitas budaya merupakan sumber kebanggaan sekaligus fondasi bagi pembangunan berkelanjutan. Melestarikan budaya berarti melestarikan akarnya, meneguhkan patriotisme melalui tindakan sederhana namun bermakna. Berkat para perajin seperti Bapak Y Lanh atau Ibu Thi Ai yang berkontribusi secara diam-diam, suara gong, brokat, dan lagu daerah masyarakat M'nong akan selalu bergema dan bersinar di hutan agung ini.
Sumber: https://baolamdong.vn/gin-giu-ban-sac-m-nong-lan-toa-tinh-than-yeu-nuoc-393047.html
Komentar (0)