![]() |
Kaum muda mengorganisasikan penjelajahan dan menjelajahi alam di tempat-tempat dekat kota. |
Bagi banyak orang, staycation hanyalah menghabiskan beberapa jam bersantai di kamar, berjalan-jalan di taman hijau, atau mengunjungi kedai kopi yang baru dibuka. Yang lain memilih untuk mengunjungi tempat-tempat terkenal di ibu kota kuno yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya, atau yang hanya samar-samar mereka ingat dari masa sekolah.
Bapak Huynh Trong An, seorang warga Hue , berkata: “Waktu kecil, saya hanya pergi ke Kota Kekaisaran ketika sekolah saya mengadakan tur. Waktu besar, saya sibuk, dan ketika liburan tiba, saya takut dengan keramaian. Padahal, ada banyak tempat untuk dikunjungi di sekitar Hue: Bach Ma yang sejuk, laguna Lap An yang indah di sore hari, atau deburan ombak Pantai Thuan An. Tempat-tempat ini terasa familier, tetapi setiap kali saya mengunjunginya, rasanya baru.”
Pengalaman “akrab tapi aneh” inilah yang membuat banyak anak muda mencari staycation: tak perlu rencana rumit, biaya terjangkau tapi tetap cukup untuk menyegarkan diri.
Dari sudut pandang seseorang yang sering memilih staycation untuk "menyegarkan diri", Ibu Le Thuy Dung berbagi: "Saya memilih staycation karena cukup praktis, tidak butuh banyak waktu untuk bepergian. Terkadang ketika pekerjaan sedang padat, libur sehari justru membuat perjalanan terasa lebih melelahkan. Di tengah kota, masih banyak tempat menarik yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya."
Bagi Dung, staycation menghadirkan relaksasi dan kenyamanan, sekaligus membuka peluang untuk mengeksplorasi perspektif baru. Pilihan ini antara lain kafe-kafe di atap gedung dengan pemandangan terbuka, tempat Anda dapat melihat seluruh kota; atau berjalan-jalan di museum seni dan taman hijau untuk bersantai. Di sana, ia bisa duduk sendiri untuk membaca buku, merenung, atau sekadar menikmati perubahan ruang. "Saya rasa tren ini akan bertahan lama. Anak muda semakin menyukai pengalaman yang fleksibel, terjangkau, dan mudah dilakukan," ujar Dung.
Staycation di Hue bukan hanya tentang istirahat pribadi, tetapi juga tentang pengalaman berkomunitas. Ibu Dung mengenang saat ia mengikuti tur kuliner di pasar malam yang diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswa: “Saya pikir saya sudah familier dengan semua hidangannya, tetapi ternyata masih banyak hidangan yang aneh. Mendengar lebih banyak tentang sejarah restoran-restoran tersebut, saya merasa lebih terikat dengan kota ini. Hal itu menghilangkan stres dan menemukan perspektif baru.”
Di sisi lain, tren staycation juga telah mengubah cara kerja homestay di Hue. Dulu, homestay hanya melayani wisatawan dari berbagai daerah, tetapi kini jumlah tamu lokal yang mencari penginapan jangka pendek mulai meningkat. Mereka sering menyewa per jam atau semalam, terutama untuk beristirahat dan bersantai, alih-alih berpindah-pindah tempat.
Bapak Hoang Vu Nhat Quang, pemilik homestay Dorgan, mengatakan bahwa anak muda seringkali lebih menyukai gaya vintage yang dekat dengan alam, sehingga banyak homestay di Hue juga memilih desain ini. Berkat hal tersebut, para tamu mendapatkan pengalaman menginap yang lengkap tanpa harus pergi jauh. "Tren staycation membantu homestay mempertahankan jumlah tamu yang stabil, terutama selama musim sepi," ujar Quang.
Kedai kopi di Hue juga telah menjadi tempat staycation. Kedai kopi kini tak hanya menjadi tempat untuk menikmati minuman, tetapi juga tempat untuk menyelenggarakan lokakarya tembikar, mencetak lukisan rakyat, memutar film, dan bertukar musik. Berkat hal tersebut, kedai kopi telah menjadi ruang budaya komunitas bagi kaum muda.
Staycation bukan hanya solusi untuk menghemat waktu dan uang, tetapi juga mencerminkan tren gaya hidup anak muda Hue: fleksibel, nyaman, dan menghargai pengalaman-pengalaman kecil. Menginap di kota sambil menemukan sudut baru, ruang privat, sudah cukup untuk menghadirkan sensasi "keluar" yang sesungguhnya. Di tengah Hue yang terasa terlalu familiar, jalanan, toko, dan lanskap yang familiar berubah menjadi pengalaman tak terlupakan jika dilihat dari perspektif yang berbeda.
Di dunia, staycation telah menjamur pascapandemi COVID-19, ketika perjalanan jarak jauh menjadi sulit. Di Hue, tren ini tidak hanya mengikuti tren global tetapi juga berkaitan erat dengan karakteristik lokal: kota yang padat dan damai, namun beragam alam, budaya, dan kulinernya. Kaum muda di Hue kini belajar untuk "mencintai kembali" kota tempat mereka tinggal, dari hal-hal yang paling familiar. Dan staycation adalah salah satu cara yang mereka pilih: dekat, baru, ekonomis, dan penuh nilai spiritual.
Sumber: https://huengaynay.vn/du-lich/gioi-tre-va-trao-luu-du-lich-tai-cho-158606.html
Komentar (0)