Perjalanan untuk membawa seni lukis ke siswa etnis minoritas
Bapak Le Van Dao (lahir tahun 1989), seorang etnis Thailand, lahir dari keluarga miskin di komune Chau Hong, Nghe An. Memahami kesulitan dan kekurangan anak-anak di dataran tinggi, setelah lulus dengan gelar Seni Rupa dari Universitas Pendidikan Seni Pusat ( Hanoi ), alih-alih tinggal di kota, beliau memilih untuk kembali ke kampung halamannya untuk mengajar, dengan membawa aspirasi untuk "menabur benih" seni bagi anak-anak etnis minoritas. Dengan semangat tersebut, pada tahun 2017, Bapak Le Van Dao mendirikan dan mengelola kelompok Seni Rupa di Sekolah Dasar Chau Tien. Upaya ini dilakukan dalam konteks minimnya kondisi materi sekolah di pegunungan tersebut.
Berawal dari ruang kelas sederhana dengan minimnya bahan ajar atau kertas gambar, Pak Dao tetap gigih menanamkan benih-benih seni kepada murid-muridnya. Baginya, seni bukan hanya sekadar mata pelajaran, melainkan juga sarana bagi para siswa di dataran tinggi, terutama etnis minoritas, untuk mengekspresikan emosi dan pikiran mereka. Kehidupan para siswa masih penuh kekurangan, tetapi dalam situasi tersebut, Pak Dao pantang menyerah. Berkali-kali, beliau menggunakan uang pribadinya untuk membeli bahan ajar, menyelenggarakan kelas tambahan di akhir pekan, dan berfokus melestarikan kepolosan dan identitas daerah dalam lukisan para siswa.
Lukisan “Menumbuk Padi Bersama Orang Tua” dan Suara Anak-Anak
Semangat tersebut menjadi landasan bagi para guru dan siswa Sekolah Dasar Chau Tien untuk berpartisipasi dalam kontes "Dengarkan Anak Anda Berbicara", sebuah kegiatan dalam Proyek 8 "Menerapkan Kesetaraan Gender dan Memecahkan Masalah Mendesak bagi Perempuan dan Anak", di bawah Program Target Nasional tentang Pembangunan Sosial Ekonomi di Daerah Pegunungan dan Suku Minoritas.
Lukisan "Menumbuk padi bersama orang tua" karya Vi Min Chon
Pada tahun 2023, di bawah bimbingan guru Dao yang berdedikasi, Vi Min Chon, seorang siswa kelas tiga dari suku Thailand, melukis gambar "Menumbuk Padi Bersama Orang Tua" dan memenangkan juara kedua dalam kontes "Mendengarkan Anak-Anak Berbicara". Gambar tersebut menggambarkan kembali gambaran yang familiar tentang pekerjaan di keluarganya, sebuah keluarga Thailand dengan banyak kesulitan di komune dataran tinggi, tetapi selalu penuh cinta dan berbagi. Vi Min Chon tinggal bersama kakek-neneknya, memiliki situasi keluarga yang sulit, pendiam, dan pemalu. Melalui lukisan, ia dengan percaya diri mengekspresikan suaranya. "Saya ingin menyampaikan pesan kepada teman-teman saya: Ketahuilah bagaimana cara menghargai kesehatan dan menjaga identitas etnis Anda. Saya harap keluarga saya akan selalu sehat, penuh kasih, dan dekat satu sama lain," ungkap Chon.
Tanpa memaksakan pandangannya pada lukisan murid-muridnya, Pak Dao selalu dengan sabar membimbing mereka tentang cara memvisualisasikan, menyusun komposisi, dan memilih warna agar lukisan mereka sederhana namun tetap menonjol. "Lukisan yang indah tidak membutuhkan banyak karakter, tetapi membutuhkan sorotan yang jelas. Yang terpenting adalah menjaga emosi dan kepolosan anak-anak," tegas Pak Dao.
Menurut Ibu Luong Thi Ha, Ketua Persatuan Petani Komune Chau Hong, mantan Ketua Persatuan Perempuan Komune Chau Tien (lama), berbagi: "Guru Dao telah menciptakan model komunikasi kreatif, menjadikan lukisan tidak hanya sebagai seni tetapi juga sarana menyampaikan pesan dari anak-anak".
Sumber: https://phunuvietnam.vn/giup-tre-em-dan-toc-thieu-so-ke-chuyen-bang-net-ve-20250813142415899.htm
Komentar (0)