
Di akhir pekan, Tuan dan Nyonya Minh sibuk membersihkan rumah, menyiapkan makanan dan minuman sejak pagi untuk menyambut keluarga Nam, putra sulung yang tinggal di Provinsi Nghe An . Mai, putri bungsu yang sudah berkeluarga dengan suami dan anak-anaknya, pulang lebih awal untuk membantu orang tuanya. Semua orang menantikan pertemuan dengan keluarga Nam karena ia memulai bisnis jauh dari rumah dan sibuk bekerja, sehingga ia jarang punya waktu untuk mengajak istri dan anak-anaknya pulang berkunjung. Nyonya Minh dengan riang berkata: "Ayam rebus biji teratai ini favorit keluarga Nam, dan ini spesialnya Mai, ikan mas goreng. Ibu sudah menyiapkan semua hidangan lezat untuk kalian."
Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, mengobrol dan bekerja, suasana kekeluargaan terasa secerah Hari Raya Tet. Menjelang siang, keluarga Nam telah pulang. Setelah makan malam, Mai dan adik iparnya selesai membersihkan dapur dan berniat pergi ke ruang tamu untuk bertanya dan mengobrol dengan keluarga, tetapi yang mereka lihat hanyalah kakaknya yang terpaku pada layar ponselnya. Kedua anak Nam, yang satu sedang berkirim pesan dan mengobrol dengan teman-temannya, yang satu lagi sedang bermain gim di kamarnya... Sementara itu, Tuan dan Nyonya Minh duduk linglung memperhatikan anak-anak dan cucu-cucu mereka asyik dengan urusan mereka masing-masing.
Melihat itu, Mai berkata dengan lantang: Oh, kamu sudah pergi selama setahun, sebulan, tanpa bicara atau curhat kepada orang tuamu, tetapi begitu kamu meletakkan mangkuk dan sumpitmu, kamu langsung menyalakan ponselmu. Begini, orang tuamu ingin anak-cucu mereka pulang untuk berkumpul kembali dan mempererat hubungan mereka. Namun, kerabat duduk berdekatan, tetapi perasaan mereka terasa jauh karena masing-masing asyik dengan ponsel mereka. Pelukan, tatapan, sapaan sederhana... menjadi langka. Jika kamu tidak berubah untuk memberi contoh kepada anak-anakmu, hubungan antar anggota keluarga kita akan semakin jauh. Aku sarankan kamu dan anak-anakmu meletakkan ponsel, mengajak orang tuamu minum teh, makan buah untuk pencuci mulut, dan mengobrol.
Tuan Nam segera meletakkan telepon dan mengingatkan anak-anaknya untuk menyimpan telepon mereka.
Tak dapat dipungkiri, ponsel pintar memang membawa banyak kemudahan bagi manusia. Hanya dengan perangkat yang ringkas, kita dapat terhubung dengan dunia , bekerja, menikmati hiburan, belajar, berbelanja... Namun, kebiasaan menggunakan ponsel pintar secara berlebihan menyebabkan sebagian orang kehilangan kemampuan untuk terhubung secara emosional, acuh tak acuh terhadap orang yang mereka cintai. Anak-anak kurang mendapat perhatian dari orang tua karena asyik berselancar di internet. Suami istri duduk bersebelahan, tetapi masing-masing asyik dengan dunianya sendiri. Acara kumpul keluarga dan pertemuan dengan teman-teman lambat laun berubah menjadi pertemuan layar biru, alih-alih tawa hangat. Tak hanya itu, penggunaan ponsel pintar yang berlebihan juga menimbulkan banyak konsekuensi yang mengkhawatirkan. Anak-anak lambat dalam perkembangan bahasa, mengalami gangguan perilaku akibat paparan perangkat elektronik sejak dini dan dalam jangka panjang. Anak muda dan remaja yang asyik dengan dunia maya mudah terpengaruh oleh tren berbahaya dan berita palsu karena mereka tidak tahu cara melindungi diri di dunia maya...
Saat ini, dalam konteks revolusi industri 4.0 dengan ledakan teknologi informasi, kita tidak bisa mengabaikan teknologi, tetapi kita bisa menguasai teknologi sepenuhnya, alih-alih membiarkannya menguasai kita. Mari kita mulai dengan tindakan kecil: Letakkan ponsel saat makan, luangkan waktu untuk mengobrol dengan anak-anak setiap malam; tanyakan kabar kerabat secara lisan, alih-alih hanya mengirim pesan. Setiap orang tua memberi contoh kepada anak-anak mereka dalam menggunakan ponsel secara efektif dan wajar. Sekolah dan keluarga perlu mendidik anak-anak tentang cara menggunakan perangkat elektronik dan ponsel secara cerdas dan tepat.
Sumber: https://baohungyen.vn/hay-bo-dien-thoai-xuong-3188738.html










Komentar (0)