![]() |
Bisakah pelatih Shao Jiayi membantu sepak bola Tiongkok mendapatkan kembali posisinya? |
Pada sore hari tanggal 5 November, Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (CFA) mengejutkan semua orang dengan memilih seorang ahli strategi domestik yang kurang berhasil untuk menjadi pelatih tim nasional. Pelatih Shao Jiayi, lahir tahun 1980, adalah salah satu pemain Tiongkok tersukses di Eropa.
Ia bermain 36 kali untuk tim nasional Tiongkok (2000–2011), mencetak 9 gol, berpartisipasi dalam Piala Dunia 2002, dan berperan penting dalam keajaiban membawa tim tuan rumah ke final Piala Asia AFC 2004. Puncak karier Shao berlangsung hampir 10 tahun di Jerman untuk klub-klub seperti TSV 1860 München, Energie Cottbus, dan MSV Duisburg.
Namun, sebagai pelatih, Thieu Gia Nghi belum terlalu sukses. Ia pernah menjadi asisten di Beijing Guo An Club dan tim muda U-19/U-23 Tiongkok. Pada musim 2025, pelatih ini membuat gebrakan ketika membantu Qingdao West Coast—tim yang baru promosi ke Liga Super Tiongkok—memberikan kejutan dan berhasil bertahan di liga.
Namun, pilihan CFA terhadap pelatih lokal yang kurang berhasil telah menimbulkan kontroversi besar. Reaksi para penggemar di media sosial Tiongkok sebagian besar skeptis, karena tim nasional telah lama mengalami penurunan. Banyak penggemar yang menyatakan keinginan mereka agar CFA menunjuk pelatih ternama dari Eropa yang memahami sepak bola modern.
Pada bulan Juni, Asosiasi Sepak Bola Tiongkok mengakhiri kontrak dengan pelatih Branko Ivankovic dan staf kepelatihannya setelah kekalahan dari Indonesia di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Menurut pengumuman CFA, keputusan tersebut diambil setelah tim Tiongkok gagal lolos ke putaran keempat Piala Dunia 2026. Klausul dalam kontrak tersebut memungkinkan CFA untuk secara sepihak mengakhiri kerja sama dengan ahli strategi Kroasia tersebut jika tujuan lolos ke putaran tersebut tidak tercapai.
Sumber: https://znews.vn/hlv-moi-cua-tuyen-trung-quoc-gay-tranh-cai-post1600131.html







Komentar (0)