Menurut seorang reporter VNA di Indonesia, sebuah meteorit jatuh ke Laut Jawa pada malam hari tanggal 5 Oktober, menciptakan seberkas cahaya terang dan ledakan keras yang membuat takut orang-orang di banyak wilayah kota Cirebon, provinsi Jawa Barat.
Banyak warga di wilayah Cirebon Timur, khususnya di sekitar Lemahabang, mengaku melihat bola api raksasa melesat di langit, meninggalkan jejak berwarna merah jingga terang sebelum menghilang di kejauhan, disusul beberapa detik kemudian ledakan keras.
Kamera pengawas di area tersebut juga merekam adanya objek bercahaya yang bergerak dengan kecepatan tinggi pada saat itu, yang bertepatan dengan data getaran yang terekam oleh sensor seismik ACJM milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Cirebon pada pukul 18.39 tanggal 5 Oktober.
Menurut BMKG, meteorit tersebut bergerak melintasi langit Kuningan dan Cirebon ke arah barat daya antara pukul 18.35 hingga 18.39 sebelum jatuh ke Laut Jawa.
Saat memasuki atmosfer bawah, meteorit menciptakan gelombang kejut kuat yang menyebabkan ledakan keras dan getaran dahsyat.
Astronom Thomas Djamaluddin dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengonfirmasi bahwa meteorit tersebut cukup besar dan menembus atmosfer. Namun, cahaya dan ledakan yang terdengar oleh masyarakat sama sekali tidak berbahaya.
Para ahli mengatakan bahwa ketika meteorit besar memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan puluhan kilometer per detik, gesekan yang sangat kuat dengan udara akan menyebabkannya terbakar, menciptakan bola api dan gelombang kejut yang menyebar ke seluruh ruang angkasa.
Ke depannya, BRIN akan terus menganalisis data dari stasiun pengamatan dan satelit untuk menentukan ukuran, lintasan, dan lokasi meteorit yang tepat. Saat ini belum ada tanda-tanda pecahan meteorit jatuh di area permukiman.
Source: https://www.vietnamplus.vn/indonesia-thien-thach-roi-tao-cau-lua-ruc-sang-tren-bien-java-post1068427.vnp
Komentar (0)