Pada tanggal 26 November (waktu setempat), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Israel dan Hizbullah menerima perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh AS dan Prancis.
Kesepakatan ini membuka jalan bagi diakhirinya konflik lintas perbatasan Israel-Lebanon yang telah menewaskan ribuan orang sejak konflik Gaza meletus tahun lalu.
Kawasan Rweiss di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, setelah serangan Israel pada 9 November. (Foto: Getty Images)
Biden menyampaikan pernyataan tersebut di Gedung Putih tak lama setelah kabinet keamanan Israel menyetujui kesepakatan tersebut dengan suara 10-1. Presiden AS tersebut mengatakan telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati. Kedua belah pihak sepakat bahwa pertempuran akan berakhir pukul 4 pagi tanggal 27 November (waktu Timur Tengah).
"Perjanjian ini bertujuan untuk mengakhiri permusuhan secara permanen," ujar Presiden Biden, seraya menambahkan bahwa Israel akan menarik pasukannya secara bertahap selama 60 hari sementara tentara Lebanon mengambil alih wilayah dekat perbatasan untuk memastikan Hizbullah tidak membangun kembali infrastruktur di sana.
“Masyarakat di kedua belah pihak akan segera dapat kembali dengan selamat ke komunitas mereka,” tegas Biden.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik penandatanganan perjanjian tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan "hasil kerja keras selama berbulan-bulan dengan otoritas Israel dan Lebanon, dalam koordinasi yang erat dengan Amerika Serikat".
Perdana Menteri sementara Lebanon, Mikati, mengatakan ia menyambut baik kesepakatan tersebut. Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, sebelumnya mengatakan bahwa militer negara itu siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan seiring dengan penarikan Israel.
Perdana Menteri Israel Netanyahu menyatakan siap melaksanakan gencatan senjata dan akan merespons dengan tegas setiap pelanggaran oleh Hizbullah. Ia mengatakan gencatan senjata akan memungkinkan Israel untuk mengisi kembali persediaan senjata yang menipis dan memberi tentara waktu istirahat, sekaligus mengisolasi Hamas, kelompok militan yang memicu konflik regional ketika melancarkan serangan roket ke Israel dari Gaza pada 7 Oktober 2023.
Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa AS dan Prancis akan bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dalam sebuah mekanisme untuk berkoordinasi dengan tentara Lebanon guna mencegah pelanggaran gencatan senjata. Pejabat tersebut mengonfirmasi bahwa pasukan tempur AS tidak akan dikerahkan.
Presiden AS Biden, yang akan meninggalkan jabatannya pada bulan Januari, mengatakan pemerintahannya akan terus mendorong gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, tempat Israel memerangi Hamas, serta kesepakatan untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/israel-va-hezbollah-dong-y-ngung-ban-ar909843.html
Komentar (0)