Murid-murid dari berbagai negara menghadiri kursus pelatihan khusus di Kota Ho Chi Minh.
Satu per satu, delegasi internasional menginjakkan kaki di Kota Ho Chi Minh: dari Prancis – tempat lahir pertama Vovinam di Eropa, hingga Jerman, Portugal, Aljazair – negeri-negeri jauh yang telah bekerja keras melestarikan seni bela diri Vietnam sebagai bagian dari budaya asli mereka. Mereka datang bukan hanya untuk berlatih, tetapi juga untuk menemukan akar mereka – titik awal perjalanan yang telah membentuk sebagian dari diri mereka.
Di Aula Leluhur Vovinam, ruang itu hening sejenak ketika ratusan murid menundukkan kepala mengenang Sang Pendiri Nguyen Loc, Grand Master Le Sang, dan mendiang Master Tran Huy Phong… Air mata mengalir tanpa suara, tanpa perlu penjelasan. Karena Vovinam di dalam diri mereka tak lagi asing – ia telah menjadi daging dan darah, sebuah keyakinan, sebuah misi yang melekat pada kehidupan.
Master Vo Danh Hai – Wakil Presiden Asosiasi Seni Bela Diri Dunia – berkata dengan sangat sederhana namun mendalam: “Seni bela diri bukanlah tentang tendangan dan pukulan, melainkan tentang kenangan dan budaya generasi yang bersyukur dan melestarikannya.” Pernyataan itu seakan mewakili hati seluruh delegasi internasional – orang-orang yang, meskipun berbicara dalam bahasa yang berbeda, tetap memiliki detak jantung yang sama ketika berdiri di bawah atap Kuil Leluhur.
Kursus ini berlangsung selama tiga hari, tetapi memberikan kedalaman dari pengalaman berlatih selama bertahun-tahun. Para siswa internasional dan Vietnam tidak hanya berlatih teknik-teknik seperti latihan ganda, tendangan, dan bela diri, tetapi juga berpartisipasi dalam topik-topik khusus: mulai dari penanganan cedera dalam seni bela diri, hingga filosofi inti seperti "Revolusi Pikiran dan Tubuh", "Pengembangan Kekerasan dan Kelembutan", dan nilai-nilai hidup dalam etika seni bela diri.
Hal yang paling berharga bukanlah seni bela diri yang tajam, tetapi semangat berbagi tanpa syarat: mereka berlatih bersama, makan bersama, tidur di ranjang kayu kasar yang sama, dan setiap tawa yang bergema di halaman latihan adalah jembatan yang lebih panjang dari bahasa apa pun.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kursus pelatihan seni bela diri tradisional telah resmi terhubung dengan Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam dan Departemen Olahraga dan Pelatihan Fisik Vietnam. Vovinam, yang kini bukan lagi kegiatan tertutup di sekolah seni bela diri, direncanakan sebagai jembatan lintas batas budaya, pendidikan , dan olahraga.
Setelah Kota Ho Chi Minh, delegasi internasional akan melanjutkan perjalanan mereka "kembali ke sumber" di Hanoi , Thach That - kampung halaman Pendiri Nguyen Loc - untuk terus memperdalam filosofi hidup Vietnam, dan mempelajari lebih banyak tentang budaya Vietnam dari kehidupan hingga jiwa.
Upacara penutupan di Sekolah IVS menjadi puncak acara pelatihan dalam suasana yang khidmat namun meriah. Dari pertunjukan Singa-Singa-Naga, hingga penampilan seni bela diri dan musik oleh seniman bela diri muda dari Jepang, Spanyol, klub Vovinam Vietnam, dan tim Taekwondo Vietnam – setiap pertunjukan bagaikan sebuah penegasan: seni bela diri Vietnam siap untuk berdiri berdampingan dengan budaya dunia.
Dari sebuah filosofi kecil di Vietnam, Vovinam telah berkembang menjadi warisan hidup umat manusia. Lebih dari sekadar seni bela diri, ia adalah sebuah semangat – rasa syukur, berbagi, dan kemanusiaan yang abadi. Dan selama genderang pembuka masih bergema, sorak-sorai para murid masih menggema di lantai latihan, Vovinam – Viet Vo Dao akan selamanya tetap bagai api yang tak terpadamkan dalam jiwa para pencinta seni bela diri di seluruh dunia.
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/khoa-huan-luyen-quoc-te-vovinam-viet-vo-dao-2025-2025071110402863.htm
Komentar (0)