Cerita ini tentang orang-orang dengan gangguan jiwa yang dirawat di sebuah rumah sakit kecil, di mana perawatan tidak hanya diberikan melalui pengobatan tetapi juga melalui cinta, kasih sayang, dan perhatian.
Hinh Hung dan Tieu Bao Quoc (kanan) berperan sebagai ayah dan anak.
KEEMASAN
Setiap orang memiliki keadaan masing-masing; mereka diperlakukan semena-mena dan ditindas oleh kehidupan, yang menyebabkan gangguan mental. Beberapa dikhianati dalam cinta, yang lain dikejar hutang, beberapa kecanduan narkoba, dan beberapa diserang saat siaran langsung... Tetapi mereka telah menemukan tempat perlindungan yang damai selama masa-masa kelam mereka. Orang-orang seperti Dokter Tuong (Le Anh Bang), Perawat Quyen (Kha Nhu), dan Ibu Nam sang juru masak (Phuong Lan) telah menggambarkan citra "seorang dokter yang penyayang seperti seorang ibu," dan rumah sakit jiwa ini berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi individu-individu yang rentan ini.
Para aktor utama dan pendukung, seperti Anh Duc, Lam Nguyen, Huu Dang, Diem Phuong, Hinh Hung, Tu My, Bao Linh, dan lain-lain, memainkan peran mereka dengan sangat baik, membuat penonton tertawa terbahak-bahak berkali-kali. Peran para pasien yang polos namun sangat menggemaskan sangat memikat, terutama Huynh Phuong, anggota terkenal dari grup FAPtivi, yang memerankan musisi Vu, yang dikhianati dalam cinta tetapi menemukan cinta baru di rumah sakit. Ketika Vu mengalami "momen komedinya," dia sama sekali tidak mengganggu; sebaliknya, dia berubah menjadi seorang sutradara yang bermartabat dan elegan, yang sangat lucu. Akting komedi yang tenang seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Drama ini menyentuh hati namun tetap menghibur.
KEEMASAN
Yang paling mengesankan adalah penampilan Tieu Bao Quoc, seorang komedian yang mumpuni, tetapi ia juga mampu berakting secara dramatis dengan sangat baik. Kali ini, ia memerankan Tuan Tri, seorang pasien yang sudah sembuh dan merindukan anak-anaknya untuk membawanya pulang saat Tết (Tahun Baru Imlek). Namun, sang putra lebih memprioritaskan keluarga kecilnya sendiri daripada kesepian ayahnya. Adegan panjang antara ayah dan anak itu membuat penonton menitikkan air mata. Momen hening ini sangat berharga, meningkatkan kualitas naskah.
Tampaknya panggung dapat menyeimbangkan keseriusan dan hiburan dengan sempurna, alih-alih menjadi dilema sulit antara pasar dan seni.
Tautan sumber






Komentar (0)